- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Renungan Malam Kenangan


TS
kelayan00
Renungan Malam Kenangan

Salam Pramuka!
Aku adalah orang yang paling suka jika pas kegiatan perkemahan pramuka. Betapa tidak. Bisa bebas merdeka. Di rumah tak di suruh-suruh orang tua. Bukan karena tak mau sih, tapi capek juga.
Yang paling berkesan pasti ketika renungan malam. Lampu semua dipadamkan. Bulan gelap. Benar-benar pekat. Semua regu berbaris rapi. Kemudian di duduk di lapangan. Bersila. Mendengarkan amanat dari kakak pembina. Biasanya tentang berbuat baik pada orang tua. Hormat sesama.
"Tolong! Tolong! Tolong!"
Terdengar teriakan dari regu sebelahku. Regu ular kobra. Aku regu macam.
Anggota regu ular kobra berlarian. Sontak rengungan malam yang tadinya sepi jadi riuh. Hikmat petuah kakak pembina buyar. Celakanya, tak boleh ada yang membawa HP.
Regu Ular kobra berhamburan, sementara regu lainnya mengejar ke arah regu ular kobra.
"Ada apa? Ada apa? Ada apa?"
Terdengar pertanyaan berulang. Rasa keingintahuan yang besar dari regu lainnya. Sementara anggota regu ular kobra sambil menggigil ketakutan menjawab, "Ada ular melingkar di selangkangannya."
Setiap kali mendengar kata "ada ular" anggota regu yang mendengar langsung berjingkit-jingkit. Takut ada ular di kakinya.
Beberapa saat kemudian, ular berhasil diamankan kakak pembina. Berkat HP yang ada sinternya ular kobra berhasil dipukuli dan mati. Dibuang menjauh ke lobang pembuangan sampah.
"Adik-adik, renungan malam kita ulangi. Ularnya sudah tidak ada lagi. Ayo berbaris lagi," kata kakak pembina menenangkan peserta renungan malam.
Kami semua sudah tenang. Dan acara renungan malam dilanjutkan. Hingga menjelang tengah malam. Sesudahnya nanti api unggun.
Tak terpikir lagi bakalan ada ular. Dalam hatiku mustahil ada banyak ular. Padahal sore tadi upacara pembukaan juga di lapangan berumput ini. Setelahnya, pemeriksaan kelengkapan anggota regu juga di lapangan ini.
Aku dan teman dalam regu mulai bersila seperti sediakala. Mengikuti dan menyimak petuah kakak pembina. Kemudian, sepertinya temanku mulai berisak tangis, terharu atas petuah kakak pembina. Aku mulai tergoda untuk bersedih ria.
Jangan-jangan temanku pipis, aku tak berani buka suara, bertanya. Pasti nanti sanksinya akan keras. Atau aku yang pipis. Mustahil pipis tidak terasa. Tapi di bokongku dan sekitarnya terasa sangat dingin. Aku nikmati saja. Akh, barangkali karena embun saja.
Acara renungan malam berlanjut hingga selesai. Dingin di selangkangan paha aku rasakan saja. Namun, ketika kami semua disuruh berbaris berdiri. Tak terasa tanganku menopang ke tanah.
Kenyal, aikh kenyal. Keset. Bergerak. Sontak aku meloncat-loncat. berteriak sekuat-kuatnya.
"Ular!!! Ulaaar! Ular!" Aku lari tunggang langgan. Allahu Akbar.
Sampai saat ini aku paling takut pada ular. Ingat ketika itu beberapa jam bersama ular dalam selangkangan.
Salam pramuka. Biar jagoan macan pun. Kalau di selangkan ada ular melingkar siapa yang tahan.
<<<<< ===== >>>>>
Sampai jumpa ditread ane berikutnya
Sampai jumpa ditread ane berikutnya






embunsuci dan 3 lainnya memberi reputasi
4
1.8K
14
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan