- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Keseruan Jurit Malam Bersama Para Calon BANTARA


TS
o.best
Keseruan Jurit Malam Bersama Para Calon BANTARA


sumber gambar
Kakak pembina melirik jam tangan dipergelangan tangan kirinya, jarum jam sudah menunjuk pukul 22.00. Iapun bergegas mengumpulkan para Kakak penegak untuk memberikan instruksi apa saja yang harus di lakukan saat jurit malam.
"Salam pramuka, saya akan memberikan beberapa informasi terkait jurit malam ini, akan ada 5 penegak yang ikut 5 regu calon BANTARA pertama untuk penjagaan pos nanti serta mengarahkan mereka ke tanda-tanda yang harus diikuti oleh para calon BANTARA saat perjalanan.
Masing-masing regu mendapatkan 5 buah bendera berwarna yang sudah diberi nomor untuk peregunya setiap warna sesuai warna pos penjagaan, bendera ini harus ditaruh ditempat yang sudah disediakan di setiap pos. Bukan cuma itu calon BANTARA harus membawa kantong plastik untuk menyimpan beberapa buah dan singkong yang akan mereka cari disetiap pos. Terdapat 10 regu calon bantara, untuk regu ke 10 nanti kalian yang menjaga pos 1 sampai 5 akan mengikutinya untuk mengakhiri jurit malam ini ke pos selanjutnya jangan lupa menghitung jumlah bendera apakah sesuai dengan jumlah regu yang sudah melewati pos, kemudian membawanya kembali kesini."Ucap kakak pradana memberikan intruksi ke para ambalan untuk bertanggung jawab terhadap regunya nanti yang akan mereka pimpin dan berpisah setelah menemukan pos penjagaan.
Setelah rapat para Kakak penegak selesai, mereka pun menuju tenda-tenda para calon BANTARA untuk mengintruksikan apa saja yang akan dibawa dan berkumpul di lapangan tepat jam 23.00.
Aku mendapatkan posisi untuk penjagaan pos 2 di regu ke 2 nanti, di regu ke 2 ini terdiri dari 3 putra dan 3 putri. Setelah semua berkumpul dilapangan, kakak pembina memimpin doa bersama sebelum jurit malam dimulai agar tak ada hal-hal negatif yang mengganggu jalannya acara.
Waktu yang ditunggupun tiba, regu pertama mulai berangkat, dalam perjalanan nanti kita akan menemukan beberapa tanda yang harus dilalui sebagai pengarah jalan agar tak tersesat, penerangan yang diberikan hanya sebuah senter kecil dengan lampu yang tidak begitu terang.
"Ka, seram ga jalannya? Pohonnya tinggi-tinggi banget" ucap Tia gemetaran menunggu giliran salah satu calon BANTARA di regu ke 2 yang aku pimpin,
"Seram banget, tau ga cerita yang beredar dari penduduk disini?" ucapku menakuti Para calon BANTARA ini
"Apa emang kak?" Sahut Diah penasaran
"Tempat yang akan kita lalui nanti itu merupakan tempat jin buang bayi loh...hihihihi" nada suaraku serak-serak menakuti mereka
Para pesertapun mulai ketakutan, aku pun hanya tertawa dalam hati melihat mereka. Ada rasa ga enak juga harus menakut-nakuti tapi semua itu juga untuk mengasah mental mereka.
Tak disangka waktu 20 menit berlalu kini regu ke 2 yang aku pimpin mulai melangkah maju, jalan yang pertama dilalui sangatlah terang hingga sampai pada perbatasan jalan aspal dan semak-semak langkah kaki kami pun mulai tersendak karena harus melewati jalan tanah dengan pepohonan kecil yang rindang sangat sulit untuk melangkah dengan pencahayaan yang tidaklah terang. Hingga sampai di sebuah pohon besar dengan jalur arah yang bercabang.
"Adik-adik, sebentar kakak akan bertanya sesuatu jika bertemu jalur bercabang seperti ini apa yang kalian ingat?" Ucap ku bertanya kepada regu agar aku yakin dengan ingatan mereka tentang tanda-tanda pada jalur yang dilewati.
"Liat tandanya kak" serentak mereka menjawab
"Nah betul, jadi jangan sampai kalian tersesat ya karena ambil jalur yang salah"
"Iya kak"
"Yaudah kita lanjut lagi"
Kami pun melanjutkan perjalanan, mereka para wanita sepertinya mulai terbiasa dengan suasana gelap gulita seperti ini atau Mungkin karena beramai-ramai. Tak lama kemudian Kamipun sampai di sebuah lorong yang cukup panjang, lorong tersebut berbentuk bulat bekas saluran air yang sudah tidak terpakai lagi, perlahan kita berjalan memasuki lorong tersebut terdengar suara serangga malam membuat suasana semakin seram ditambah jalan yang licin membuat kami harus berjalan perlahan.
"Gubrakkk..."
"Wwwaaaaaa....suara apa itu apa?" Teriak para peserta ketakutan berlari mendekap bersembunyi di balik tubuhku.
Aku pun menyenter arah suara tersebut berasal
"Adeuh Tio, kenapa kamu?"
"Hehe maaf kak. Jalannya licin jadi aku terpeleset" ucap tio memegangi pantatnya sambil berdiri
"Teman-teman kamu sampai ketakutan itu, hayu Cepat kalian bantu berdiri teman kalian" ucapku kepada para peserta yang bersembunyi dibelakangku
"Kamu ini ya tio bikin takut aja iih" "Tau nih huu..." ucap Diah dan Tia menyalahkan Tio yang jatuh
Suasana yang menyeramkan menjadi tawa dan canda mereka, berkat Tio yang terpeleset memecah belah kesunyian malam yang ada. Kita pun melanjutkan perjalanan hingga menemuka sebuah perkebunan singkong.
"Nah, udah sampai di kebun singkong, kalian ambil beberapa singkong ya untuk nanti setelah jurit malam selesai kita makan ini" ucap ku memerintah para regu untuk mengambil beberapa singkong.
Setelah kebun singkong ini pos penjagaan pertama tidak jauh dari area perkebunan sehingga aku memerintahkan mereka untuk mengambil beberapa singkong yang tertanam, untungnya aja saat siang Para Ambalan sudah meminta izin kepemilik kebun dan membayar untuk beberapa pohon yang akan kami ambil.
"Aaaaaaa.....iihh" teriak histeris Rina memecah kesibukan para regu
"Kenapa dek?" Ucap ku berlari menghampiri Rina yang merangkak mundur ketakutan
"Iiittuu...ituuu... ada cacing aku geli kak ngambil singkongnya" ucap terpatah-patah Rina menunjuk singkongnya yang jatuh setelah ia ambil
"Kamu ini sama cacing aja takut" ucap Tio berjalan mendekati melewatiku berlaga bagai pahlawan mengambil singkongnya
Namun....
"Gubrakkk...aduuhhhhh" Tio kembali terpeleset tak sengaja masuk kedalam lubang yang tak terlihat
Semuanya tertawa terbahak-bahak melihat kelakuan Tio yang terus berulang terpeleset

Pikiran ku yang tadinya mau menakuti mereka malah tak bisa dengan kekonyolannya yang membuat suasana semakin akrab. Setelah mencabut 2 pohon, kami pun melanjutkan perjalanan hingga mencapai di pos pertama. Di pos pertama masih terlihat regu ke 1 sedang bersiap untuk berangkat kembali menunggu aku untuk menemani mereka ke pos 2.
Jurit malam terus berlanjut hingga aku bergabung dengan regu ke 1 untuk mengantar mereka ke pos 2, hingga sampai akhir di regu ke 10 pun untungnya tak ada gangguan negatif pada acara jurit malam ini.
-----===-----
Acara jurit malam berjalan lancar, jam sudah menunjukan pukul 03.00 kami pun mengadakan acara api unggun kecil di setiap regunya untuk memasak singkong yang mereka ambil saat jurit malam tadi.
Aku yang masih teringat kelakuan konyol dari regu ke 2 pun menghampiri tenda mereka.
"Kak, sini kak" ucap diah melambaikan tangannya padaku mengajak ikut bergabung bersama mereka.
"Kayanya enak nih, kakak boleh ikut gabung ga?" Ucapku berdiri di samping diah, mereka ber enam membentuk lingkaran kecil mengelilingi api unggun sambil membakar beberapa singkong.
"Boleh dong kak, duduk sini kak sebelahku" ucap Rina menggeserkan duduknya memberikanku ruang disampingnya
Kami pun ngobrol satu sama lain dari perkenalan diri, bernyanyi sama-sama hingga kehidupan percintaan mereka tak ada rasa canggung antara satu sama lain mereka tertawa bersama.
Keseruan ini menyatukan kami seperti keluarga. Hingga waktu menunjukan jam 5 pagi, akhirnya aku menyuruh mereka untuk beristirahat ke tenda masing-masing untuk menenangkan tubuh mereka dari dinginnya angin malam.
Andaikan waktu dapat berhenti sejenak, tak ingin aku meninggalkan dengan cepat sejuta kebahagiaan yang tercipta saat ini.
Diubah oleh o.best 23-08-2019 15:20


anasabila memberi reputasi
1
1.4K
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan