
Akhir-akhir salah satu berita yang ramai diperbincangkan oleh netizen di dunia maya adalah pemberitaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang rencananya akan mengawasi konten digital di Netflix, Youtube, dan juga Facebook. Tentu saja rencana ini ditentang oleh sebagian masyarakat karena bukan ranah KPI untuk mengurusi kontem digital di internet. Selama ini KPI mengawasi penyiaran televisi televisi dan radio dan itu pun dianggap gagal oleh banyak orang seiring betambah kacaunya pertelevisian di tanah air saat ini.
Netizen kesal dengan tindakan KPI dan menganggap lembaga ini sebagai salah satu biang kerok rendahnya mutu pertelevisian Indonesia. Maka dari itu masyarakat kalangan milenial dan generasi Z lebih memilih beralih untuk menikmati konten digital seperti di Netflix dan Youtube. Kesenangan penikmat Youtube dan Netflix nampaknya akan terusik jika KPI jadi mengawasi dua platform layanan digital ini. Nah, kira-kira apa saja yang akan terjadi ya jika Netflix dan Youtube diawasi oleh KPI layaknya stasiun TV?
1. Channel Youtube Indonesia Akan Banyak Kena TegurQuote:
Sudah menjadi rahasia umum jika teguran dari KPI merupakan makanan sehari-sehari stasiun tv di Indonesia. Misalnya ketika ada tv yang tidak melakukan penyensoran senjata, adegan berdarah, dan yang lainnya maka teguran akan dilayangkan. Nah, jika KPI mengawasi Youtube, juga kemungkinan besar akan demikian. Memang sih, jumlah channel Youtube Indonesia sangat banyak, maka setidaknya mereka Youtuber yang jumlah subscribernya sudah jutaan akan diawasi secara ketat. Para Youtuber tidak akan bisa lagi berkata kasar.
2. Kimi Hime Akan BerubahQuote:

Jika KPI mengawasi Youtube layaknya televisi, maka Youtuber pemersatu bangsa dan negara "Kimi Hime" kemungkinan tidak akan bisa menjual asetnya lagi. Beberapa waktu yang lalu saja, Kimi Hime sudah dipanggil Kominfo terkait kontennya yang kontroversial namun banyak yang menikmati

. Bukan hanya Kimi Hime, pembuat konten yang satu tipe dengannya pun akan ikutan berubah.
3. Netflix Tidak Bisa Dinikmati Dengan Penuh
Quote:

Selama ini Netflix dikenal sebagai layanan streaming film dan serial yang sangat digemari karena jumlah dan kualitas film dan serialnya yang lengkap. Pengguna bisa memilih dan menonton film dan serial favoritnya tanpa harus terpotong oleh sensor. Tapi jika KPI mengawasi Netflix seperti mengawasi televisi, jangan harap semua film dan serial di Netflix akan tersedia di region Indonesia. Kita tahu KPI sangat alergi dengan adegan kekerasan dan bahkan tupai pakai bikini pun ikut diblokir

4. Penonton Film Bajakan Semakin Menggila
Quote:

Film yang diayangkan di televisi sudah tidak utuh lagi karena penyensoran yang membabi buta. Karena itulah masyarakat lebih senang menonton Netflix. Eh, Netflixnya juga kena jagal KPI, maka jalan satu-satunya untuk menikmati film tanpa adanya penyensoran lebay adalah beralih ke streaming lain atau bahkan menonton/download di situs bajakan yang kini juga sangat banyak. Kominfo selama ini melakukan pemblokiran terhadap situs film bajakan, tapi mati satu tumbuh seribu.

5. KPI Harus Berkerjasama Dengan Kominfo
Quote:

Jika KPI mengawasi Netflix dan Youtube, maka kemungkinan nantinya KPI akan mengawasi platform layanan streming lainnya seperti iFlix, Vidio, dll. Padahal tugas untuk mengawasi konten digital adalah wewenang Kominfo yang biasanya melakukan pemblokiran konten yang dianggap melanggar. Maka nantinya KPI dan Kominfo harus berbagi tugas yang jelas. Jika Kominfo biasanya melakukan pemblokiran, lalu tugas KPI apa? Sensor blur?

Quote: