- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Menolak demo dengan demonstrasi atau unjuk rasa


TS
arbib
Menolak demo dengan demonstrasi atau unjuk rasa

Negeri kita terkenal atas keberagamannya. Terdiri dari beribu perbedaan dalam banyak hal, negara kita terakit dalam sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak terasa sudah 74 tahun kita merdeka.
Quote:
Dalam perjalanan negeri kita dari proklamasi hingga kini, ada saja perselisihan yang terjadi karena perbedaan. Jalan musyawarah untuk mufakat, yang menjadi kebanggaan negeri kita, sudah mulai memudar. Demonstrasi sebagai budaya asing, perlahan merongrong musyawarah kebanggaan kita.
Perlahan jalan musyawarah mulai ditinggalkan. Demonstrasi mulai jadi kebanggaan. Dikit dikit demo, begitulah kira kira. Ini yang harus kita sadari dan kita perbaiki.
Setelah beberapa sisi negatif tadi, tentunya banyak yang setuju dan menolak yang namanya demonstrasi. Namun, pada thread kali ini, intinya sebenarnya hanya mau membahas foto penolakan demo dengan demonstrasi. Foto ini viral di Twitter setelah diunggah akun @_mardial_ . Ini penampakan gambarnya.

Beragam komentar pun berdatangan sebagai tanggapan. Sekilas saja kita yang melihat foto penolakan demo ini, tentu akan senyam senyum sendiri. Inilah keunikan negeri kita yang sebenarnya bisa dijadikan suatu kebanggaan. Yang menyenangkan itu, kebanyakan netizen kita, dalam memberikan nasihat dan tanggapan, dilakukan dengan cara bercanda yang menghibur.
Untuk sementara waktu, ulasan ringan soal demonstrasi yang ditolak dengan cara demo ini, TS akhiri sampai disini. Semoga kedepannya, beragam perselisihan pendapat, perbedaan keinginan, pengajuan berbagai masalah dan tuntutan, bisa diselesaikan dengan bermusyawarah.
Walaupun budaya demonstrasi terus menerus menggempur dan menggerogoti negeri kita, namun kita masih tetap bangga, budaya musyawarah dalam menyelesaikan persoalan keluarga, persoalan masyarakat tingkat RT RW hingga kini ke desa, itu masih ada.
Coba saja kita bayangkan, bila dalam keluarga kita ada perselisihan, lalu diselesaikan dengan cara demonstrasi. Maka habislah kebanggaan kita sebagai warga negara Indonesia, yang punya budaya musyawarah. Karena semuanya sudah terkontaminasi oleh demonstrasi sampai ke keluarga kita sebagai akarnya.
Perlahan jalan musyawarah mulai ditinggalkan. Demonstrasi mulai jadi kebanggaan. Dikit dikit demo, begitulah kira kira. Ini yang harus kita sadari dan kita perbaiki.
Demonstrasi saat ini seakan menjadi trending dunia. Sekelompok orang dalam menyampaikan keinginannya sekarang hampir semuanya bangga bila melakukan demonstrasi. Berkumpul dalam masa jumlah besar hingga jutaan, nampaknya memberikan kepuasan tersendiri bagi peserta demo.
Dalam mengemukakan pendapat dan aspirasi atau tuntutan, demonstrasi bukanlah jalan terbaik. Demonstrasi cenderung merupakan langkah pemaksaan dari sekelompok orang kepada instansi tertentu atau pihak lain.
Di negara kita Indonesia, demonstrasi merupakan hal yang sering kita dengar, sering kita jumpa, bahkan bagi yang tinggal di perkotaan, seperti Jakarta ini, sudah sangatlah akrab dengan yang namanya demo. Hampir setiap hari selalu saja ada demo di wilayah kita Indonesia. Terutama kota besar seperti Jakarta.
Dalam jumlah masa yang sedikit, demo tidaklah terlalu berdampak negatif. Namun, dalam jumlah masa yang besar, seringkali rancangan aksi damai dan tertib yang direncanakan menimbulkan insiden yang berdampak negatif. Itu biasa terjadi, karena mengatur ketertiban orang banyak, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Mengatur ketertiban kita sendiri saja kadang kita masih belumlah bagus.
Diluar negeri, seperti di Hongkong baru baru ini, masa demo aksi damai yang menolak rancangan peraturan ekstradisi beberapa bulan lalu saat dimulainya, awalnya merupakan aksi damai dan tertib.
Namun yang namanya masa dengan jumlah jutaan tersebut, dan dilakukan secara berkala, berangsur menjadi aksi yang mengganggu ketertiban hingga kini. Tuntutan nya saat ini pun meningkat.
Suara suara merdeka dan berpisah dari negeri tirai bambu, mulai tersiar kasak kusuk nya. Mungkin sebagian peserta menginginkan, Hongkong yang merupakan negara otonomi khusus dibawah pemerintahan Tiongkok, merdeka. Pihak Tiongkok pun saat ini melakukan langkah langkah pencegahan, terhadap berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan. Tentara dan perlengkapan militer pun kini disiagakan pada perbatasan Hongkong dan Cina.
Dari uraian tadi, bisa kita ambil kesimpulan, sangatlah sulit sekali, untuk mengendalikan ketertiban orang banyak saat demonstrasi. Apalagi, seperti hal nya yang terjadi di Hongkong saat ini. Banyak pihak yang menduga, negara lain saingan utama Cina, sedang memainkan politik pecah belah disana.
Di negeri kita tercinta ini juga terjadi hal yang sangatlah disayangkan terjadi. Aksi demonstrasi mahasiswa di Cianjur, memakan korban beberapa petugas kepolisian. Kericuhan demonstrasi yang ditertibkan oleh pihak yang berwajib menimbulkan insiden pembakaran.
Pelakunya merupakan oknum mahasiswa salah satu peserta demonstrasi. Polisi yang berusaha memadamkan api dari ban mobil yang dibakar di jalanan, dilempari bensin dalam bungkus plastik. Sungguh biadab sekali. Polisi yang bertugas tersebut akhirnya mengalami luka bakar yang cukup serius hingga harus dirawat secara intensif dirumah sakit.
Pelakunya sudah diamankan. Dalam beberapa berita yang bisa kita temui, konon, si pelaku bisa terancam hukuman mati. Bila terbukti bersalah atas rencana pembunuhan petugas kepolisian. Kini kasus tersebut masih dalam penanganan yang berwajib.
Aksi demonstrasi yang mengatakan membela dan memperjuangkan kepentingan masyarakat kok jadi mengorbankan masyarakat. Pengguna jalan yang biasa lewat area tersebut kan juga masyarakat. Orang-orang sekitaran wilayah demo kan juga masyarakat. Polisi sebagai petugas keamanan yang ada disana kan juga merupakan salah satu unsur masyarakat. Jadi, masyarakat mana yang dibela oleh demonstrasi. Secara singkat, demonstrasi yang bertujuan untuk kebaikan masyarakat, akan menyebabkan masyarakat juga menjadi korban.
Dalam mengemukakan pendapat dan aspirasi atau tuntutan, demonstrasi bukanlah jalan terbaik. Demonstrasi cenderung merupakan langkah pemaksaan dari sekelompok orang kepada instansi tertentu atau pihak lain.
Di negara kita Indonesia, demonstrasi merupakan hal yang sering kita dengar, sering kita jumpa, bahkan bagi yang tinggal di perkotaan, seperti Jakarta ini, sudah sangatlah akrab dengan yang namanya demo. Hampir setiap hari selalu saja ada demo di wilayah kita Indonesia. Terutama kota besar seperti Jakarta.
Dalam jumlah masa yang sedikit, demo tidaklah terlalu berdampak negatif. Namun, dalam jumlah masa yang besar, seringkali rancangan aksi damai dan tertib yang direncanakan menimbulkan insiden yang berdampak negatif. Itu biasa terjadi, karena mengatur ketertiban orang banyak, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Mengatur ketertiban kita sendiri saja kadang kita masih belumlah bagus.
Diluar negeri, seperti di Hongkong baru baru ini, masa demo aksi damai yang menolak rancangan peraturan ekstradisi beberapa bulan lalu saat dimulainya, awalnya merupakan aksi damai dan tertib.

Namun yang namanya masa dengan jumlah jutaan tersebut, dan dilakukan secara berkala, berangsur menjadi aksi yang mengganggu ketertiban hingga kini. Tuntutan nya saat ini pun meningkat.

