Kaskus

Story

lembugantengAvatar border
TS
lembuganteng
Memimpin Itu Tidak Gampang
Memimpin Itu Tidak Gampang



Memimpin Itu Tidak Gampang



*Lembu = saya tapi bukan nama yan sebenarnya.

Suasananya adalah setelah olahraga dan kegiatan siswa di hari sabtu, karena memang hari sabtu merupakan hari ekstrakurikuller.

"Mas Lembu tolong kamu menjadi ketua di tim ini, ya ....Karena si Amir sedang sakit dan kita 1 minggu lagi akan mengikuti LT II (Latihan tingkat 2)." Kata Ibu Pembina. Ibu Pembina tersebut bernama Ibu Lastri Lasmini.

"Wah, kenapa saya Bu? Kenapa enggak si Arifin saja? Arifin orangnya rajin, Bu. Saya kurang rajin dan menurut saya jika saya dijadikan ketua tim rasanya kok saya enggak mampu." Jawabku pasrah.

"Sudah, gapapa. Kamu ketua tim, ga perlu protes lagi."

" ... " Aku terdiam sebentar.

"Bagaimana kok malah diam?"

"Baik, Bu" Sahutku

Sejak hari itu secara resmi saya menjadi seorang ketua tim Naga dari regu Pramuka di SMPN 1 Kedung Kandang dan sesalnya saya harus menerima keadaan itu walaupun keadaan hati tidak mau.

Aku bukan orang yang rajin kawan, aku orangnya selo-santai, engga suka ribet dan males berinisiatif. Tetapi kondisiku sekarang berbeda, aku diharuskan untuk bersikap tegas, kuat, tahan banting, berani dan yang paling enggak aku suka "rajin". Yah, aku orangnya ini anti rajin, aku ini sangat pemalas, hobiku tidur dan makan. Dan bodohnya aku menerima posisi sebagai ketua tim. Dan bodohnya lagi aku malah ikut ekstrakuriller Pramuka.

Sebenarnya aku memilih ekstrakuriller ini bukan karena aku suka sama yang namanya pramuka, tetapi karena ada cewek yang gue incer sejak Sekolah Dasar dan dia sedang mengikuti kegiatan pramuka. Aku ingin dekat dengannya kawan, ingin berteman dengannya saja sudah lebih dari cukup. Namun, aku malah dikasih tantangan ya sudahlah hahaha.

1 hari menjelang LT II (perkemahan antar SMP tingkat kabupaten) , pada saat latihan membuat tenda bersama teman-teman.

"Oi, bisa mengikat tendanya enggak, tolol banget!" Kataku marah melihat si Rifky tidak bisa menali dengan benar.

"Eh, ini sudah benar, Ketua abal-abal."

"Weh, apa Lu bilang? Ketua abal-abal? Gini-gini gue ketua elu. Gue Dalang, Lu wayang. Wayang harus nurut sama si Dalang. Lu harus nurut sama Gue, kalau Gue bilang A, ya elu harus lakuin A. Kalau gue bilang B. Elu harus lakuin B. Gimana sih? Paham apa enggak?" Gue emosi.

"..." Rifky

Seketika itu juga si Rifky bergegas meninggalkan tempat itu. Teman-teman yang lain pun kaget, dan karena gue emosi gue enggak mengejarnya.

Setelah melepaskan kemarahan kepada Rifky, jujur di dalam hati saya menyesal. Saya takut jika apa yang saya katakan menyakiti hati Rifky. Namun disatu sisi saya malu untuk menyusul dia, harga diri adalah harga mati bagi saya, tidak mau saya menelan ludah kembali.

Namun tiba-tiba Arifin menyusul si Rifky.

Melihat si Arifin, aku menjadi agak ga enak. Karena mengingat akulah yang memarahi si Arifin bukan dia. Hatiku semakin bimbang. Aku tahu secara benar-benar jika aku salah, namun ego tetap menjaga pendirianku untuk tetap tidak beranjak dari tempat latihan. Aku bingung. Aku galau.

Menjadi ketua tim atau lebih tepatnya menjadi seorang pemimpin ternyata tidak segampang yang aku kira. Disini kredibilitasku benar-benar diuji.

Tiba-tiba saja kakiku melangkah sendiri mengejar langkah si Arifin. Bukan, aku tidak melangkah melainkan aku berlari mengejar mereka. Disana aku melihat Arifin sedang menenangkan si Rifky.

Aku mendekati mereka.

"Rif, tadi aku minta maaf ya" Aku minta maaf kepadanya.

"..." Rifky terdiam

Aku melihat matanya memerah, nampaknya dia tadi habis menangis.

"Aku minta maaf, Rif. Karena aku tadi berkata kasar sama kamu" sahutku walaupun tidak terbalas.

"..." Rifky tetap terdiam

"Sudah Mbu, Rifky biar sama aku saja. Kamu kembali saja ke latihan tidak apa-apa". Kata Arifin.

"Tapi Fin ..."

"Sudah tidak apa-apa"

Saat itu aku sadar bahwa menjadi ketua (pemimpin) tidaklah gampang. Dibutuhkan kesabaran dan kesadaran akan menghadapi orang lain. Komitmen itu gampang karena kita menghadapi diri kita sendiri, namun ketika kita dihadapkan dengan orang lain itu menjadi berbeda karena orang lain memiliki pendapat dan pribadi yang lain dengan kita. Menjadi pemimpin bukanlah pekerjaan yang mudah, karena seorang pemimpin dituntut untuk menajadi pribadi yang memiliki daya among (merawat/memelihara) dari pribadi-pribadi yang memiliki beragam warna (ciri khas sendiri-sendiri).

Saat itu aku berinisiatif. Aku matur (ngobrol) kepada Ibu Lastri Lasmini bahwa aku mengundurkan diri sebagai ketua tim. Bagiku Pemimpin itu ga cuma orang yang bisa memimpin tapi orang yang mau dipimpin juga. Aku ingin menjadi seorang seperti itu.  Hari ini aku memang gagal, tetapi hari akan menjadi pelajaran yang enggak pernah aku lupain selama hidupku.

Salam Pramuka.


Sumber : Pengalaman Pribadi ketika masih SMP
anasabilaAvatar border
anasabila memberi reputasi
1
375
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan