

TS
berbagi274
"Pendidikan Berkarakter" Masih Menjadi PR Sistem Pendidikan Bangsa Ini
Pendidikan di Indonesia ini sudah banyak berkembang. Namun, karakter asli bangsa ini mulai pudar.

Dari masa ke masa pendidikan di Indonesia ini sudah mengalami perkembangan yang pesat. Meski masih ada beberapa daerah yang jarak tempuh ke sekolah cukup jauh, namun sentuhan tangan pemerintah dalam sektor pendidikan boleh dikatakan maksimal. Kita mungkin mengenal Dana BOS atau Bantuan Operasional Sekolah yang digulirkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sarana dan pra sarana sekolah.
Agan dan Sista juga mungkin pernah mendengar salah satu kartu yang dikeluarkan oleh pemerintah. Ya, Kartu Indonesia Pintar. Merupakan bagian dari Program Indonesia Pintar yang diperuntukan untuk anak-anak Indonesia dari keluarga tidak mampu. Bentukny berupa stimulan dana pendidikan agar anak-anak Indonesia lebih semangat lagi bersekolah dan menuntaskan program pendidikan 12 tahun.
Namun, di sisi lain berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia ternyata malah dicoreng oleh beberapa kasus yang tidak menunjukan jati diri bangsa ini. Kita mungkin sering membaca dan melihat berita tentang kekerasan di sekolah antara guru dan murid, atau sebaliknya. Tawuran, kekerasan seksual, narkoba, banyak merasuki dunia pendidikan kita. Rasanya tak perlu bertanya ini tanggung jawab siapa, karena memang kitalah yang bertanggung jawab atas kualitas pendidikan di bangsa ini. Kita itu adalah orang tua, guru, lingkungan, juga pemerintah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam menyukseskan tujuan dari pendidikan di Nusantara ini.
Satu hal mungkin yang menurut saya harus lebih dikuatkan lagi dalam pendidikan di Indonesia. Satu hal itu adalah karakter. Jumlah lulusan SMA, sarjana hingga doktor saat ini sudah tak terhitung lagi banyaknya. Namun karakteristik orang-orang terdahulu lebih kuat meski tak pernah mengecam pendidikan formal di sekolah. Karakteristik bangsa yang terkenal baik di mata dunia kini mulai memudar dari wajah bangsa ini. Oleh karenanya sangat perlu penguatan karakter bangsa bagi anak-anak generasi penerus.
Setidaknya ada lima karakter yang harus ditanamkan pada anak-anak, terutama saat mereka masih kecil. Pendidikan usia dini dan sekolah dasar sangat menentukan pembentukan karakter awal anak-anak. Hingga ketika memasuki remaja, mereka sudah mempunyai dasar yang kuat dan tidak mudah goyah oleh hal-hal yang merugikan diri sendiri, orang lain bahkan bangsa ini.
Apa saja kelima karakter itu?

Kedua, Sikap Religius

Keempat, Peduli


Sedang viral saat ini tentang isu polusi dan global warming. Tidak bisa dibayangkan rasana 20 atau 30 tahun mendatang jika generasi bangsa ini tidak punya rasa cinta terhadap lingkungan dan kebersihan.
Ah, saya sering melihat ada orang yang membuang sampah saat berkendara. Mereka asal melempar begitu saja di jalanan. Pelakunya beragam dari mulai anak kecil yang dibonceng di motor hingga orang dewasa dengan mobil mewah. Sedih hati ini melihatnya. Mereka ingin kendaraan yang mereka bawa itu tetap bersih, tidak peduli apa yang mereka buang mengotori lingkungan.
Salam Santun.
WK. Gemilang
#BelajarBersamaBisa