Suara suara merdeka dan berpisah dari negeri tirai bambu, mulai tersiar kasak kusuk nya. Mungkin sebagian peserta menginginkan, Hongkong yang merupakan negara otonomi khusus dibawah pemerintahan Tiongkok, merdeka. Pihak Tiongkok pun saat ini melakukan langkah langkah pencegahan, terhadap berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan. Tentara dan perlengkapan militer pun kini disiagakan pada perbatasan Hongkong dan Cina.

Dari uraian tadi, bisa kita ambil kesimpulan, sangatlah sulit sekali, untuk mengendalikan ketertiban orang banyak saat demonstrasi. Apalagi, seperti hal nya yang terjadi di Hongkong saat ini. Banyak pihak yang menduga, negara lain saingan utama Cina, sedang memainkan politik pecah belah disana.
Di negeri kita tercinta ini juga terjadi hal yang sangatlah disayangkan terjadi. Aksi demonstrasi mahasiswa di Cianjur, memakan korban beberapa petugas kepolisian. Kericuhan demonstrasi yang ditertibkan oleh pihak yang berwajib menimbulkan insiden pembakaran.

Pelakunya merupakan oknum mahasiswa salah satu peserta demonstrasi. Polisi yang berusaha memadamkan api dari ban mobil yang dibakar di jalanan, dilempari bensin dalam bungkus plastik. Sungguh biadab sekali. Polisi yang bertugas tersebut akhirnya mengalami luka bakar yang cukup serius hingga harus dirawat secara intensif dirumah sakit.
Pelakunya sudah diamankan. Dalam beberapa berita yang bisa kita temui, konon, si pelaku bisa terancam hukuman mati. Bila terbukti bersalah atas rencana pembunuhan petugas kepolisian. Kini kasus tersebut masih dalam penanganan yang berwajib.
Aksi demonstrasi yang mengatakan membela dan memperjuangkan kepentingan masyarakat kok jadi mengorbankan masyarakat. Pengguna jalan yang biasa lewat area tersebut kan juga masyarakat. Orang-orang sekitaran wilayah demo kan juga masyarakat. Polisi sebagai petugas keamanan yang ada disana kan juga merupakan salah satu unsur masyarakat. Jadi, masyarakat mana yang dibela oleh demonstrasi. Secara singkat, demonstrasi yang bertujuan untuk kebaikan masyarakat, akan menyebabkan masyarakat juga menjadi korban.
Setelah beberapa sisi negatif tadi, tentunya banyak yang setuju dan menolak yang namanya demonstrasi. Namun, pada thread kali ini, intinya sebenarnya hanya mau membahas foto penolakan demo dengan demonstrasi. Foto ini viral di Twitter setelah diunggah akun @_mardial_ . Ini penampakan gambarnya.

Beragam komentar pun berdatangan sebagai tanggapan. Sekilas saja kita yang melihat foto penolakan demo ini, tentu akan senyam senyum sendiri. Inilah keunikan negeri kita yang sebenarnya bisa dijadikan suatu kebanggaan. Yang menyenangkan itu, kebanyakan netizen kita, dalam memberikan nasihat dan tanggapan, dilakukan dengan cara bercanda yang menghibur.
Untuk sementara waktu, ulasan ringan soal demonstrasi yang ditolak dengan cara demo ini, TS akhiri sampai disini. Semoga kedepannya, beragam perselisihan pendapat, perbedaan keinginan, pengajuan berbagai masalah dan tuntutan, bisa diselesaikan dengan bermusyawarah.

Walaupun budaya demonstrasi terus menerus menggempur dan menggerogoti negeri kita, namun kita masih tetap bangga, budaya musyawarah dalam menyelesaikan persoalan keluarga, persoalan masyarakat tingkat RT RW hingga kini ke desa, itu masih ada.
Coba saja kita bayangkan, bila dalam keluarga kita ada perselisihan, lalu diselesaikan dengan cara demonstrasi. Maka habislah kebanggaan kita sebagai warga negara Indonesia, yang punya budaya musyawarah. Karena semuanya sudah terkontaminasi oleh demonstrasi sampai ke keluarga kita sebagai akarnya.
Sampai jumpa pada thread lainnya.
Diubah oleh arbib 17-08-2019 18:51






caricewek dan 9 lainnya memberi reputasi
10
52.6K
Kutip
87
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan