Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Donwori.69Avatar border
TS
Donwori.69
Tergiur Pijat Plus - Plus Murah Meriah, Driver Ojek Online Malah Malu


(Judul kepanjangan) Tergiur Pijat Plus-plus Murah Meriah, Driver Ojek Online dan 2 Lainnya Malah Malu dan Motor Melayang

TRIBUN-TIMUR.COM - Tergiur pijat plus-plus murah meriah, driver ojek online dan 2 lainnya malah malu dan sepeda motor melayang.

Mau pijat plus zina, 3 pemuda malah diperas dan tanggung malu, begini kronologi kejadiannya dan modus.

Betapa apes nasib mereka yang nekat mau berzina.

Tiga pria menjadi korban pemerasan dengan motif pijat plus-plus yang berada di kawasan Jalan KH Wahid Hasyim, Medan, Sumatera Utara.

Ketiga pria yang masing-masing berinisial W, L, dan A menjadi korban setelah tertarik dengan penawaran cukup murah.

W korban sekaligus driver ojekonline mengatakan bahwa dirinya menjadi korban setelah pelaku memanggilnya usai mengantar penumpang.

"Saya saat itu pulang dari arah Jalan Diski menuju Jalan Wahid Hasyim berencana kembali ke kos Jalan Sisingamangaraja. Namun saat di Jalan Wahid Hasyim saya dipanggil seorang wanita lalu menawarkan kusuk plus-plus. Karena saat itu uang saya cuma ada Rp 50 ribu, wanita itu pun menyanggupi dengan alasan biar ada buka dasar," katanya saat diwawancarai Tribun Medan, Minggu (25/8/2019).

Lebih lanjut dijelaskan pria berusia 22 tahun ini, setelah dirinya terbujuk rayuan sang eksekutor (wanita) kemudian ia dibawa menuju ke salah satu tempat indekos yang tak jauh dari kawasan Simpang Barat.

"Setelah sampai di kos, saya dikusuk seorang wanita. Usai dari itu tiba-tiba masuk laki-laki dan perempuan itu minta uang sebanyak Rp 700 ribu. Karena saya tidak ada uang, teman laki-laki wanita itu memberi solusi gadai sepeda motor saya di salah satu tempat. Kereta (sepeda motor) Honda Vario saya digadai seharga Rp 1 juta, namun pelaku mengambil uang Rp 600 dan sisanya ditukar sabu. Sementara saya diberi uang Rp 50 ribu untuk naik becak pulang ke kos," kata pria berkepala plontos ini.

Namun, kata W melanjutkan, karena malu dengan masalah dihadapi, dirinya enggan melapor.

Ia memilih menebus sepeda motornya.

"Saya malu, jadi orang tua saya memutuskan untuk menebus sepeda motor saya saja. Begitu kejadian saya alami," kata perantau ini.

Tidak hanya W, namun serupa juga dialami L, yang juga menjadi korban pemerasan dengan motif kusuk plus-plus.

L mengatakan bahwa awalnya ia kenal pelaku dari aplikasi MiChat.




Setelah chatting, diajak ketemuan dengan berbagai modus yakni pijat.

"Nah, setelah ketemu di tempat yang dijanjikan dan masuk ke dalam kamar seolah-olah itu cewek mendadak hyper sexy. Beberapa menit kemudian, tiba-tiba ada seorang laki-laki mirip perempuan keluar dari toilet atau balik gorden. (Karena saat kita masuk lampu kamar sudah mati) nah di situlah mulai dilakukan pemerasan," katanya saat dihubungi Tribun Medan melalui WhatsApp.

Bahkan menurut L, mereka tidak segan-segan memukul.

"Segala upaya dilakukan mereka mulai dari mop (ancaman)  memeras dan menakuti-menakuti. Kalau yang saya alami, masing-masing punya peran berbeda. Cewek pertama, sebagai umpan. Cewek kedua tukang pukul dan banci sebagai penghasut," katanya menjelaskan.

"Mereka minta uang atau jaminan apalah. Entah itu HP, motor atau lain sebagainya. Mereka akan manggil temen lainya dari kamar sebelah untuk mengogap. Saya kemarin mau pijat dengan perjanjian Rp 100 ribu, tapi itu kita tanpa busana begitu juga dengan si cewek. Itu sebagai syarat. Untuk kamar telah disediakan oleh laki-laki berwatak perempuan itu. Saya tidak bisa buat LP dikarenakan saya tidak jadi uang keluar karena sudah sempat ribut," lanjut L mengatakan.

Setelah kejadian tersebut, L mengaku bahwa dirinya juga menyelidiki motif-motif seperti yang dialaminya.

"Kalau saya rasa komplotan mereka ini seperti sudah biasa berurusan dengan polisi karena saat kejadian kemarin mereka gak takut saat saya hendak membuat laporan. Mereka ini biasanya ngumpul di Gran Central lantai 5, Sriwijaya lantai III, rame mereka di situ," katanya mengungkapkan.

Motif dengan menggunakan media online sebagai wadah transaksi terbilang sangat besar perannya.

Hal tersebut juga dialami korban lainnya yang berinisial A pada Kamis (22/8/2019) lalu.

Dirinya menjadi korban setelah berkenalan dengan seorang wanita di aplikasi MiChat.

"Awalnya aku kenal lewat MiChat. Dia open BO di situ. Jadi aku chat dia, open ga hari ini ? Kata dia, iya bang. Mau kapan bang? Jadi saya bilang sekarang bisa," ucapnya.

Setelah komunikasi tersebut, A mengaku bahwa dirinya pun melakukan transaksi terkait tarif.

"Terus aku tanya harga. Dia buka Rp 600 ribu. Karena mahal sekali aku minta kurang menjadi Rp 200 ribu. Wanita tersebut menyanggupinya. Setelah ketemu dan kusuk tiba-tiba ia marah karena aku kasih Rp 200 ribu. Jadi dibilangnya, 'gak segini lah bang. Cuma uang kamar aja ni Rp 200 ribu'. Namanya aku mesan dia, tamu kan? Kalau dari awal dia bilang di aplikasi harga berbeda kan pasti kutolak. Dia gak terima aku bayar Rp 200 ribu. Setelah aku keluar, ku lihat udah rame sama germonya," kata A.

Saat disinggung soal berapa orang yang menjumpai korban, A mengaku sekitar 7 hingga 8 orang.

A juga mengaku ingat dengan ciri-cirinya.

"Ada yang tatoan. Cewek itu ngomong, udah bang, bayar aja. Nanti abang bulat di sini atau panjang urusannya ke Medan Baru karena kasus asusila. Kasih aja jaminan, jika tidak ada duit Rp 1 juta. Terakhir aku terpaksa mengasih uang Rp 1 juta. Mendengar ancaman mereka pada saat itu bahwa kejadian serupa sering terjadi bahkan ada gadai sepeda motor bahkan cerai dari istri," katanya pungkas.

Terkait tiga korban yang diduga korban pemerasan dengan kedok kusuk plus-plus Tribun Medan kemudian mencoba konfirmasi terkait hal tersebut kepada Kasatreskrim Polrestabes Medan AKBP Putu Yudha Prawira.

Ia mengatakan bahwa akan mencoba kroscek apakah ada laporan kasus seperti itu.

"Saya cek apakah ada laporan seperti itu. Apakah korban-korban lain sudah membuat LP (Laporan Polsii) belum?," katanya sembari menanyakan informasi yang telah diberikan.

Hal senada juga disampaikan Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing.
"Siap, akan kita cek," katanya pungkas.

berita lengkapnya

Makanya jangan asal cari yg murah. Donwori aja takut ke Gotham city

Spoiler for Mahal punya:


Diubah oleh Donwori.69 28-08-2019 07:04
anarchy0001Avatar border
pongasexAvatar border
nowbitoolAvatar border
nowbitool dan 3 lainnya memberi reputasi
4
23.2K
44
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan