"Breaking News 5 Agustus 2018, Pemirsa Telah terjadi gempa bumi di lombok, Nusa tenggara Barat dengan skala 7,0 Magnitudo pada pukul 18:46 WIB atau 19:46 WITA dengan pusat gempa berada di kedalaman 15 kilometer berlokasi di darat pada lereng utara timur laut gunung rinjani 18 KM arah barat laut kabupaten lombok."

"Tuh kang, ada gempa dilombok" ucap pedagang nasi padang berdiri kepalanya menganga menatapi televisi yang tergantung tinggi.

"Cling..cling..cling" aku yang sedang makan terdiam menonton berita ditelevisi tersentak mendengar suara handphone yang terus berbunyi. Ku raih handphone dan membuka pesan group yang cukup ramai.



Begitulah percakapan kami jika terjadi bencana alam dengan sigap kami bergerak, Aku merupakan salah satu anggota Pramuka Peduli kwarcab memang sudah sering ikut menjadi relawan untuk membantu mereka yang terkena bencana alam. Bukan hanya di dalam kota, di beberapa tempat lain seperti sebelumnya tragedi Tsunami di Aceh kita sempat disana 14 bulan membantu mengevakuasi para korban.

Setelah membalas pesan tersebut dengan bergegas ku lanjutkan melahap sepiring nasi padang yang sedari tadi terangguri.

"Berapa kang?" Ucapku menanyakan harga sepiringnya
"13ribu kang" jawab akang nasi padang sambil mengelap tangannya dengan kain

Aku pun menyodorkan uang 10 ribuan dan 5 ribuan

"Ini kang kembaliannya, mau berangkat kang ke lombok?" Tanya pedagang nasi kepadaku

"Iya nih kang" jawab ku

Yups, tukang nasi padang ini merupakan langgananku, ia selalu tahu bilamana ada bencana pasti aku akan berangkat pergi membantu. Beberapa kali sering aku menceritakan kejadian-kejadian yang terjadi seusai pulang dari tempat bencana kepadanya bahkan ia rela berjam-jam mendengar semua ceritaku.

------=====-------

Keesokannya, Aku berjalan meluyur keluar rumah, menuju motor tua yang berbunyi "klenteng, klenteng, klenteng" menuju kantor kwarcab. Motor tua yang sudah menemani berbelas tahun ini setia mengikuti perjalanan dalam membantu tugasku sebagai pramuka.

Sesampainya di kwarcab, kuparkirkan motor tua ini diparkiran khusus mobil, memang sepantasnya disana, karena harganya tak ternilai dibandingkan mobil yang akan terparkir disana. Hehe.
(Padahal itu parkiran mobil khusus ketua, begitulah candaku jika dia datang pasti akan mengatakan hal yang sama sepertiku.)

"Tin..tin..tin" suara klakson mobil mengagetkanku hingga tersentak jatuh sisir rambut yang sedang kupakai mengaca pada kaca spion bulat yang terpasang di motor tuaku.

"John, john sudah berapa kali aku kasih tahu parkiran motor disebelah sana" suara sesosok kepala keluar mengintip dari balik jendela mobil tersebut.

"Hehe peace ndan, bagaimanapun juga dikau menawar harga motorku ini dengan mobil itu" jawabku canda kepada ketua yang sudah ku ketahui dari mobil nya yang berwarna hitam dengan logo pramuka di kaca depannya.

"Hahaha Hayu atuh dipinggirin motornya, kapan mau dimulai meetingnya ini" sahutnya sambil tertawa mendengar ucapanku.

Akupun bergegas menggeser sedikit motor tua ini kesisi agar ketua segera memarkirkan mobilnya.

"Bagaimana dengan yang lainnya sudah pada datang belum john?" Tanyanya sambil mengeluarkan beberapa tas dan salinan kertas yang cukup tebal dari mobilnya.

"Tadi ada vita, tini, tio, dan team lainnya aku lihat sudah didalam" jawabku sebelumnya menerawang dari kaca kantor yang tembus pandang kedalam saat menyisir rambut tadi dan segera membantu membawakan tasnya kedalam.

"Salam Pramuka" teriak ketua dengan lantang

"Salam!!!"

"Semuanya sudah datang?" Ucap ketua kepada kami sambil menaruh beberapa kertas dimeja

"Sudah kak." Jawab kami

"Semuanya berdiri, john mulai" ucap ketua kepada kami

"Tri Satya
(Tri Satya)
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
(Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh )
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia.
(1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuaan Republik Indonesia)
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat.
(2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat)
3. menepati Dasa Dharma"
(3. menepati Dasa Dharma") ucapku lantang mengatakan janji pramuka diikuti dengan yang lainnya.

"Ok kalau begitu karena semuanya sudah berkumpul, seusai berita yang terjadi kemarin bahwa ada gempa bumi di lombok diikuti tsunami dengan tinggi kurang dari semeter, keseriusan di medan kali ini adalah puing-puing reruntuhan akibat gempa bumi untuk kalian yang nanti berangkat ke lombok untuk berhati-hati saat sedang melakukan evakuasi agar melihat kesekeliling jangan sampai berada dibawah bangunan atau tiang-tiang yang terlihat hampir roboh untuk meminimalisir jatuhnya korban dari pramuka peduli.

Dan untuk team evakuasi wajib memakai peralatan safety terutama sepatu karena rawan tertancap benda-benda tajam saat melangkah.

Kemarin saya sudah berkoordinasi dengan asrama TNI mereka bersedia membantu menyediakan alat transportasi menuju ke lombok khusus untuk team relawan, Pramuka dan PMI. Seperti biasa nantinya kalian juga akan tetap berada dibawah intruksi TNI dalam evakuasi korban setelah sampai disana.

Untuk team dapur umum segera kalkulasikan biaya bantuan minimal 3 bulan disana untuk para korban bencana, kita mendapatkan tenda khusus dari TNI untuk membuat dapur umum, jika kalian membutuhkan bantuan saat memasak bisa meminta kepada ibu-ibu disana untuk ikut membantu.

Untuk team penggalangan dana segera sampaikan ke dinas pemerintahan, universitas, dan sekolah-sekolahan. Dana yang terkumpul akan digunakam untuk membeli bahan pokok dan obat-obatan untuk para korban disana.

Waktu keberangkatan 2 hari setelah ini ketika semua persiapan sudah siap.

Dan yang terakhir berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam membantu meringankan korban bencana alam yang telah terjadi di negeri tercinta ini, Aamiin" ucap ketua memimpin rapat.

Begitulah kisah kami ketika bencana alam terjadi.

*Kisah dari seseorang yang tak ingin disebutkan namanya