- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Cerita Di Warung Kopi Ketika Ibukota Negara Resmi Di Pindah !!


TS
.nona.
Cerita Di Warung Kopi Ketika Ibukota Negara Resmi Di Pindah !!







Quote:

sumber gambar
"Akhirnya Ibukota Negara Kita Pindah Cuyy "
Suara cempreng dari seseorang di warung kopi membuat kaget kami bertiga, sebenarnya kami berasal dari desa Tumaritis yang merupakan desa mitos para punawakawan. Terlebih saat ini Bagong, Gareng dan Petruk sedang asik serupuut kopi di salah satu warung kopi di pinggiran jalan Samarinda-Balikpapan tepatnya di pinggir kawasan Bukit Suharto. Sebuah hutan konservasi di Kalimantan Timur namun saat ini statusnya sangat mengkhawatirkan.
Indonesia memang sedang ramai tentang berita kepindahan pemerintahannya dari Jakarta ke Kalimantan Timur, di warkop ini pun juga desas desus berita itu menjadi santapan hangat para penikmat kopi di warung ini.
"Emang kapan Ibukota pindah ? " Tanya Bagong.
"Kalau ga salah sih tahun 2024 cuy.." seru Gareng.
"Ribet pake pindah Ibukota segala, jadi makan biaya sudah tahu negara kita itu sedang banyak masalah !! Belum lagi PNS pada bingung kalo pindah, yang jelas keluarganya ada yang dibawa pindah juga" Seloroh Petruk.

sumber gambar
"Maksudnya ?" Tanya Bagong ke Petruk.
"Lahh.. ente kan tau masalah rasis, kemiskinan dan juga pendidikan negeri ini sangat tertinggal. Buktinya pengusaha Taxol Malaysia aja bilang negara kita ini miskin.. toh memang benar untuk apa marah ? Marahlah sama yang suka korupsi kalau bisa ya dihukum mati saja kaya maling ayam dibakar massa !!" Ketuss petruk.
"Mbok ya eling toh Truk...Nah ini kenapa Ibukota di pindah salah satunya ingin mengentaskan kemiskinan.." ucap Gareng.
"Yang ada nambah miskin, wong bangun infrastruktur pakai uang hutang..." lalu Petruk pun menyerupuutt kopinya.

sumber gambar
"Bukan begitu cara kerjanya, kenapa pemerintah pusat di pindah ?"
"Kenapa tuh Reng? " Tanya Bagong.
"Pemerintah pusat pastinya ketika berada di wilayah dengan negara tetangga yang lebih makmur seperti Malaysia dan Brunai jelas akan terpacu untuk mengentaskan kemiskinan di perbatasan Kalimantan itu yang pertama. Lanjutannya basis militer dan kekuatan terbesar berada di Ibukota tentu saja akan mudah untuk memantau area perbatasan dengan tetangga.
Kemiskinan itu terjadi hampir di semua wilayah karena warga desa merasa kota adalah wilayah yang sangat mudah untuk mencari uang, sudah dari dulu Jakarta di serbu kaum urban akhirnya desa-desa pun sepi hingga aktivitas ekonomi tak berkembang disana. Disinilah perlunya Ibukota baru untuk pemerataan fasilitas, bila di kalimantan maka sudah pasti kota-kota di Serawak akan head to head dengan Ibukota Indonesia"
"Jadi maksudnya kota-kota yang ada di Kalimantan pun ikut berkembang..?" Tanya Bagong kembali.
"Tepat dengan adanya Ibukota di Kalimantan Timur maka kota-kota di kalimantan lainnya akan berkembang. Bahkan perkembangan Ibukota akan menggoda pulau Sulawesi untuk ikut berkembang karena dekat juga dengan Kalimantan Timur. Daerah perbatasan pun terkena imbasnya dengan infrastruktur yang merata di Kalimantan komoditi untuk harian masyarakat yang di produksi pengusaha lokal harganya akan lebih terjangkau nantinya di pasar-pasar. Saat ini mereka di perbatasan lebih senang belanja ke Malaysia dan itu fakta di lapangan karena lebih murah maka yang terjadi peredaran ringgit Malaysia di wilayah kita menjadi masalah tersendiri untuk Indonesia"
"Jadi kamu setuju dengan Petruk..? " Bagong kembali menyelidik.

sumber gambar
"Secara garis besar masalah miskin dan korupsi memang iya, kita ndak usah tutup mata dana desa suka tersendat di kantong-kantong pejabat korup. Rasanya adil kalau hukuman mati di terapkan tapi untuk Ibukota tetap di Jakarta saya tidak setuju.. "
"Kenapa memang Reng..? " Petruk pun ingin penjelasan.
"Batavia terlalu sempit untuk pemerintah pusat, Jakarta bebannya sangat berat sebagai pusat bisnis, pusat jasa, pusat keuangan dan juga perdagangan kita memerlukan wilayah untuk Pemerintah Pusat yang tertata secara lebih terkonsep, baik itu untuk yudikatif, legislatif, maupun untuk lembaga pertahanan dan keamanan. Disini perlu wilayah baru dengan konsep anti macet, anti banjir dan tentu saja pemerintah akan berjalan lebih tepat sasaran ketika memantau kerja para Mentri dan juga Gubernurnya" ujar Gareng.
"Tapi sampean setuju dengan hukuman mati para napi korupsi..? "
"Setuju saja asalkan ada ketentuan hukum yang jelas, selama hukum masih bisa dibeli dengan uang maka yang penting saat ini adalah pindah saja dulu Ibukota negara ini karena tempatnya tepat berada di tengah wilayah Indonesia dan yang terpenting tidak rawan bencana"
"Lalu..?"
"Baru memikirkan revolusi lembaga hukum ketika pusat pemerintahan wilayahnya sudah terkonsep dengan sempurna.. karena Ibukota adalah jendela untuk banyak kepala negara akan bertandang"
"Bagaimana dengan kaum urban ?" Tanya Petruk
"Harus ada regulasi yang jelas kalau tak bisa survive di Ibukota maka akan di pulangkan ke desa masing-masing dan gubernur wilayahnya yang bertanggung jawab agar skill SDM kaum urban meningkat. Jadi semua berperan, jabatan gubernur bukan hanya hiasan tapi ia menjadi tempat yang vital untuk sebuah wilayah menjadi tertata dan maju"

sumber gambar
"Sangat sulit, seperti mencari jarum di tumpukkan jerami.." ujar Petruk
"Tak ada yang sulit yang penting kita sama-sama support dan mendukung apa yang dilakukan pemerintah, kritiklah tapi jangan menghina itulah yang dinamakan suksesnya revolusi mental. Kalau saat ini masih terlihat bangsa ini sakit mental.." Gareng pun tersenyum.
"Yup.. i agreS E N S O R " ujar Bagong dan Petruk bersamaan.
Itulah sekilas kisah dari tokoh Punakawan asal desa Tumaritis, tak lama mereka di jemput oleh Lembuswana sepertinya Semar menyuruh mereka menemui sang raja Mulawarman di dimensi antah berantah agar Kalimantan Timur sukses menjadi Ibukota Baru di Indonesia.
Seruupuuutt ahh...

"Tulisan Serius Tapi Santai"
--------------------------------------
Tulisan : .nona.
referensi : pencet
Pic : google



Diubah oleh .nona. 28-08-2019 21:49
0
708
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan