Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

ashibnuAvatar border
TS
ashibnu
Tempat Aneh di Tengah Hutan
Tempat Aneh di Tengah Hutan

Sudah hampir 50 menit setelah kelompok Prambanan mengalami perpecahan, Johan dan Adi melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir sementara Galang, Bagas, Yudhis dan Raka tak tau menuju ke mana. Keenam anak tersebut merupakan peserta kemah yang sedang melaksanakan tugas mencari jejak untuk pengambilan badge Ambalan.
Rupanya setelah melewati pos 3 dan 4, Johan sebagai pemimpin kelompok ternyata selama ini berseteru dengan Galang. Dua anak tersebut menaruh hati dengan gadis yang sama. Galang yang selama ini mempunyai hubungan dengan Aninda dan Johan sebagai orang ketiga diantara mereka akhirnya terungkap. Setelah bersitegang dengan Johan, Galang memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya sendiri tanpa tujuan.

“Galang, tunggu dulu! kau mau kemana?” Teriak Bagas sambil mencoba untuk mengejar.
“Sebaiknya kita lanjutkan dulu perjalanan mencari jejak.”Sahut Raka yang tak sabar melanjutkan perjalanan.
“Sepertinya kau belum mengenal Bagas”Tukas Yudhis mengikuti jejak Bagas di belakang.
“Benar – benar sial sekali aku, selain harus menjaga Yudhis aku juga terpaksa mengikuti Galang si bodoh itu” Ketus Raka.

Mereka satu – persatu memasuki wilayah hutan dengan pepohon yang lebih lebat. Hari semakin sore dan hanya suara – suara binatang yang terdengar. Suasan hutan menjadi lebih gelap dan lemab. Wilayah Kabupaten Kebarang memang terkenal dengan hutan yang masih lebat daripada hutan lain di Jawa Tengah.

“Kau tau, menurut cerita di Kebarang ini ada suatu tempat dimana dulu Pangeran Diponegoro menyimpan banyak senjata pusakanya untuk melawan penjajah Belanda”Bisik Yudhis pada Bagas.
“Ya, mungkin saja, Perang Diponegoro hampir terjadi di seluruh wilayah Jawa Tengah”.

Bagas lalu mempercepat langkah kakinya untuk mendekati Galang yang berada di depannya. Dengan Raka yang tertinggal di belakang, Bagas sedikit tidak merasa khawatir terhadap keadaan Yudhis. Sementara Galang yang sejak dari tadi hanya diam, suasana hatinya semakin bercampur aduk. Bagas dengan nafas terengah – engah berhasil mencapai langkah kaki Galang.

“Lang, Sebenarnya aku tidak suka dengan semua ini. Yudhis si mata empat itu menjadi semakin tertarik dengan petualangan mencari benda pusaka”.
“Aku tidak menyuruhmu untuk mengikutiku. Bukankah Yudhis satu – satunya teman membacamu, Gas”
“Akhirnya kau mendengarkanku juga, Lang. Aku percaya kau pasti bisa menangani Johan”
“Ya, kau memang yang selama ini terus mempercayaiku dari pada Raka dan Yudhis”.
“Karena aku yakin kau mempunyai jiwa pemimpin untuk mempertahankan persahabatan kita berempat”.

Galang, Bagas, Yudhis dan Raka, keempat anak tersebut memang selalu terlihat bersama dari sejak SMP dulu. Kebetulan mereka berempat meneruskan di SMA yang sama. Galang tipikal anak yang aktif dengan perawakan tinggi dia suka berorganisasi. Bagas sangat mengidolakan Galang sebagai sahabatnya, yang malah sering bersama Yudhis untuk membaca buku. Yudhis yang bertubuh pendek menggilai buku hingga dibantu kaca mata untuk membaca. Sementara Raka jagoan yang pendiam bertubuh tegap yang selalu disuruh oleh orang tuanya Yudhis untuk menjaga dan merawat anak mereka. Mereka yang kian memasuki area terdalam hutan sadar bahwa telah keluar terlalu jauh dari rute yang ditentukan oleh panitia. Hingga langkah kaki mereka terhenti dengan sebuah tebing yang ada di depan mereka. Mereka berempat menatap tebing yang penuh dengan tumbuhan akar rambat dengan terheran – heran.