Dari masa ke masa pendidikan di Indonesia ini sudah mengalami perkembangan yang pesat. Meski masih ada beberapa daerah yang jarak tempuh ke sekolah cukup jauh, namun sentuhan tangan pemerintah dalam sektor pendidikan boleh dikatakan maksimal. Kita mungkin mengenal Dana BOS atau Bantuan Operasional Sekolah yang digulirkan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sarana dan pra sarana sekolah.
Agan dan Sista juga mungkin pernah mendengar salah satu kartu yang dikeluarkan oleh pemerintah. Ya, Kartu Indonesia Pintar. Merupakan bagian dari Program Indonesia Pintar yang diperuntukan untuk anak-anak Indonesia dari keluarga tidak mampu. Bentukny berupa stimulan dana pendidikan agar anak-anak Indonesia lebih semangat lagi bersekolah dan menuntaskan program pendidikan 12 tahun.
Namun, di sisi lain berkembangnya sistem pendidikan di Indonesia ternyata malah dicoreng oleh beberapa kasus yang tidak menunjukan jati diri bangsa ini. Kita mungkin sering membaca dan melihat berita tentang kekerasan di sekolah antara guru dan murid, atau sebaliknya. Tawuran, kekerasan seksual, narkoba, banyak merasuki dunia pendidikan kita. Rasanya tak perlu bertanya ini tanggung jawab siapa, karena memang kitalah yang bertanggung jawab atas kualitas pendidikan di bangsa ini. Kita itu adalah orang tua, guru, lingkungan, juga pemerintah menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dalam menyukseskan tujuan dari pendidikan di Nusantara ini.
Satu hal mungkin yang menurut saya harus lebih dikuatkan lagi dalam pendidikan di Indonesia. Satu hal itu adalah karakter. Jumlah lulusan SMA, sarjana hingga doktor saat ini sudah tak terhitung lagi banyaknya. Namun karakteristik orang-orang terdahulu lebih kuat meski tak pernah mengecam pendidikan formal di sekolah. Karakteristik bangsa yang terkenal baik di mata dunia kini mulai memudar dari wajah bangsa ini. Oleh karenanya sangat perlu penguatan karakter bangsa bagi anak-anak generasi penerus.
Setidaknya ada lima karakter yang harus ditanamkan pada anak-anak, terutama saat mereka masih kecil. Pendidikan usia dini dan sekolah dasar sangat menentukan pembentukan karakter awal anak-anak. Hingga ketika memasuki remaja, mereka sudah mempunyai dasar yang kuat dan tidak mudah goyah oleh hal-hal yang merugikan diri sendiri, orang lain bahkan bangsa ini.
Apa saja kelima karakter itu?
Pertama, Cinta Tanah Air

Cinta tanah air ini tak hanya saat melakukan upacara bendera. Namun, dalam kehidupan sehari-hari prilaku kita harus mencerminkan bangsa ini. Sedih rasanya ketika melihat banyak remaja Indonesia berkiblat ke bangsa lain, Korea Selatan salah satunya. Sebagian mereka lebih fasih melafalkan bahasa Negeri Gingseng itu dibanding bahasa daerah miliknya. Miris ya, Gansist.
Tidak hanya bahasa, pakaian, makanan bahkan kesenian remaja kita seolah-olah dijajah oleh negeri pusatnya boyband dan girlband ini. Cukup berat memang melawan arus globalisasi. Oleh karenanya dasar cinta tanah air harus benar-benar melekat pada diri anak-anak Indonesia agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing.
Tidak hanya bahasa, pakaian, makanan bahkan kesenian remaja kita seolah-olah dijajah oleh negeri pusatnya boyband dan girlband ini. Cukup berat memang melawan arus globalisasi. Oleh karenanya dasar cinta tanah air harus benar-benar melekat pada diri anak-anak Indonesia agar tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing.
Kedua, Sikap Religius

Penanaman sikap religius atau beragama ini juga sangat mendasar. Peranan orang tua dan guru-guru di sekolah dasar sangatlah penting. Anak-anak dilatih untuk mengenal mana yang baik dan tidak baik. Mereka juga diperkenalkan dengan keberagaman beragama di Indonesia ini. Tiada lain agar mereka terbiasa untuk saling menghormati satu sama lain.
Agama juga sangat penting menjadi dasar pendidikan agar anak-anak Indonesia juga punya tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jadi hubungan yang terjalin bukan hanya hubungan antar manusia saja, tetapi j uga vertikal kepada Tuhan. Dengan demikian tugas dan anjuran baik dari setiap Agama bisa dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari.
Agama juga sangat penting menjadi dasar pendidikan agar anak-anak Indonesia juga punya tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jadi hubungan yang terjalin bukan hanya hubungan antar manusia saja, tetapi j uga vertikal kepada Tuhan. Dengan demikian tugas dan anjuran baik dari setiap Agama bisa dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, Jujur


