- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Berfikiran Bahwa Pramuka Tidak Penting? Simak Kisah Si Asep Berikut


TS
wahyuargian
Berfikiran Bahwa Pramuka Tidak Penting? Simak Kisah Si Asep Berikut

"Pramuka? Kegiatan apasih itu, tidak penting. Hanya baris berbaris, menyusun-nyusun kayu seperti tenda dan berpanas-panasan serta beberapa materi yang menjelaskan tentang survival."
Itulah yang dpikirkan fatin setelah beberapa kali mengikuti kegiatan Pramuka yang ada disekolahnya. Karena ia berfikir tidak akan pernah tersesat didalam hutan, ia merasa jalur yang ada di setiap pendakian pun sudah cukup jelas dan tidak mungkin dapat membuatnya tersesat. Namun suatu ketika pandangannya terhadap Pramuka pun berubah.
Seiring waktu mendaki gunung pun menjadi sebuah hal yang cukup populer dan banyak di minati oleh berbagai kalangan, terutama para anak-anak millenial seperti Fatin ini. Fatin pun tertarik dan mulai mengajak kawan-kawannya untuk melakukan pendakian ke sebuah gunung yang dekat dirumahnya. Yaitu gunung salak, ini merupakan pendakian pertama mereka dan akhirnya fatin serta teman-temannya pun sepakat untuk melakukan pendakian ke gunung salak pada hari selasa ketika libur sekolah.

