Dalam hidup ane ada banyak penyesalan. Nyesel ga pernah nembak cinta pertama. Nyesel ga bisa nyenengin ayah ane sebelum beliau meninggal.

Lalu ada satu lagi penyesalan, ane ga sadar menariknya belajar, sewaktu masa sekolah dulu.

Nilai-nilai ane lumayan bagus, semasa SMA, ane langganan peringkat 10 besar di kelas. Bahkan waktu lulus dari SMA, ane dapat penghargaan dari pihak sekolah, karena ane peringkat kedua terbaik dari semua lulusan di tahun itu.

(Cinta pertama ane peringkat pertamanya gan)


Tapi sejak sekolah, sampai kuliah, ane belajar cuma sebagai kewajiban. Karena pingin nyenengin orang tua. Ane pingin dapat kerjaan yang bagus dan mengangkat ekonomi keluarga.

Jadi ane belajar, tapi ga ngerti di mana menariknya apa yang ane pelajari. Ane dapat nilai bagus di matematika dan fisika, tapi ga ngerti apa maksud dari rumus-rumus itu.

Semua itu berubah setelah ane mulai bekerja. Pelan-pelan ane bisa lihat, rumus-rumus matematika dan fisika yang ane paling sebel, ternyata menuntun umat manusia pada berbagai hal-hal yang menakjubkan.

Ane mulai lebih banyak membaca tentang mereka yang menjadi pelopor dalam bidang keilmuan-nya.

Descartes, Newton, Einstein, Darwin, Sigmund Freud.

Pelan-pelan mereka mulai jadi idola ane. Meski ane mesti ngaku, kalau ane ga sanggup untuk benar-benar memahami penemuan-penemuan dan pemikiran mereka. Tapi ane mulai paham, apa yang mereka cari, apa yang menjadi motivasi yang membuat mereka membaktikan hidup mereka untuk ilmu.

Dan ane jadi berharap bisa kembali ke sekolah, ke masa kuliah, di mana ane punya kesempatan untuk fokus belajar, mengikuti petualangan mereka yang berusaha memahami dan menguak rahasia alam.

Ane berharap, pendidikan di Indonesia ke depannya, bukan hanya menjejalkan pengetahuan ke dalam otak anak-anak kita.

Tapi juga mengenalkan sisi kemanusiaan dari pencarian akan ilmu pengetahuan.

Sisi yang keren dari nama besar seperti Einstein. Atau ke-nyentrik-an seorang Newton. Descartes yang berani membuang semua teori-teori yang pernah dia pelajari, dan memulai semuanya dari nol.

Perkenalkan juga misteri-misteri alam yang membuat orang-orang hebat itu jatuh cinta pada ilmu pengetahuan.

Supaya jangan anak-anak kita sibuk menghafal tanpa mengerti mengapa dan petualangan besar apa yang berada di balik rumus-rumus yang sedang mereka hafalkan itu.