- Beranda
- Komunitas
- Sports
- Sports
Enigma Shaqiri di Liverpool: Lionel Messi dari Alpen Kok Jadi Ban Serep Terus?


TS
KASKUS.KAPTEN
Enigma Shaqiri di Liverpool: Lionel Messi dari Alpen Kok Jadi Ban Serep Terus?
Masa depan Xherdan Shaqiri di Liverpool masih diibaratkan seperti enigma alias teka-teki yang tidak jelas kepastiannya. Pas gabung musim lalu dari Stoke City seharga 13 juta pound, reaksi publik beragam terkait transfer Shaqiri ke Liverpool.
Ada yang bilang The Reds untung besar karena melakukan manuver hebat mendatangkan pemain jago dengan harga miring. Tapi ada juga yang bilang kalau sosok Shaqiri sebenernya transfer yang nggak butuh-butuh banget buat dilakukan Liverpool.

(Mirror.co.uk)
Karier pemain timnas Swiss beralias Lionel Messi dari pegunungan Alpen ini memang campur aduk. Dibilang medioker, tapi kadang-kadang emang jago. Disebut jago, tapi sejauh ini dampaknya belum terbukti saat memperkuat klub besar.

Namanya meroket ketika menjulang bersama FC Basel. Modal performa ciamik di Basel membawanya ke klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen pada 2012.
Bersama Muenchen, Shaqiri bergelimang gelar termasuk ikut raih treble 2012-2013. Namun, kapasitasnya bukan bintang utama karena dia mesti bersaing dengan Franck Ribery, Arjen Robben, atau Thomas Mueller.
Kemudian pemain gempal berdarah Albania itu singgah setengah musim saja di Inter Milan dengan sumbangsih cuma satu gol di Serie A. Belum juga pamer kontribusi penuh, ia keburu dijual lagi ke Stoke di musim panas 2015 dengan alasan Inter butuh dana buat ngehindarin diri dari jerat sanksi FFP.
Di Stoke, baru deh Shaqiri mengambil peran jadi aktor utama selama 3 musim. Di klub sekelas Stoke, Shaqiri seperti ikan besar di kolam yg kecil. Makanya ketika ada peluang pindah ke Liverpool, itulah kesempatan yang bagus buat membuktikan potensi besarnya di klub gede pula yang selama ini belum terpenuhi.

Shaqiri dan Klopp (teamtalk).
Eh, setelah pindah ke Liverpool ternyata nasibnya sejauh ini sama saja seperti di Bayern dan Inter. Bukan aktor utama. Awalnya dia diplot sebagai ban serep kalau Mohamed Salah atau Sadio Mane berhalangan tampil. Karena fleksibilitasnya di sektor tiga perempat lapangan akhir, Shaqiri bisa juga main sebagai winger atau playmaker kalo dibutuhkan.
Faktanya, kontribusinya lumayan bagus setiap kali dipercaya Klopp tampil. Musim lalu Shaqiri bikin 6 gol dam 5 assist dalam 30 penampilan, tapi cuma setengah di antaranya yang dia jalani sebagai starter. Sisanya, ya jadi ban serep.
Padahal catatannya bagus kok. Rata-rata, dia mencetak satu gol atau assist per 112 menit tampil, hanya kalah dari Divock Origi (per 84 menit) dan lebih baik dari Salah (per 117 menit) atau Mane (per 151 menit), bahkan Firmino (per 146 menit).
Meski begitu, terus-terusan jadi pemain cadangan bikin setiap pemain jengah juga. Shaqiri juga udah berpikir pengen pindah kalo tetap nggak dilirik jadi pemain utama. Dalam 4 partai yang dijalani Liverpool musim ini, Shaqiri cuma dapat jatah main 11 menit, itupun akhir-akhir di laga Community Shield lawan Man City. Sisanya, ya duduk hangat di bench.

(Twitter).
Kesempatannya turun kian terancam dengan pulihnya Alex Oxlade-Chamberlain yang terus dipuji sama Klopp.
"Saya kecewa karena tidak pernah dimainkan lagi. Tak ada yang suka duduk di bangku cadangan," kata Shaqiri.
"jelas saya ingin waktu main lebih banyak. Saya harus melihat situasi dan menemukan solusi."
Solusi yang dimaksud bisa jadi menempuh jalan keluar dari Liverpool. Bursa transfer musim panas ini di Premier League memang udah tutup, tapi dia masih dapat pindah ke luar Inggris, ke liga yang transfer window-nya masih dibuka.
Jadi, mau pindah ke mana? Atau pengen tetep jadi ban serep di Liverpool?


