Kaskus

Entertainment

IndriaandrianAvatar border
TS
Indriaandrian
Jangan Panggil Aku Cina
Jangan Panggil Aku Cina


Tionghoa termasuk salah satu suku di Indonesia

Jangan Panggil Aku Cina
Barongsai

Saat melihat seseorang dengan kulit putih dan mata sipit yang tercetus oleh sebagian besar dari masyarakat kita adalah menyebutnya 'orang Cina.' Padahal bisa jadi orang tersebut telah tinggal dan menjadi warga Indonesia sejak lahirnya.

Penyebutan 'Cina' untuk suku/etnis Tionghoa seolah menunjukan bahwa orang Tionghoa bukanlah orang Indonesia, tetapi orang asing/pendatang yang berasal dari China dan warga negara China.
Ane pernah mendengar dalam suatu perselisihan ane ada ucapan yang cukup tajam ditujukan pada seorang teman Tionghoa, 'Pulang sana ke kampung Lu di China." Miris mendengarnya.

Dari cerita teman ane pun, kadangkala dia mendapat perlakuan sinis dari warga lokal. Anggapan bahwa semua warga Tionghoa adalah orang kaya dan sebutan pelit perhitungan tentang uang jadi stereotip etnis/suku Tionghoa.
Seringkali mereka juga harus membayar lebih untuk "uang keamanan" di komplek, bila uang yang diberikan tidak lebih, mereka akan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.

Etnis Tionghoa merupakan keturunan dari bangsa Tiongkok yang sejak ratusan tahun lalu telah menginjakkan kaki di nusantara kita.
Jauh sebelum Indonesia terbentuk, sejak jaman kerajaan di nusantara telah terjalin kerjasama dengan bangsa Tiongkok. Perjalanan melalui laut dengan waktu tempuh berbulan-bulan membuat beberapa warga Tiongkok menetap dan berbaur dengan pribumi di nusantara. Jadi sejak beratus tahun lalu suku Tionghoa telah menjadi bagian dari masyarakat kita.

Berdasarkan sejarah, salah satu yang menyebabkan sulit berbaurnya orang Tinghoa dengan pribumi adalah, hasil dari Politik pecah belah ( devide et impera) yang diterapkan pemerintah kolonial Belanda pada masa penjajahan.


Jangan Panggil Aku Cina
foto jadul


Peraturan pemerintah saat itu membeda-bedakan penggolongan masyarakat Hindia Belanda dengan pribumi dan Tionghoa sehingga, makin memperuncing kesenjangan antar masyarakat.
Kaum pribumi terlanjur merasa lebih direndahķan dari masyarakat Tionghoa, Secara sosial ekonomi warga lokal tidak seberuntung orang Cina/ Tionghoa.

Spoiler for strata masyarakat hindia belanda:


Pada masa itu, Belanda memanfaatkan orang Tionghoa sebagai perantara dagang sehingga mendapat tempat yang lebih spesial dari penduduk lokal. Orang cina mendapat hak untuk memungut pajak dari rakyat. Meski begitu pada tahun 1740n sempat terjadi peristiwa pemberontakan buruh dan kuli cina (Tionghoa) yang justru menjadi alasan VOC untuk melakukan tidakan kesewenang-wenangan pada seluruh etnis Tionghoa, termasuk pembantaian warga Tionghoa dan pembatasan dalam aspek kehidupan mereka.

Pada masa perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia peran dari semua suku termasuk etnis Tionghoa pun ikut serta di dalamnya, termasuk dalam pemerintahan dan politik ada kesetaraan antara tionghoa dengan pribumi. Terbukti dengan adanya beberapa orang Tionghoa dalam kabinet.

Sangat disayangkan bila setelah sekian puluh tahun menjadi satu dalam Republik Indonesia, keberadaan warga Tionghoa masih dianggap warga asing oleh sebagian masyarakat kita. Padahal kebanyakan dari warga Tionghoa telah tinggal di nusantara sejak jaman nenek moyang mereka.


Jangan Panggil Aku Cina
panggung


Sebagian besar warga Tionghoa mungkin belum pernah satu kalipun pergi ke China, bahkan bahasa china pun tidak semua orang Tionghoa menguasainya. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah sudah menjadi bahasa sehari-hari warga Tionghoa di Indonesia. Bagi mereka Indonesia adalah tanah kelahiran dan tanah airnya. Karena merekapun adalah pribumi warga Indonesia sejak mereka lahir.

Sebutan pribumi dan cina seharusnya dihilangkan dari ucapan kita karena sebenarnya kita adalah sama-sama warga negara republik Indonesia sesuai pasal 2 UU nomor12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia.

Spoiler for pasal 2 UU nomor12 tahun 2006:


Jangan Panggil Aku Cina
we are Indonesia


Marilah sama-sama kita membangun negeri dengan bakti tanpa memandang perbedaan warna, suku maupun kepercayaan. Kita lahir di tanah yang sama, menghirup udara yang sama, makan dari hasil tanaman yang berasal dari tanah Indonesia, bahkan berjalan di tanah Indonesia karena kita adalah Indonesia.

Terimakasih kunjungannya

emoticon-Big Kissemoticon-Big Kiss


Sumber:
IDN

wawasan

bentang
Diubah oleh Indriaandrian 28-08-2019 14:50
haz0204Avatar border
cattleyaonlyAvatar border
hvzalfAvatar border
hvzalf dan 8 lainnya memberi reputasi
9
3.1K
37
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan