Sebuah upacara peringatan digelar di sekitar gletser Okjokull di Islandia pada Minggu 18 Agustus 2019 waktu setempat sebagai penghormatan buat gletser tersebut yang menjadi gletser pertama dari ratusan gletser di Islandia yang mencair karena perubahan iklim. Gletser Okjokull kini tak punya lagi lapisan es yang cukup untuk menyandang nama tersebut. Jumlah es yang menutupi kawasan kawan Okjokull sudah mencair dan berkurang drastis selama beberapa puluh tahun terakhir.

Reuters menulis, berkurangnya jumlah es yang menyelimuti kawasan gletser ini merupakan tanda peringatan soal perubahan iklim di Planet Bumi yang semakin serius. Bahkan akan ada di titik yang sangat berbahaya. Semua berduka dengan hilangnya salah satu gletser di Islandia ini sehingga memorial ceremony pun digelar dan dihadiri oleh beberapa ilmuwan dan masyarakat sekitar.

Gletser Okjokull sendiri sudah diklaim tidak lagi masuk dalam kriteria gletser sejak tahun 2014 akibat mencairnya es yang ada di sekitar kawah gletser ini sepanjang abad ke-20. Okjokull adalah gletser pertama di Islandia yang kehilangan statusnya sebagai gletser. Dalam 200 tahun ke depan, diperkirakan semua gletser yang ada di Islandia akan mengikuti jejak Okjokull.

Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah plakat yang ditulis oleh Andri Snaer Magnason, seorang penulis Islandia yang tulisannya diabadikan dalam plakat yang diletakkan di Okjokull. "Kita tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan." demikian tertulis dalam plakat tersebut.

Perbedaan yang sangat kentara memang terlihat dari foto yang dpotret NASA Earth Observatory di tahun 1986 dan foto yang diambil tahun 2019 ini. 33 tahun yang lalu, kawasan sekitar kawaah di Okjokull masih terlihat putih dari angkasa. Ketebalan es pada saat itu pun masih terhitung normal untuk sebuah gletser.



Bandingkan dengan foto di tahun 2019 yang sudah tak lagi didominasi oleh warna putih dari es. Sisa-sisa es yang ada di sekitar Okjokjull telah menipis dan hanya ada di beberapa titik saja dan itu pun tidak dalam jumlah yang besar.



"Ini adalah momen simbolik yang besar," kata Andri Snaer Magnason. "Perubahan iklim tidak mengenal awal atau akhir. Ada makna filosofis di balik plakat ini sebagai peringatan buat kita bahwa event bersejarah ini benar-benar terjadi dan kita tidak bisa menganggapnya normal. Kita harus sadar bahwa (gletser) ini sudah hilang, dan kejadian ini signifikan," ujarnya.