“Tidak mungkin!”Kata Yudhis dengan heran.
“Sebuah tebing di tengah hutan sangatlah wajar, Dhis”.Balas Galang.
“Secara teori memang tidak wajar dengan letak wilayah ini”.Sahut Bagas.
“Ayolah, kita sudahi saja Petualangan Sherina ini”.Seloroh Raka.

Yudhis yang penasaran mencoba menjelaskan bahwa hal itu tidak mungkin terjadi di tengah hutan lebat di wilayah bukit Kalong Kabupaten Kebarang. Ditambah dengan rasa penasaran Bagas yang mengetahui setiap daerah dan tata letak perkemahan mereka. Membuat jiwa petualangan mereka berdua bangkit dan saling beradu argumen.

“Lebih baik kita kembali menuju rute pos terakhir, aku tidak ingin ada masalah lagi”.Ucap Galang.
“Sebentar aku mau memastikan dulu bahwa ini memang tebing.”Sahut Yudhis dengan wajah yang penasaran.

Tiba – tiba saja terdengar bunyi aneh dari dalam tebing, batu dan tanah sedikit demi sedikit terjatuh bersama dengan nampaknya sebuah lubang di dinding tebing tersebut. Yudhis yang ingin mengamati hal tersebut malah jatuh terperosok ke dalam sebuah lubang yang berada di sampingnya. Melihat Yudhis terjatuh Galang, Bagas dan Raka terdiam sejenak lalu Galang langsung menyusul Yudhis yang tidak terlihat. Kemudian diikuti oleh Bagas dan Raka terjun ke bawah memberanikan diri untuk menyelamatkan sahabat mereka.

“Kau tidak apa – apa, Dhis?”Teriak Galang.
“Hahahaha, akhirnya kita menemukannya, tempat Pengeran Diponegoro menyimpan pusakanya.”Seloroh Yudhis dengan wajah gembira.
“Tidak, Lihatlah sekeliling kita, ini seperti bukan sebuah tempat yang mirip dengan goa”.Sahut Bagas.
“Ya, tempat ini seperti buatan alien”.Tukas Raka.
Semuanya lihatlah tulisan di dinding itu “Constructie Werkplaats 1826 De Bromo Pasoeroean”.

Tempat itu sebuah bunker rahasia peninggalan masa penjajahan Belanda. Banyak sekali kabel – kabel besar yang berserakan di sekeliling ruangan. Terlihat juga ada lima tabung seukuran manusia, empat diantaranya sudah pecah dan terlihat seperti sebuah ruangan isolasi. Tapi satu tabung yang berada di tengah masih terlihat utuh dengan tertutup oleh suatu cairan yang berwarna coklat muda.

“Yudhis ini jelas bukan tempat untuk menyimpan benda pusaka. Ini lebih seperti gedung fasilitas tua dengan teknologi canggih pada masanya.”Kata Bagas yang heran melihat sekelilingnya.
“Kau benar Gas. Ini tak seperti yang ada dalam buku cerita itu.”
“Yudhis, Raka dan kau Galang. Kalian semua hati – hati dalam melangkah dan jangan panik.”
“Juga jangan sentuh apapun yang ada dalam ruangan ini, benarkan Gas!”.

Akibat heran melihat ada sebuah bunker di tengah hutan dengan ruangan yang penuh teknologi tua. Membuat mereka semua saling tatap dan berpikir untuk segera keluar dari tempat tersebut tanpa menyentuh dan merusak apapun itu yang berada di ruangan. Sementara Galang melihat ke sekeliling maju mundur dan tidak bergerak, dalam langkah mundur yang tidak disengaja dia tersandung oleh kabel besar, terjatuh menimpa tabung kelima. Suara keras dari kaca tabung yang pecah membuat yang lain terdiam. Galang terjatuh dengan sebuah cairan dari dalam tabung itu mengguyur semua anggota badannya. Galang yang berjiwa pemimpin dan selalu punya ide untuk setiap masalah menjadi kalap dengan keadaan tak menentu. Galang tak sadarkan diri.

“Celaka!”Teriak Bagas.
“Kita tetap harus tenang, Gas”.
“Tapi sepertinya Galang pingsan, Dhis”.
“Gas, mari kita mendekat dengan hati – hati”.
“Aneh sekali cairan ini baunya seperti sampo anti ketombe yang kadaluarsa, Dhis”.
“Aku tau, jangan panik dan tetaplah hati – hati”.

Setelah mendekat dan mengamati Galang selama beberapa detik. Mereka bisa melihat kondisi Galang yang tak sadarkan diri. Beberapa detik mengamati, mereka melihat Galang membuka matanya. Bagas, Yudhis serta Raka terpental jauh menabrak dinding bersamaan dengan Galang yang bangun mencoba untuk duduk. Merintih kesakitan Yudhis menatap Bagas dan mereka berdua segera mengetahui tempat apa itu sebenarnya.

Mereka berempat akhirnya memutuskan untuk tidak berlama – lama di tempat itu. Bagas dan Raka segera memapah Galang untuk membantu keluar dari sana. Tetapi sebelum mereka keluar Yudhis ingin mengambil beberapa tetes dari cairan kental itu untuk di bawanya pulang. Yudhis melihat kubangan cairan itu menuju ke satu titik seolah – olah benda cair itu berkumpul dan menyatu satu sama lain membentuk sebuah wujud padat. Dengan segera Yudhis memasukkan sedikit cairan tersebut ke dalam botol kecil lalu menutupnya. Tak lama setelah mereka berhasil keluar dari tempat itu, mereka langsung fokus untuk kembali ke rute pos terakhir. Beberapa langkah setelah terlihat pos ke 5, terlihat Johan dan Adi sedang dimarahi oleh kakak pembina karena meninggalkan keempat anggota mereka. Hari yang menjelang petang membuat kakak pembina tidak mempermasalahkan kelompok Prambanan untuk mengakhir kemah pengambilan Badge Ambalan.

Lima hari setelah kemah pengambilan Badge Ambalan, keempat sahabat Galang, Bagas, Yudhis dan Raka kembali pada aktifitas masing – masing. Mereka saling memaafkan atas apa yang sudah terjadi diperkemahan tempo lalu, membuat mereka malah menjadi tambah akur. Sampai pada suatu hari Yudhis terlihat tergesa – gesa untuk menuju ke rumah Galang. Sesampainya di rumah Galang, Yudhis langsung nyelonong tanpa menyapa orang tua Galang.

“Galang, nyalakan televisi!”Teriak Yudhis dengan wajah yang panik.
“Ada apa Yudhis? Kau kenapa?”Tanya Galang yang sedang duduk di ruang tamu.
“Mana remot televisimu?”Ucap Yudhis sembari mencari remot kontrol televisi di rumah Galang.

Televisi menyala dengan pembawa acara berita yang sedang menyampaikan informasi “Beberapa hari ini di Kecamatan Kalong, Kabupaten Kebarang telah terjadi peristiwa misterius, dimana menurut penuturan penduduk setempat ada hantu serdadu penjajah Belanda yang berkeliaraan di malam hari dengan meninggalkan banyak ternak penduduk yang mati tergeletak keesokan harinya”.

“Kau tau, Galang. Tempat aneh di tengah hutan itu adalah sebuah fasilitas untuk penjajah Belanda dulu membuat pasukan super mereka guna mengalahkan jawara pribumi yang kesaktiannya tidak bisa ditandingi oleh senjata modern di masa itu. Dan kau yang akan membasmi makhluk yang kita keluarkan itu”.Tegas Yudhis.

Sumber
Pikiran Pribadi
Diubah oleh ashibnu 05-09-2019 03:26
mbakendutAvatar border
eja2112Avatar border
tokek.terbangAvatar border
tokek.terbang dan 4 lainnya memberi reputasi
5
3.1K
5
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan