Kaskus

Story

alizazetAvatar border
TS
alizazet
Persahabatan dan Cinmon di Jamda
Persahabatan dan CinMon dari Jambore Daerah
Persahabatan dan Cinmon di Jamda


Dari pramuka dan Jambore mereka bertemu dan terjalin persahabatan yang tak lekang oleh usia.

Lizda, Wiwib, dan Syafi'i dari SMP yang sama, dikirim mewakili kecamatan mereka untuk berkumpul bertemu dengan Gudep lain se Kabupaten di Lemcadika. Seminggu sekali mereka harus datang untuk berlatih menpersiapkan Jambore Daerah di Kresek Madiun bersama perwakilan Gudep dari sekolah lain.

Perkenalan dimulai, senang sekali banyak teman dari berbagai kota se Kabupaten, Lizda, Taufik dan Syafi'i berbaur dengan teman lain, mereka terpisah dalam regu yang berbeda. Lizda mendapat teman baru, dia bernama Winar. Ramah dan terbuka adalah kunci untuk mendapat teman atau sahabat.

"Lizda, lihat ada anak baru?"

"Enggak, nambah lagi ya anggotanya?"

"Iya tapi dari regu cowok, cakep loh, ayo sini aku tunjukkan."

Lizda ketemu jodoh dengan teman sekarakter, usil, jahil, bawel, kenes, judes de el el
Mata mereka terbelalak mana kala melihat anggota baru dari sebuah MTs.

"LIzda, dia anak Pak Kyai loh, alim pasti, ayok kita kenalan." Winarpun menyeret Lizda untuk berkenalan dengan teman barunya yang bening sekali.
Lizda yang lugu atau telmi tidak punya pikiran yang jauh selain berlatih dan bergembira untuk persiapan Jamda. Tapi entah Winar yang kelihatannya matang.

Seminggu sekali mereka bertemu di lemcadika dari nerbagai kecamatan se kabupaten hingga hari H telah tiba, semua regu siap berangkat Jambore Daerah Jawa Timur. Setela berdoa bersama, semua peserta berangkat ke arena di desa Kresek Madiun dengan mengendarai bus.

Persahabatan dan Cinmon di Jamda


Tiba di tempat yang merupakan lahan perhutani hutan jati, setelah mengambil nomor lokasi pendirian tenda, langsung mendirikan tenda dan berbenah merapikan. Penilaian dimulai dari mendirikan tenda. Banyak jadwal kegiatan yang harus mereka lalui seminggu ke depan. Apel pembukaan dimulai.

Quote:


Sepertinya tidak berasa bila dinilai karena kegiatan Jambore seperti hal nya bermain ketangkasan, bermain dan bersenang-sen ang. Mereka harus tetap segar dan semangat, jangan sampai sakit meski hanya flu.

***

"Nung, bagaimana kalau kita jadian."

"Jadi apa yak?"

"Ondel-ondel kale." Winar berani sekali nembak Inung, ah ini anak perempuan maskulin banget, sempat-sempatnya mengutarakan rasa.

"Lizda, kalau aku sama Inung bagaimana?"

"Tanyakan saja sama tenda itu atau pada bendera regu." Lizda tertawa terpingkal melihat Wiwin yang geram. Inung hanya meringis malu-malu kucing takut-takut kambing.

"Besok penjelajahan, siapkan fisik dan mental, kayaknya ini penjelajahan medan lumayan." Lizda mengalihkan percakapan, Winar sebagai ketua regu mengacungkan jempolnya tanda siap.

Persahabatan dan Cinmon di Jamda


Esok hari penjelajahan dimulai, cuaca yang panas membuat bekal minum mereka habis ditengah jalan. Terus terang perjalanan yang panjang bukan masalah bagi mereka, pertanyaan di tiap pos yang bikin pening kepala, karena ada materi yang belum diketahui. Eh dasar Winar banyak akal akhirnya lolos juga semua pos terlewati. Meski sempat kesasar. Ya regu mereka kesasar hingga ke perkebunan tebu, jauh dari jalur.

Lapar bisa ditahan tapi haus itu siksaan. Tebu adalah alternatif untuk melegahkan tenggorokan. Memakan tebu dengan cara mengerokoti dengan gigi. Isshhhh kuat sekali gigi mereka, lalu menyesapnya, ah lega pasti tenggorokannya.