Berbagi informasi olahraga kamu di kapten.kaskus.id
Main Tebak Skor serta KASKUS FPL berhadiah utama dan bulanan
Follow akun Instagram @kapten.kaskus untuk mendapat infografis menarik seputar dunia olahraga
kapten.kaskus.id
Ada yang bilang The Reds untung besar karena melakukan manuver hebat mendatangkan pemain jago dengan harga miring. Tapi ada juga yang bilang kalau sosok Shaqiri sebenernya transfer yang nggak butuh-butuh banget buat dilakukan Liverpool.
(Mirror.co.uk)
Karier pemain timnas Swiss beralias Lionel Messi dari pegunungan Alpen ini memang campur aduk. Dibilang medioker, tapi kadang-kadang emang jago. Disebut jago, tapi sejauh ini dampaknya belum terbukti saat memperkuat klub besar.

Namanya meroket ketika menjulang bersama FC Basel. Modal performa ciamik di Basel membawanya ke klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen pada 2012.
Bersama Muenchen, Shaqiri bergelimang gelar termasuk ikut raih treble 2012-2013. Namun, kapasitasnya bukan bintang utama karena dia mesti bersaing dengan Franck Ribery, Arjen Robben, atau Thomas Mueller.
Kemudian pemain gempal berdarah Albania itu singgah setengah musim saja di Inter Milan dengan sumbangsih cuma satu gol di Serie A. Belum juga pamer kontribusi penuh, ia keburu dijual lagi ke Stoke di musim panas 2015 dengan alasan Inter butuh dana buat ngehindarin diri dari jerat sanksi FFP.
Di Stoke, baru deh Shaqiri mengambil peran jadi aktor utama selama 3 musim. Di klub sekelas Stoke, Shaqiri seperti ikan besar di kolam yg kecil. Makanya ketika ada peluang pindah ke Liverpool, itulah kesempatan yang bagus buat membuktikan potensi besarnya di klub gede pula yang selama ini belum terpenuhi.

Shaqiri dan Klopp (teamtalk).
Eh, setelah pindah ke Liverpool ternyata nasibnya sejauh ini sama saja seperti di Bayern dan Inter. Bukan aktor utama. Awalnya dia diplot sebagai ban serep kalau Mohamed Salah atau Sadio Mane berhalangan tampil. Karena fleksibilitasnya di sektor tiga perempat lapangan akhir, Shaqiri bisa juga main sebagai winger atau playmaker kalo dibutuhkan.
Faktanya, kontribusinya lumayan bagus setiap kali dipercaya Klopp tampil. Musim lalu Shaqiri bikin 6 gol dam 5 assist dalam 30 penampilan, tapi cuma setengah di antaranya yang dia jalani sebagai starter. Sisanya, ya jadi ban serep.
Padahal catatannya bagus kok. Rata-rata, dia mencetak satu gol atau assist per 112 menit tampil, hanya kalah dari Divock Origi (per 84 menit) dan lebih baik dari Salah (per 117 menit) atau Mane (per 151 menit), bahkan Firmino (per 146 menit).
Meski begitu, terus-terusan jadi pemain cadangan bikin setiap pemain jengah juga. Shaqiri juga udah berpikir pengen pindah kalo tetap nggak dilirik jadi pemain utama. Dalam 4 partai yang dijalani Liverpool musim ini, Shaqiri cuma dapat jatah main 11 menit, itupun akhir-akhir di laga Community Shield lawan Man City. Sisanya, ya duduk hangat di bench.
(Twitter).
Kesempatannya turun kian terancam dengan pulihnya Alex Oxlade-Chamberlain yang terus dipuji sama Klopp.
"Saya kecewa karena tidak pernah dimainkan lagi. Tak ada yang suka duduk di bangku cadangan," kata Shaqiri.
"jelas saya ingin waktu main lebih banyak. Saya harus melihat situasi dan menemukan solusi."
Solusi yang dimaksud bisa jadi menempuh jalan keluar dari Liverpool. Bursa transfer musim panas ini di Premier League memang udah tutup, tapi dia masih dapat pindah ke luar Inggris, ke liga yang transfer window-nya masih dibuka.
Jadi, mau pindah ke mana? Atau pengen tetep jadi ban serep di Liverpool?


Berbagi informasi olahraga kamu di kapten.kaskus.id
Main Tebak Skor serta KASKUS FPL berhadiah utama dan bulanan
Follow akun Instagram @kapten.kaskus untuk mendapat infografis menarik seputar dunia olahraga
kapten.kaskus.id
Diubah oleh KASKUS.KAPTEN 22-08-2019 04:21


HernandezJoe memberi reputasi
1
706
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan