Welcome back to Pamali The Stories. Menemani malam Jum'at kalian, Ane kembali dengan thread seputar Pamali. Di postingan kali ini, Ane bakalan mengangkat 1 mitos paling mainstream di 'telinga' masyarakat umum. Apa itu? Ini dia...
Quote:
#23 Telinga Panas
Kita pasti pernah ngalamin hal ini. Banyak yang bilang kalo telinga kita panas, berarti kita lagi diomongin sama orang. Disini, ada 2 arti, kalo telinga kiri, berarti ada yang ngejelek-jelekin kita (menceritakan hal-hal jelek tentang kita). Kalo telinga kanan, ada yang muji-muji kita (menceritakan hal-hal baik tentang kita). Well, secara umum sih seperti itu. Tapi...gimana kalo dua-duanya? 🤔🤔🤔
Mungkin ada yang ngomongin dua sisi dari kita, baik dan buruk. Atau mungkin, ada fans dan haters yang lagi berdebat soal kita? Kita tidak tahu😁😁😁
OK, daripada kelamaan, langsung aja ke cerita...
Spoiler for :
Di sebuah kontrakan, ada 2 orang sahabat yang tinggal sekamar. 2 orang laki-laki yang bekerja di perusahaan yang sama ini, sama-sama mengadu nasib keluar kota demi sesuap nasi. Suatu hari sepulang kerja, mereka berencana untuk pergi keluar untuk makan malam. Selang beberapa saat, mereka pun pergi ke warteg setempat.
Sesampainya di warteg, mereka memesan makanan dan menyantapnya disana. Sembari makan, salah satu dari mereka ada yang kepincut dengan salah satu pramusaji warteg (yang pasti cewek dong).
"Cuy! Si Mbaknya cakep banget ya?",
"Hehe, udah tau kan, kenapa Gua sering makan disini daripada di warung Ibu Kos?",
"Ya sih....tapi..lu gak ngajak Gua sih! Kenapa baru sekarang?",
"Biarin, itu kan si Mbaknya bekas Gua. Terus Gua kasih ke lu, hihihi...",
"Yeee....kampret juga lu ye?", sembari bercanda, kedua sahabat itu sambil menyantap makanan mereka.
Setelah selesai, mereka kembali ke kontrakan. Sesampainya di kontrakan, mereka putuskan untuk MABAR. Tapi, meskipun sedang asyik bermain game, obrolan mereka tidak lepas dari sosok si Mbak pramusaji. Bahkan mereka sampai menghayal, apa jadinya jika salah satu dari mereka ada yang menikah dengannya.
Keesokan harinya, dua orang sahabat itu menyantap makanan di warteg yang sama. Dan tentunya sembari membicarakan si Mbak. Itu terjadi hingga 5 hari lamanya.
Di hari keenam...
Saat mereka sedang bekerja, mereka dibuat tidak nyaman karena telinga mereka terasa panas. Mereka awalnya menganggap kalau ada seseorang yang membicarakan mereka tentang hal-hal baik mereka, karena telinga yang kanan saja yang panas. Tapi, lama kelamaan telinga mereka rasanya seperti direbus. Berkali-kali mereka bolak-balik ke toilet untuk mendinginkan telinga. Namun tidak ada hasilnya.
Sepulang kerja, mereka mampir ke warung untuk membeli es batu. Tentu saja, mereka menggunakannya untuk mendinginkan telinga yang tak kunjung dingin. Sekalipun sudah menggunakan es batu, telinga mereka semakin panas. Bahkan warnanya berubah menjadi merah ati. Mereka pasrah dan tidak tahu harus bagaimana. Setelah itu, secara ajaib, telinga mereka kembali dingin. Ya, tepatnya setelah mereka pasrah dengan keadaan. Mereka senang bukan main. Semua kembali normal.
Di malam hari, seperti biasa mereka makan di warteg yang sama. Tentunya dengan kegiatan yang sama. Makan sambil membicarakan si Mbak. Singkat cerita, mereka selesai makan dan kembali ke kontrakan…
Nahas…
Itulah hari terakhir mereka berdua makan di warteg itu…
Sekaligus…
Hari terakhir mereka ada di dunia…
Tepat tengah malam…
Tetangga kontrakan mereka mencium aroma seperti ada sesuatu yang terbakar. Penghuni kontrakan yang lain segera keluar dari kamar dan memeriksa apakah ada sesuatu yang terbakar atau tidak. Karena ditakutkan kontrakan mereka di lahap si jago merah. Dan ketika mereka keluar, para penghuni kontrakan melihat asap hitam yang keluar dari pintu kamar kontrakan milik dua sahabat itu. Tak hanya itu, dari jendela, mereka melihat kobaran api yang menyala-nyala. Salah seorang penghuni kontrakan ada yang mencoba mendobrak masuk pintu kamar kontrakan milik dua sahabat, sedangkan sisanya ada yang meminta tolong dan ada yang menyiapkan seember air untuk memadamkan api. Alhasil, pintu di dobrak dan orang-orang berbondong-bondong memadamkan api. Beruntung, api itu tidak membakar seisi kontrakan…
Namun…
Ada yang aneh…
Ketika api padam, semua orang yang membantu memadamkan api kebingungan lantaran hal aneh yang mereka lihat. Ternyata, api itu hanya membakar kepala dua sahabat itu hingga menjadi abu. Dan anehnya, kasur yang mereka tiduri tidak terbakar sama sekali. Bahkan bantalnya pun tidak. Seisi kamar juga tidak ada yang terbakar ataupun hangus. Semuanya tampak normal. Sampai detik ini, kematian dua sahabat itu masih menjadi misteri…
Oh, wait! Do you wanna know the truth?
I’m pretty sure you really want it so bad. Well…
Here’s the truth…
Seperti yang sudah Ane jelasin atau kalian ketahui, kalau “Telinga kita terasa panas, konon katanya, kita lagi diomongin sama orang”. Nah, dalam cerita, yang jadi bahan pembicaraan adalah si Mbak Warteg itu sendiri. Otomatis, telinga Dia terasa panas. Tapi…
Ada rahasia tersembunyi yang si Mbak sembunyikan…
Karena merasa tidak nyaman, si Mbak punya “cara” agar dua sahabat itu merasakan apa yang ia rasakan. Ketika dua sahabat itu selesai makan, tak sengaja ada sehelai rambut mereka yang jatuh ke atas piring tempat mereka makan. Dengan helai rambut itu, si Mbak melancarkan “pembalasannnya”. Tidak lain dan tidak bukan, dengan menggunakan ilmu hitam. Dia memasukkan helai rambut itu ke dalam 2 boneka santet yang berbeda. Setelah itu, dibacakan mantra dan santet pun bekerja. Berhubung, si Mbak baru selesai menyiapkan ilmu hitamnya tepat di hari ke-6, pada saat itu juga dua sahabat itu mendapatkan dampak dari ilmu hitam itu. Saat kedua sahabat itu merasakan panas yang hebat pada kedua telingan mereka, di tempat lain, si Mbak memanaskan telinga kedua boneka itu ke api yang membara. Sampai dirasa cukup, si Mbak menghentikan siksaannya. Berharap kalau kedua sahabat itu jera, nyatanya si Mbak masih menjadi buah bibir mereka. Lantaran kesal, ia celupkan kepala boneka itu ke dalam ember yang berisi bensin, sedangkan anggota badannya yang lain ia balurkan minyak kelapa (itu lho yang biasa dipakai buat orang yang main sepak bola api #CMIIW), agar hanya kepala boneka itu saja yang terbakar…
Well...that’s the truth…
So dark...isn’t it?
Secara ilmiah, kejadian dalam cerita disebut sebagai Spontaneous Human Combustion (SHC). Menurut sumber, SHC merupakan peristiwa terbakarnya tubuh manusia secara spontan yang dihasilkan dari energi dalam diri manusia tersebut. Dalam hal ini manusia yang mengalami SHC dapat berakibat fatal dan membahayakan nyawa manusia tersebut. Dalam beberapa kasus misteri SHC ini terjadi begitu cepat, hingga dalam beberapa kejadian tidak ada saksi yang menyaksikan proses dari SHC ini.
Ilustrasi
Dalam tiga abad terakhir ini, ditemukan sekitar 200 kasus SHC. Namun pada banyak kasus tidak ditemukan adanya penyelidikan yang memadai dan biasanya hanya berdasarkan cerita burung dan pernyataan lisan saja.
Tubuh terbakar spontan terjadi akibat adanya semburan api dari reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh tanpa adanya sumber panas eksternal.
Kasus tubuh terbakar spontan pertama kali diteliti ahli anatomi Denmark Thomas Bartholin pada tahun 1663. Saat itu digambarkan seorang perempuan di Paris terbakar saat sedang tidur.
Seperti dikutip dari Howstuffworks, Senin (26/4/2010) ratusan kasus tubuh terbakar spontan yang telah terjadi selalu mengikuti pola yang sama. Bagian kaki selalu utuh, meskipun batang tubuh dan kepala sudah hangus tak bisa dikenali.
Selain itu ruangan disekitarnya tidak menunjukkan atau hanya sedikit tanda-tanda adanya api. Pada kasus tertentu kadang ditemui organ internal korban tetap tak tersentuh sementara bagian luarnya hangus.
Tidak semua korban tubuh terbakar spontan meninggal. Sebagian kecil korban yang selamat mengalami luka bakar aneh di tubuhnya tanpa ada sumber yang jelas.
Tubuh manusia membutuhkan dua hal untuk terbakar yaitu panas yang sangat tinggi dan substansi tertentu yang mudah terbakar. Dalam keadaan normal tidak terjadi terbakar spontan.
Tapi kebanyakan ilmuwan selama beberapa abad terakhir berspekulasi bahwa kemungkinan itu tetap ada. Kejadian tubuh terbakar spontan ini juga telah menginspirasi pengarang terkenal Charles Dickens yang pada tahun 1800-an membunuh salah satu karakter di novelnya dengan cara tubuh terbakar spontan akibat jumlah alkohol yang berlebih di tubuhnya.
Hingga kini belum ada satupun teori yang dapat menjelaskan fenomena ini.Terdapat beberapa fakta umum yang terkait dengan semua kasus SHC, seperti dikutip dari Castleofspirits, yaitu:
Sebanyak 80 persen korban SHC adalah kaum perempuan.
Kebanyakan korban mengalami kelebihan berat badan atau pecandu alkohol.
Tubuh korban akan sangat hangus, tapi ruangan di sekitar mayat korban masih cukup utuh.
Tubuh korban akan menguning dan biasaya di sekitar korban timbul bau minyak busuk.
Batang tubuh termasuk dada, perut dan pinggul bisa benar-benar terbakar, tapi bagian dari kaki atau pakaian bisa jadi masih utuh.
Pembakaran hanya terjadi pada korban sendiri tanpa adanya teriakan atau jeritan yang pernah terdengar.