Mengapa merudapaksa istri adalah sesuatu hal yang menjadikan seorang pria menjadi tersangka tindak kejahatan ya? Kalau kdrt mungkin bisa ditindaklanjuti, tetapi merudapaksa istri apakah harus diberikan hukuman juga ya?

Ada apa dengan sebuah rumah tangga jika kasus ini harus dihadirkan ya? Ribuan pertanyaan pastinya dilayangkan untuk hal yang satu ini, bahkan bisa menjadi bahan olok-olok manusia lainnya yang menganggap bahwa ini sebuah humor yang paling lucu.

Seperti halnya berita yang tertulis di sebuah media Tribunnews.com ini, ada seorang suami yang hidup di Wales, dia pada akhirnya harus di penjara selama 16 tahun karena merudapaksa istrinya sendiri. Baca kisah selanjutnya disini. Memang aneh, mungkin juga ada kelainan dalam dirinya. Namun mengapa hingga terjadi berulangkali, walaupun sehabis dipenjara sekalipun. Pria ini masih meresahkan istrinya yang pada akhirnya bercerai kemudian. Sungguh malang ya nasibnya rumah tangga mereka.



Bila membaca sekilas masalah dari sumber berita itu, mungkin kita bisa saja menyalahkan sang istri, kenapa sudah sah menjadi istri, sampai harus ada kejadian dirudapaksa sang suami jika dia menginginkan sebuah hubungan seks, padahal bukankah mereka sudah suami istri yang sudah halal. Lalu kenapa bisa harus ada berita pemerkosaan?

Apakah sudah tidak ada itikad baik dari sang istri untuk melayani suaminya dengan baik ya? Atau karena sang suami terlalu kasar, sehingga membuat istri tidak nyaman dan merasa di rampas haknya. Entahlah! Mengamati kehidupan seseorang adalah sebuah pembelajaran hidup yang harus benar-benar diperhatikan. Agar kesalahan yang terlihat tidak kita alami.

Hidup berumah tangga adalah sebuah kerumitan, jika dibuat sedemikian rumit, tanpa adanya penyelesaian. Padahal seharusnya hidup berumahtangga adalah kebahagiaan yang tiada tara. Bukankah kita hidup itu untuk menikmati segala anugerah dari Allah, sehingga pada setiap jarum jam yang berdetak itu, melahirkan kedamaian di mana satu-satunya kehangatan, yang kita miliki setelah bertarung dengan zaman.

Usia akan semakin bertambah, bukankah seharusnya kedewasaan itu menjadi kisah paling manis, pada tiap detik-detiknya sebuah hidup, yang dipinjamkan Allah sementara.

Sebaiknya sebelum penyesalan itu ada dan menjadi satu klausa noda hitam, bukankah sebaiknya banyak menelisik diri dan mencoba untuk memperbaiki segala hal yang pernah menjadi catatan buruk.

Tapi bukanlah kehidupan, jika tidak mempunyai banyak warna. Manusia diberikan akal namun terkadang akalnya dibuat luar biasa dengan gerakan-gerakan yang tidak bisa terduga duga sekalipun. Karena sebuah pilihan itu tetap kepada manusia itu sendiri, tentang keesokan harinya, dia akan membuatnya menjadi serupa apa.

Semoga kita semu masih diberikan batas kewajaran dalam menyikapi kehidupan ini! Aaaamiiin.