Sifat jujur menjadi sifat yang juga sangat mendasar. Anak-anak Indonesia harus membiasakan diri untuk jujur sejak dini. Karena jujur merupakan aset penting untuk menjaga hubungan yang baik dengan sesama. Bahkan di masa depan jujur juga akan menjadi sesuatu yang berharga untuk menunjang profesi yang dipilih oleh sang anak. Misal menjadi pengacara, pejabat, polisi, dokter, pedagang bahkan seniman jika mempunya sikap jujur maka akan harmonis bangsa ini.
Keempat, Peduli

Sebenarnya rasa kepedulian sosial bangsa ini masih cukup kental. Masyarakat di Indonesia masih mempunyai kepekaan sosial terhadap orang-orang sekitarnya. Namun, kemajuan teknologi yang juga membuat sebagian masyarakat kita sibuk dengan dunia digital. Di antara kita mungkin lebih akrab di media sosial dibandingkan di dunia nyata. Atau mungkin lebih akrab dengan orang nun jauh di sana dari pada dengan tetangga sendiri.
Ini sungguh sangat disayangkan sekali. Karena bagaimana pun orang-orang di sekitar kita yang justru akan ada untuk kita dalam kondisi darurat. Bukan orang-orang yang ada di grup whatsapp atau media sosial lainnya.
Ini sungguh sangat disayangkan sekali. Karena bagaimana pun orang-orang di sekitar kita yang justru akan ada untuk kita dalam kondisi darurat. Bukan orang-orang yang ada di grup whatsapp atau media sosial lainnya.
Kelima, Mencintai Lingkungan

Sedang viral saat ini tentang isu polusi dan global warming. Tidak bisa dibayangkan rasana 20 atau 30 tahun mendatang jika generasi bangsa ini tidak punya rasa cinta terhadap lingkungan dan kebersihan.
Ah, saya sering melihat ada orang yang membuang sampah saat berkendara. Mereka asal melempar begitu saja di jalanan. Pelakunya beragam dari mulai anak kecil yang dibonceng di motor hingga orang dewasa dengan mobil mewah. Sedih hati ini melihatnya. Mereka ingin kendaraan yang mereka bawa itu tetap bersih, tidak peduli apa yang mereka buang mengotori lingkungan.
Sekali lagi, kita tidak perlu menyalahkan siapa siapa, karena memang semua itu tanggung jawab kita semua. Mengenai Pendidikan berkarakter ini, orang tua sangat mempunya peran penting untuk menanamkannya kepada anak-anak sebelum mereka masuk sekolah.
Semoga generasi mendatang menjadi jauh lebih baik dengan sistem pendidikan yang dimiliki oleh bangsa ini.
Sebelum saya tutup, saya teringat dengan cerita anak-anak Belitung. Ya, Laskar Pelangi sempat menyedot perhatian bangsa ini, bahkan dunia. Saya rasa pendidikan yang ditanamkan di sekolah dasar yang digambarkan dalam cerita itu bisa menginspirasi tentang pendidikan berkarakter untuk bangsa ini.
Semoga generasi mendatang menjadi jauh lebih baik dengan sistem pendidikan yang dimiliki oleh bangsa ini.
Sebelum saya tutup, saya teringat dengan cerita anak-anak Belitung. Ya, Laskar Pelangi sempat menyedot perhatian bangsa ini, bahkan dunia. Saya rasa pendidikan yang ditanamkan di sekolah dasar yang digambarkan dalam cerita itu bisa menginspirasi tentang pendidikan berkarakter untuk bangsa ini.

Salam Santun.
WK. Gemilang
#BelajarBersamaBisa






cattleyaonly dan 18 lainnya memberi reputasi
19
966
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan