

TS
destianggraini
PENTINGNYA LOGIKA DI DAERAH PEDESAAN DALAM MENGHADAPI HASIL PEMILU
Dalam kehidupan masyarakat, berpikir tepat dan logis sangat susah untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari" Masyarakat indonesia cenderung tidak dapat menghilankan budaya asli yang susah untuk dihilangkan".
Di dalam masyarakat Indonesia, kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib atau mistis masih kuat" walaupun budaya asing sudah masuk, kepercayaan terhadap hal-hal gaib tersebut tetap sama mereka yakini ada dan susah untuk menghilangkan kepercayaan seperti itu kepercayaan terhadap hal tersebut seringkali disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk alasan tertentu.
Masyarakat yang tinggal di kota – kota besar umumnya mempunyai gaya hidup yang glamour atau sering di sebut dengan pola serba mewah, Orang – orang kota cenderung memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Fasilitas umum lebih banyak memadai di kota, Adat – istiadat kurang dijunjung tinggi oleh masyarakat perkotaan, Pola pikir masyarakat perkotaan umumnya rasional ( tidak begitu percaya dengan takhayul ), Lapangan pekerjaan juga lebih banyak tersedia untuk orang – orang yang tinggal di kota.
Masyarakat pedesaan merupakan sekelompok orang yang tinggal di desa, masyarakat pedesaan memiliki ciri – ciri sebagai berikut : Gaya hidup masyarakat pedesaan sangat sederhana, Orang – orang pedesaan umumnya solid, rukun, kompak dan kekeluargaan sangat di nomersatukan, Adat – istiadat masih di junjung tinggi dalam kehidupan, Sebagian besar orang – orang di desa hidup bergantung dari hasil bumi, Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat yang ramah, sopan dan peduli terhadap lingkungan, Lapangan pekerjaan di desa sangat minim dan jarangnya di buka lapangan pekerjaan baru.
Pada Pemilu 17 April 2019 nanti, masyarakat Indonesia akan memilih presiden dan anggota legislatif. Menjelang tanggal itu, sebagian besar perhatian masyarakat tertuju pada dua kandidat yang akan memperebutkan kursi kepresidenan, Joko Widodo “Jokowi” dan Prabowo Subianto.
Pasti setiap orang was-was menunggu pengumuman siapa yang akan menduduki orang nomor satu di Indonesia untuk lima tahun kedepan. begitu pula dengan saya yang berasal dari daerah pedesaan pada tanggal 17 April 2019 setiap warga didesa saya ,desa tetangga mereka tidak akan bekerja dihari itu,kalau pun ada yang kerja pasti pulangnya pagi karena bagi daerah saya hak suara itu harus dikawal sampai-sampai warga berkumpul didekat TPS sambil bercengkrama ditemanin teh atau kopi yang sudah disediakan warga lain karena itu ajang warga untuk sedekah kata nya. Tetapi yang saya takutkan pas sudah perhitungan surat suara pasti ada pertarungan kubu yang kalah dan kubu yang menang ,sehingga menimbulkan omongan yang kasar sampai ada yang membawa barang tajam untuk melukai lawan .
Dan saya merasa miris melihat orang- orang di pedesaaan yang lebih mementingkan pendapat mereka sendiri tanpa menghargai pendapat orang lain. Sampai –sampai saudara kandung, satu misan (sepupu) pun bertentangan sering terjadi perseteruhan dan menengangkan urat leher, karena hanya berbeda pendapat untuk memilih paslon nomor 01 dan paslon nomor 02, sampai anak dan istri pun dilibatkan ke dalam perseteruhan.
Saya sempat berpikir bagaimana agar setiap pemilu Presiden,Wakil Presiden, Gubernur ,Wakil Gubernur, Walikota ,Wakil Walikota,atau pun Bupati dan Wakil bupati dll. Tidak ada lagi perseteruhan, pertentangan atau pun pertumpahan darah lagi karena kita ini negara Demokrasi. Apa yang sudah diputuskan harus di terima dengan hati terbuka jangan sampai melakukan hal-hal yang merugikan diri sediri.