Mereka berangkat ber 4, Yaitu Fatin, Galih, Arya dan Asep. Asep dan Fatin ini merupakan teman di eskul pramuka sekolahnya, namun Fatin memilih berhenti karena dirasa tidak begitu penting dan Asep terus melanjutkannya. Sedangkan Galih dan Arya adalah teman nongkrong Fatin.
Pada hari Senin sebelum hari pendakian, mereka pun berkumpul dan menginap di rumah Fatin yang notabenenya dekat denyan Gunung Salak sekaligus mempersiapkan alat-alat yang akan mereka gunakan nanti saat pendakian. Arya dan Galih sudah lebih dulu berkumpul dirumah Fatin. Namun mereka tidak membawa peralatan pendakian apapun, karena hanya berniat untuk nongkrong terlebih dahulu kemudian nanti mereka pulang terlebih dulu untuk mengambil peralatan mereka, kemudian kembali kerumah Fatin.
Tiba-tiba Asep datang "Assalamualaikum, Fatin." Panggil Asep didepan rumah Fatin.
"Eh tin, Asep dateng noh nyamper lu, bukain dulu sana pintunya suruh masuk. Sekalian nunggu lu respawn." Kata Arya yang sedang memutari map dengan Hero Jhonson.
"Iya bray, ini gua mau kesana. Tahan dulu ya jangan sampe kalah nih. Kalo kalah bisa-bisa turun ke Epic lagi gara-gara lu berdua." Sahut Fatin sambil turun dari kasur.
"Udah selow aja bray, lu gatau kalo gua udah make Chou auto MVP." Timpal Galih.
"Yah elah, bocah sombong." Kata Fatin sambil berjalan keluar kamar.
Setelah sampai di depan dan membukakan pintu untuk Asep, Fatin pun menahan tawa nya sambil menyuruh Asep untuk masuk ke Kamarnya.
Sesampainya dikamar Asep langsung diserang Fatin dengan candaan khas mereka ketika melihat hal baru dan aneh serta tidak keren di pandang.
"Bray liat nih si Asep, Naik gunung bawaannya kayak mau pulang kampung haha." Kata Fatin.
"Buset, gomborng bener itu celana sep haha." Timpal Galih.
"Antum mau nge rap nanti bray di puncak? Haha." Kata Arya.
"Yah elah son, lu liat aja nanti disana kayak gimana" Jawab Asep dengan santuynya.
"Terus ini bawaan lu apaan aja sep? Berasa mau pulang kampung ini banyak bener bawaan nya. Kita kan cuma 2 hari 1 malem disana." Kata Fatin sambil berusaha membuka tas Carriel Asep yang penuh.
"Sini gua bongkar dulu, gua kasih tau apa aja isinya." Kata Asep sambil mengambil alih Carriel nya.
"Nih, Senter, Matras, 4 Bundle Set Pakaian, Ponco, Pisau Militer, 2 Webing, Sleeping Bag, 3 Jaket, Tenda, Kompor Mini sama Gas mini plus Drybag sama yang terakhir cooking set." Kata Asep sambil mengeluarkan barang barangnya dari dalam Carriel.
"Buset, itu pakaian banyak bener kayak mau nginep 2 malem aja haha." Kata Galih.
"Udah gitu bawa tali webing yang gede gitu lagi buat apa coba sep. Trus jas ujan lagi, kan kita naik juga musim kemarau." Sambung Arya.
"Kata guru Pramuka gua, kita harus mempersiapkan untuk segala situasi. Kan di Alam gak ada yang bisa kita mintain tolong kecuali diri kita sendiri. Coba lu pada ikut Jambore Nasional kemarin baru dah lu pada bakalan ngerti. Banyak gua di kasih masukan sama para senior senior Pramuka." Kata Asep.
"Siap orang tua haha." Kata Fatin.
Singkat cerita setelah waktu menunjukan pukul 9 Malam Arya dan Galih pun pulang dan kembali dengan peralatan pendakiannya masing masing pada pukul 10 Malam. Mereka semua pun mengeluarkan isi dari masing-masing tas yang mereka bawa. Mulai dari Logistik hingga Peralatan pendakian untuk di tata kembali agar beratnya sama rata dan seimbang. Supaya ketika dibawa mendaki nanti tidak menyiksa bahu. Namun, yang mereka lakukan adalah bukan membuat agar barang bawaan seimbang tetapi memasukan apa saja yang ada tanpa menyusunnya.
Akhirnya Asep pun yang melakukan penataan barang-barang bawaan mereka. Asep membuka semua bungkus Camilan, Minyak, Indomie, Kopi, Gula dan Susu. Yang kemudian dia pindahkan ke wadah yang telah ia bawa, botol dan ada juga plastik sesuai dengan jenisnya. Mereka pun heran dengan apa yang sedang dilakukan Asep dan bagaimana bisa Asep menyusun semuanya dengan rapih dan seimbang serta pas. Padahal sebelumnya tidak muat (Bisa muat namun dipaksakan).
Setelah selesai Packing Asep pun menjelaskan karena takut terjadi baku hantam dan kesalah pahaman, bahwa dia melakukan hal tersebut untuk mengurangi sampah plastik yang nantinya akan di gunakan diatas gunung nanti. Mereka semua berpikiran sama "Ah, ribet bener sep." Padahal tujuan nya pun bagus karena memang Asep ini aktif di Pramuka sehingga dia menanamkan Dasa Dharma Pramuka pada jiwanya yang cinta alam dan kasih sayang pada manusia.
Usai itu, mereka semua pun istirahat dan keesokan paginya dilanjutkan dengan sarapan kemudian langsung bergegas menuju jalur pendakian. Dengan barang bawaan masing-masing mereka berempat mendaki Gunung Salak. Dalam perjalanan Fatin, Arya dan Galih cenderung tidak memperdulikan pendaki lain yang berpapasan dengan mereka. Namun berbeda dengan Asep yang selalu menyapa setiap pendaki yang mereka temui. Kemudian ketika beristirahat Fatin, Galih dan Arya heran dengan sikap Asep yang cenderung menyapa siapa pun yang mereka temui padahal tidak kenal.
"Sep, Lu ngapasih tiap ketemu orang lu tegor terus? Emg lu kenal? Apa nyari gebetan apa gimana? Haha." Ledek Galih.
"Gagitu bray, kita kan harus sopan sama siapa aja. Siapa tau nanti kalo kita kesulitan disini mereka bisa bantu kita nanti." Jawab Asep dengan segala Kesantuyan nya khas Masyarakat +62.
Ternyata Asep pun menerapkan Dasa Dharma Pramuka yaitu Patriot yang Sopan. Setelah selesai beristirahat, mereka melanjutkan pendakian dan sampailah di tempat untuk mendirikan tenda. Semuanya duduk kelelahan, begitu juga dengan Asep. Namun dia berusaha untuk terus beraktifitas dengan mencari daun daun yang sudah gugur kemudian dia taburi ditempat mereka akan mendirikan tenda. Ke 3 teman nya pun heran melihat tingkah laku Asep namun mereka masih menyimpan hal itu untuk ditanyakan nanti, karena sudah terlalu lelah mendaki.
Tenda pun sudah berdiri rapih dan di Alasi matras. Namun kemudian Asep masih melakukan hal yang membuat mereka bertanya-tanya dengan membuat parit disekeliling tenda. Mereka semua tidak menghiraukannya dan langsung mengganti baju nya yang basah akibat keringat saat mendaki. Lagi-lagi disini Asep menunjukkan hal yang sepertinya sudah ia prediksi dengan membuat atap di halamam bagian depan tenda untuk memasak menggunakan Ponco, Webbing dan beberapa kayu yang dia temukan. Seakan-akan Asep sudah sering mendaki Gunung padahal dia baru pertama kali mendaki.

Setelah masak untuk makan malam, mereka pun menyantap makan malam bersama didalam tenda sambil bercanda membayangkan hal hal yang aneh di luar logika manusia haha. Setelah melihat tingkah Asep dari mulai sebelum mendaki hingga sekarang. Fatin pun melontarkan pertanyaan kepadanya.
"Sep, kok lu paham banget sih soal bangun tenda, bikin teras terasan gitu. Udah gitu ngiketnya kenceng lagi. Jangan jangan lu udah pernah ngedaki ya?" Kata Fatin.
"Kagak bray, gua cuma nerapin ilmu-ilmu yang gua dapet aja pas di pramuka. Itu soal simpul biar kenceng gitu iketannya. Trus lu pada heran ga kenapa gua naburin daun dibawah tenda? Biar agak anget gitu. Soalnya gua dulu pernah tidur pake bivak alam, alasnya cuma daun doang tapi anget. Apalagi kalo make tenda kan jadi lebih Anget." Kata Asep sambil nyeruput teh anget dengan gaya santuy.
"Buset, banyak juga ya ilmu-ilmu dari pramuka yang bisa dipake buat kayak ginian. Gua kira cuma panas panasan doang sama baris baris." Kata Fatin.
"Yoi bray, mending lu lanjut pramuka besok. Banyak hal bagus disana dan lu di tempa disana supaya jadi pribadi yang lebih baik lagi nanti. Percaya deh proses tidak akan mengkhianati hasil. Seru juga lagi nanti kenal banyak oranh juga pas Jambore." Lanjut Asep.
"Besok gua lanjut lagi dah, ekskul pramuka. Ayo Gal Ay, ikut pramuka. Biar rame rame trus kan lumayan nanti lu berdua juga kenal cewe kan pas jambore siapa tau jodoh haha." Kata Fatin.
"Yhaaa, sue lu tin haha. Ilmunya banyak juga yang bisa di ambil dari Pramuka ya. Gua ikut dah besok biar punya cerita byat diceritakan ke cucu gua nanti haha." kata Galih.
"Ngikut lu lu pada aja gua mah bray." Sahut Arya.
Setelah pembicaraan itu mereka semua pun tertidur dan dikeesokan pagi nya dilanjut muncak dan berswafoto kemudian packing dan turun gunung.
Pada minggu selanjutnya mereka berempat pun mulai aktif mengikuti kegiatan Pramuka yang melatih segala aspek dalam diri mereka baik jasmani maupun rohani agar menjadi pribadi yang lebih baik dikemudian hari.

Tulisan: Pribadi
Gambar: 1, 2, dan 3






annirobiah dan 4 lainnya memberi reputasi
5
343
0
Thread Digembok
Thread Digembok
Komunitas Pilihan