

TS
VitaArkana
Pendidikan Indonesia Masa Kini
Pendidikan Indonesia Masa Kini

Assalamualaikum Gansist tercinta...
Ane mau ikutan ngebahas tentang serba-serbi pendidikan di Indonesia.
Masih ingat ga, Gansist semua tiga slogan berikut :
Ing ngarso sung tuladha
Ing madya Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani
Ing madya Mangun Karsa
Tut Wuri Handayani
Slogan yang sangat terkenal dalam dunia pendidikan. Bahkan poin ketiga dari slogan tersebut dijadikan logo pendidikan di Indonesia. Biasanya di tempel di saku seragam sekolah kita.

Sumber : Google
Tiga slogan tersebut sangat populer, diciptakan oleh seorang pahlawan nasional yaitu Ki Hajar Dewantara. Seorang yang sangat peduli dengan dunia pendidikan di Indonesia pada zamannya. Beliau lahir pada tanggal 2 Mei 1889. Tanggal lahir beliau dijadikan Hari Pendidikan Nasional ( Hardiknas ) yang kita peringati setiap tahunnya.
Arti tiga slogan tersebut kurang lebih :
Di depan menjadi contoh
Di tengah memberi semangat
Di belakang memberi dorongan
Di tengah memberi semangat
Di belakang memberi dorongan
Arti yang sangat dalam ya Gansist, sangat mencerminkan pemikiran beliau sebagai seorang pengajar. Jika berada di depan bisa menjadi contoh yang baik untuk anak didiknya. Jika ditengah selalu memberi semangat untuk kemajuan, dan jika berada di belakang memberi dorongan dan motivasi untuk maju.
Seharusnya slogan beliau selalu diterapkan sampai sekarang. Sehingga pendidikan di Indonesia bisa maju.
Lalu, apa sih pendidikan itu sebenarnya?
Pendidikan adalah suatu proses, teknik atau metode belajar mengajar yang bertujuan mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain melalui prosedur yang sistematis dan terorganisir yang berlangsung dalam jangka waktu yang relatif lama ( www.artikelsiana.com)
.Nah, menurut ane sih, pendidikan itu adalah kegiatan memberikan ilmu pengetahuan atau informasi yang berguna.
Dalam hal ini ada hubungan timbal balik antara yang memberi dan yang menerima ilmu atau pengetahuan tersebut
Jadi antara yang mengajar dan yang diajar sama berperan aktif. Sebagai pengajar menerapkan slogan dari Ki Hajar Dewantara, dan sebagai yang belajar selalu patuh dan aktif dalam menerima materi yang diajarkan.
Namun kenyataannya Gansist, banyak yang tidak bisa menjalankan proses belajar dan mengajar dengan baik.
Adanya kekurangan fasilitas sarana dan prasarana, kualitas pengajar yang rendah ataupun kurangnya animo warga untuk belajar atau sekolah, dan juga kurang meratanya pendidikan.
Seperti baru-baru ini jagad pendidikan di Indonesia dihebohkan oleh 2 hal.
1. Kurtilas ( Kurikulum 2013 )
Penerapan kurtilas atau kurikulum 2013. Yang merupakan perkembangan dari KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ).
Hebohnya adalah penerapan sistem ini sangat jauh berbeda dengan KTSP. Siswa lebih banyak aktif praktek dan belajar tentang materi berdasarkan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, orang tua juga dilibatkan dalam proses pembelajaran. Ya, kasarannya orang tua ikut belajar juga nih.
Banyak anak yang enjoy dan menikmati sistem ini, meski agak ribet namun anak tidak terlalu dibebani oleh materi yang penuh.
Namun, kendalanya juga banyak, untuk sekolah di daerah yang masih terpencil agak sulit untuk menerapkannya, sarana dan prasarana kurang mendukung.
Disamping itu yang bikin agak mikir adalah saat kegiatan belajar mengajar menggunakan buku tematik, tapi saat ulangan semester atau kenaikan kelas berdasarkan mata pelajaran.
Dalam sistem kurtilas sebenarnya dibutuhkan peran aktif dari kedua belah pihak, antara pengajar atau guru dan yang diajar atau siswa. Siswa tidak melulu menerima materi dari guru, namun siswa juga ikut memecahkan masalah dalam setiap materi yang diajarkan. Kemudian dilibatkan orang tua untuk ikut andil membantu siswa belajar.

Gambar : dokumen pribadi
2. Zonasi
Sistem penerimaan siswa baru berdasarkan zona atau wilayah tempat tinggal.
Nah Gan, sistem ini sebenarnya bagus untuk pemerataan pendidikan namun kendala selalu ada, yaitu sarana dan prasarana. Terkadang sekolah yang dekat dengan siswa berprestasi justru kurang memadai fasilitas untuk mendukung prestasi siswa tersebut. Bahkan ada yang dalam satu wilayah tertentu posisi tempat tinggal jauh dari sekolah manapun, sehingga kesulitan untuk masuk ke sekolah negeri, akhirnya swastalah tujuannya.

Gambar : dokumen pribadi

Gambar : dokumen pribadi
Selain itu juga nih gan, sosialisasi zonasi kurang banget, terbukti membludaknya antrian pada hari pertama pendaftaran. Padahal bukan siapa cepat dia dapat kursi, tapi tetap dihitung berdasarkan zona.
Kemudian pendaftaran jarak berdasarkan alamat KK ( kartu keluarga). Untuk warga pindahan dan belum memperbaharui KKnya pasti akan kesulitan untuk mendaftar berdasarkan zona. Karena aturannya adalah 6 bulan sudah bermukim pada alamat KK yang baru.
Jalur prestasi pun diatur jumlah skornya Gansist. Ini yang orang kurang paham.

Gambar : dokumen pribadi
Kok sepertinya ribet banget ya Gansist, pendidikan di Indonesia, efektif ga sih sistem seperti ini diterapkan di Indonesia?
Bisa aja efektif jika :
- Sarana dan prasarana memadai
- Kualitas pengajar cukup tinggi
- Warga sadar pentingnya pendidikan
- Sosialisasi penerapan sistem pendidikan
- Pemerataan pendidikan
Jadi Gansist, pendidikan yang keren adalah pendidikan yang mampu membuat masyarakat menjadi cerdas, berkembang, dan menimbulkan efek positif bagi kita semua.
Cukup sekian coretan mesra dari ane, jika ada yang bermanfaat silahkan ambil, tapi jika tidak mari kita sama-sama belajar untuk lebih baik lagi.
Diubah oleh VitaArkana 22-08-2019 23:18






dandyy07 dan 7 lainnya memberi reputasi
8
519
15


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan