Kurikulum Pendidikan Dari Masa Ke Masa

Pernah mendengar istilah jaman dulu tentang pendidikan, khususnya kurikulum?

Dulu, ada istilah ganti menteri ganti kurikulum.
Ada menteri pendidikan baru, baru pula kurikulumnya.

Mengapa begitu?
Penasaran bukan?

Yuk, dikepoin bersama!

*

Memang bukan rahasia lagi, jika kurikulum pendidikan nasional sering kali berubah.

Sudah 11 kali berubah. Luar biasa bukan!

Semua dilakukan untuk menemukan formula terbaik untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional.

Niat dan tujuan baik ini terkadang membingungkan anak didik dan orang tua atau wali anak didik.

Quote:

Quote:

Kurikulum berubah, panduan pembelajaran pasti berubah.
Kurikulum berubah, buku-buku paket pelajarannya juga berubah.

Kurikulum baru, bukunya juga harus baru. Beli buku lagi. Beri buku lagi, jadinya. Perubahan dari Catur Wulan dan Semester. Adanya Ujian Negara. Perlunya nilai NEM

Ini secara perubahan gamblang yang terlihat nyata.

Istilah kurikulum pertama kali lahir pada masa kemerdekaan mennggunakan bahasa Belanda dengan istilah Leerplanatau rencana pelajaran.

Tepatnya di tahun :

1. 1947

Kurikulum ini disebut Rentjana Pelajaran 1947.

Kurikulum ini adalah sebagai langkah memperkuat legitimasi kemerdekaan Indonesia.

Kurikulum ini menekankan kepada pendidikan karakter manusia Indonesia. Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bergerak maju untuk sejajar dengan negera lain di muka bumi.

Penanaman watak, kepribadian, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.

Materi pelajaran berkaitan dengan kegiatan sehari-hari, kesenian dan pendidikan jasmani.

2. 1952.

Rentjana kelanjutan dari Rentjana Pelajaran 1947 menjadi Rentjana Pelajaran Terurai tahun 1952. Dimana tiap mata pelajaran diurai lebih detail. Masih seperti kurikulum awal, setiap pelajaran dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

Sistem pendidikan nasional ini sudah benar diterapkan. Ada istilah yang dinamakan silabus di mana satu guru mengajar satu mata pelajaran.

3. 1964

Kurikulum terus disempurnakan dengan istilah Rentjana Pelajaran 1964 yang mempunyai ciri penanaman pengetahuan akademik yang dibekalkan dari awal jenjang pendidikan SD yang dipusatkan pada program Pancawardhana. Berupa pengembangan moral, kecerdasan, emosi, atau artistik, ketrampilan dan jasmani.

4. 1968

Kurikulum sebagai pelaksanan pesan dari UUD 1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Untuk membentuk generasi Pancasila, yang mempunyai kekuatan watak, kepribadian, budi pekerti, punya kecerdasan dan kekuatan jasmani.

Muatan pelajaran ke arah hal-hal yang bersifat teoritis tidak dikaitakan dengan permasalahan fakta di kehidupan sehari-hari.

5. 1975

Kurikulum 1975 menekankan pada konsep pelajaran lebih efektif dan efisien. Yang dikenal sebagai Satuan Pelajaran yaitu rencana pelajaran untuk satu bahasan.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)

6.1984

Atau Kurikulum 1975 yang disempurnkan. muncul istilah CBSA atau Cara Belajar Siswa Aktif, dimana anak didik ditempatkan sebagai subyek belajar yang harus mengamati sesuatu, mengelompokan, mengumpulkan data, mendiskusikan sehingga membuat laporan. Menekankan pada proses penelitian sampai mencapai tujuan akhir.

7. 1994

Sebagai perpaduan antara Kurikulum 1975 dengan 1994 yang memadukan tujuan dan proses yang membuat beban anak didik semakin berat. Adanya istllah muatan lokal dan muatan nasional. Menyuburkan pernak-pernik bahasa, kesenian dan aneka budaya daerah.


8. 2004,

Ini adalah Kurikulum Berdasarkan Kompentensi KBK

Suatu program pendidikan berbasis kompetensi harus mengandung tiga unsur pokok, yaitu pemilihan kompetensi sesuai, spesifikasi indikator-indikator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian kompetensi, dan pengembangan pembelajaran.

KBK memiliki ciri-ciri sebagai berikut, menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal, berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman. Kegiatan belajar menggunakan pendekatan dan metode bervariasi, sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.

9. 2006

Kurikulum ini dikenal sebagai KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

Atau desentralisasi wewenang penyusunan standar kompentensi dan kompentensi dasar. Guru dituntut mampu mengembangkan silabus dan penilain berdasarkan kekhasan daerahnya. Hasil kesemua itu menjadi pelajaran yang dihimpun menjadi satu dalam Kurikulum Tiap Satuan Pendidikan.


10. 2013

Kurikulum yang menekan kepada tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Ada materi yang dirampingkan seperti materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKN dll. Ada materi tambahan yaitu pelajaran Matematika.


11. 2015

Kurikulum tahun 2015 ini ternyata masih dalam tahap penyempurnaan dari kurikulum 2013.

Demikianlah kurikulum ini selalu berkembang, bahkan harus dilakukan tambal sulam, atau mengganti semua sama sekali.

Semua dilakukan untuk memperoleh kurikulum yang terbaik bagi anak didik. Sehingga cita-cita peningkatan kemampuan dan keahlian SDM ( Sumber Daya Manusia ) bukan lagi menjadi mimpi panjang.

Karena kehebatan SDM sangat diperlukan untuk terjun di era globalisasi ini.

SDM yang mumpuni, punya keahlian, punya ketrampilan, punya kecerdasan, punya mental dan sikap yang tangguh, lahir dari program pendidikan nasional yang terbaik.


Apa pun kurikulumnya, selama untuk tujuan Pendidikan Nasional Terbaik, tidaklah menjadi soal.

Ini, anakku si Mikail baru kelas 1 SD, mengalami kurikulum 2015.

Ini anakku Lintang, kelas 10 SMK, merasakan kurikulum berganti sudah 3 kali dari Kurikulum 2006, 2013 dan 2015 ini.



Aku, Pak Dhe Jagat mengalami lebih banyak perubahan kurikulum dari 1968, 1975, 1984 dan 1994. Puas deh rasanya.

Bagaimana dengan AganSista, berapa kurikulum pendidikan yang pernah dialami?

Selamat malam
--------------------------
JAGAT ALIT

Sumber dari brilio.net darikemendikbud.go.id

Sumber Di Sini