Jamda selain membangun kemandirian, kebersamaan dan persatuan ternyata juga menumbuhkan rasa. Ada yang hatinya semriwing saat itu.
Namanya cinta monyet saat jamda, jam berkunjung dimanfaatkan untuk saling mengunjungi tenda putra atau putri, berbagai alasan diberikan pada kakak penjaga agar bisa lolos untuk bertemu, ah anak ingusan lagi jatuh cinta. Padahal tenda putra dipisah dari tenda regu putri. Hari itu Inung ke tenda putri untuk basa-basi menanyakan acara api unggun nanti malam. Juga menanyakan mengapa regu Winar bisa kesasar. Canda tawapun terdengar riuh redah.

***
Senja telah berlalu, mentari berpindah ke belahan dunia lain, manusia bisa berencana namun kehendak alam siapa yang bisa memastikan.
Malam terakhir yang seharusnya menjadi kenangan tak terlupa tak bisa dilaksanakan, hujan lebat sepanjang malam telah menggagalkan puncak acara, jadilah Jamda tanpa api unggun, sangat disayangkan. Mereka hanya berkumpul di gazebo utama sekedar bernyanyi atau unjuk kreasi.

Lizda mulai melow, dia sudah tidak tertarik lagi untuk berlama-lama di sana, tidak ada api unggun percuma juga, diapun pergi menembus hujan yang masih deras menuju tenda yang sepi. Tidak ada siapa-siapa entah semua temannya berteduh dimana.

Tenda mereka tergenang air, Syafi'i dan Wiwib teman se SMP nya sudah sibuk dengan teman barunya, sama sekali dia tidak menengok Lizda, teringat rumah yang hangat itu pasti, membuat dia tidur malam di atas tikar basah bersama Wiwin yang ternyata sudah ngorok tak terkira, bening bergulir dari kelopak mata, berusaha terpejam dalam dingin dan basah.

Sebelum matahari menyapa, Lizda harus segera mengantri kamar mandi, ah tapi tetap saja masih ketinggalan, ternyata sudah panjang antrian. Pipis tak bisa ditahan, akhirnya dia lari ke sungai, apapun sudah dengan menutup mata dan telinga yang penting tak ngompol saja, bisa nambah cucian. Sekalian dia mandi di sana mau yang lihat jin, setan gentayangan, tak dia hiraukan. Ini darurat kata hatinya.

"Lizda, dari sungai ya?"

"Iya, kenapa?"

"Aku lihat loh tadi."

"Oh ya? ya sudah itu rejekimu." Lizdapun berlalu saat temannya yang laki-laki menegur. Dia tak mau ribut hanya karena hal kepepet ke kali itu. Sesuaikan saja dengan Dasa Dharma ke sepuluh, 'suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan', he he he.

Duka dialami bersama, ceria dinikmati bersama pula, seminggu telah dijalani jamda bersama teman-teman se Jawa Timur. Inung dan teman-teman se Kabupaten berjanji untuk tetap menyambung tali silaturahmi selama usia masih dikandung badan. Jamda menautkan hati mereka sebagai sahabat setia yang tak terlupakan.
Cinta monyet itu hanya hiasan kala itu.

Kini ketika bertemu yang dibicarakan adalah masa berlatih pramuka dan Jamda, apakah masih menyimpan pin atau tanda mata lainnya. Ya, hanya tanda mata yang masih tersimpan di album kenangan mereka. Sayang sekali mereka tak mempunyai dokumentasi gambar selembarpun. Tapi gambaran keakraban dan kebersamaan saat ceria selalu tersimpan di hati masing-masing.

Persahabatan dan Cinmon di Jamda


Salam Pramuka!

*****


*Lizda, Winar, Inung, Titik, Wiwib mereka masih selalu berkirim kabar hingga detik ini.

»»»»»««««««


SELAMAT HARI PRAMUKA KE 57

===


sumber gambar pribadi dan tangkapan layar dari berbagai media
Diubah oleh alizazet 12-08-2019 10:06
S.HWijayaputraAvatar border
evywahyuniAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan 5 lainnya memberi reputasi
6
616
13
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan