Halo teman teman, kali ini saya akan sedikit membahas tentang pendidikan Indonesia.. dalam opini subjektif saya, sistem pendidikan di Indonesia masih menggambarkan banyak hal yang perlu lebih dikembangkan didalamnya.

Selama beberapa dekade terakhir, Indonesia telah melakukan banyak hal untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan, terutama pada tingkat sekolah dasar dan sekolah menengah pertama. — Saat ini, anak-anak Indonesia mulai bersekolah lebih awal dan bertahan dalam pendidikan, keadaan ini lebih lama dari yang pernah Indonesia miliki pada dekade sebelumnya.

Saya percaya bahwa Indonesia telah membuat kemajuan yang lumayan banyak dalam meningkatkan kualitas pendidikannya. Setelah melakukan riset, walau begitu.. saya menemukan bahwa negara ini masih secara teratur berada pada peringkat terbawah dalam tes standar internasional untuk pencapaian siswanya, seperti program untuk penilaian siswa tingkat internasional.



Peringkat negara kita dalam studi literasi baca internasional kitapun.. sayangnya, masih lebih rendah dari negara-negara tetangga nya seperti Malaysia dan Vietnam. Saya kutip, sebagian besar analis mengaitkan masalah ini dengan pendanaan yang tidak memadai, defisit sumber daya manusia, struktur insentif yang salah, dan manajemen yang buruk. Tidak ada keraguan bahwa faktor-faktor ini penting.

Tetapi masalah kualitas pendidikan Indonesia, pada akarnya, adalah masalah politik dan kekuasaan. Seperti bagian lain dari aparatur negara ini, lembaga pendidikan publik, baik sekolah maupun penyedia pendidikan tinggi, telah ditangkap karena penyalah gunaan wewenang. Hehehehehe



Alih-alih menjadi mekanisme negara dalam mencapai tujuan pendidikan dan ekonomi, lembaga pendidikan publik di Indonesia malah menjadi kendaraan bagi para elit politik dalam mengumpulkan sumber daya, mendistribusikan dukungan, memobilisasi dukungan politik, dan melakukan kontrol politik terhadap pendidikan di negara kita ini.

Posisi kepala sekolah dan manajemen universitas secara teratur dijual kepada penawar tertinggi sebagai imbalan atas kesempatan untuk menggunakan posisi ini untuk memperkaya harta pribadi mereka masing masing.

Pada saat yang sama, para guru menjadi sangat terlibat dalam politik pemilu, terutama pada pemilu tingkat lokal. Kabarnya, ada lebih dari tiga juta guru di Indonesia, dan mereka mewakili banyak pemilu. Bukan hal yang aneh bagi guru yang mendukung kandidat politik lokal yang sukses untuk dihadiahi dengan promosi atau janji yang menarik, dan bagi mereka yang mendukung kandidat yang kalah akan diturunkan pangkatnya atau dibuang ke bagian-bagian terpencil dari suatu wilayah.



Pemerintah saat ini menegaskan bahwa anak-anak yang masih berada di bangku sekolah perlu mengambil kursus dalam "pendidikan karakter". Semua ini merupakan sarana pembelajaran yang khususnya, dilakukan untuk memperoleh keterampilan yang dibutuhkan dalam meningkatkan daya saing ekonomi nasional negara kita.

Jika pemerintah Indonesia konsisten dengan tujuan ini, saya membayangkan sistem pendidikan Indonesia ini mungkin akan menjadi "Lebih kompetitif secara internasional". Namun, mengingat hambatan politis untuk meningkatkan kualitas, akan sangat sulit untuk mewujudkan ambisi ini.

Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia membutuhkan lebih dari hanya sekedar suntikan dana tambahan dan penyampaian program pelatihan baru untuk guru dan sejenisnya. Hal ini membutuhkan reorientasi program yang lebih banyak dari sistem pendidikan dan politik yang palsu dan itu itu saja...

Namun, semoga kedepan nya sistem pendidikan di Indonesia dapat berubah kearah yang jauh lebih baik lagi...