Di dalam masyarakat Indonesia, kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib atau mistis masih kuat" walaupun budaya asing sudah masuk, kepercayaan terhadap hal-hal gaib tersebut tetap sama mereka yakini ada dan susah untuk menghilangkan kepercayaan seperti itu kepercayaan terhadap hal tersebut seringkali disalah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk alasan tertentu.
Masyarakat yang tinggal di kota – kota besar umumnya mempunyai gaya hidup yang glamour atau sering di sebut dengan pola serba mewah, Orang – orang kota cenderung memikirkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain. Fasilitas umum lebih banyak memadai di kota, Adat – istiadat kurang dijunjung tinggi oleh masyarakat perkotaan, Pola pikir masyarakat perkotaan umumnya rasional ( tidak begitu percaya dengan takhayul ), Lapangan pekerjaan juga lebih banyak tersedia untuk orang – orang yang tinggal di kota.
Masyarakat pedesaan merupakan sekelompok orang yang tinggal di desa, masyarakat pedesaan memiliki ciri – ciri sebagai berikut : Gaya hidup masyarakat pedesaan sangat sederhana, Orang – orang pedesaan umumnya solid, rukun, kompak dan kekeluargaan sangat di nomersatukan, Adat – istiadat masih di junjung tinggi dalam kehidupan, Sebagian besar orang – orang di desa hidup bergantung dari hasil bumi, Masyarakat pedesaan biasanya memiliki sifat yang ramah, sopan dan peduli terhadap lingkungan, Lapangan pekerjaan di desa sangat minim dan jarangnya di buka lapangan pekerjaan baru.
Pada Pemilu 17 April 2019 nanti, masyarakat Indonesia akan memilih presiden dan anggota legislatif. Menjelang tanggal itu, sebagian besar perhatian masyarakat tertuju pada dua kandidat yang akan memperebutkan kursi kepresidenan, Joko Widodo “Jokowi” dan Prabowo Subianto.
Pasti setiap orang was-was menunggu pengumuman siapa yang akan menduduki orang nomor satu di Indonesia untuk lima tahun kedepan. begitu pula dengan saya yang berasal dari daerah pedesaan pada tanggal 17 April 2019 setiap warga didesa saya ,desa tetangga mereka tidak akan bekerja dihari itu,kalau pun ada yang kerja pasti pulangnya pagi karena bagi daerah saya hak suara itu harus dikawal sampai-sampai warga berkumpul didekat TPS sambil bercengkrama ditemanin teh atau kopi yang sudah disediakan warga lain karena itu ajang warga untuk sedekah kata nya. Tetapi yang saya takutkan pas sudah perhitungan surat suara pasti ada pertarungan kubu yang kalah dan kubu yang menang ,sehingga menimbulkan omongan yang kasar sampai ada yang membawa barang tajam untuk melukai lawan .
Dan saya merasa miris melihat orang- orang di pedesaaan yang lebih mementingkan pendapat mereka sendiri tanpa menghargai pendapat orang lain. Sampai –sampai saudara kandung, satu misan (sepupu) pun bertentangan sering terjadi perseteruhan dan menengangkan urat leher, karena hanya berbeda pendapat untuk memilih paslon nomor 01 dan paslon nomor 02, sampai anak dan istri pun dilibatkan ke dalam perseteruhan.
Saya sempat berpikir bagaimana agar setiap pemilu Presiden,Wakil Presiden, Gubernur ,Wakil Gubernur, Walikota ,Wakil Walikota,atau pun Bupati dan Wakil bupati dll. Tidak ada lagi perseteruhan, pertentangan atau pun pertumpahan darah lagi karena kita ini negara Demokrasi. Apa yang sudah diputuskan harus di terima dengan hati terbuka jangan sampai melakukan hal-hal yang merugikan diri sediri.


anasabila memberi reputasi
1
4.2K
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan