aphorismeAvatar border
TS
aphorisme
Balada Akhir Hidup
Saat sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan seorang kawan Aku tidak sengaja berpapasan dengan sebuah kecelakaan, ngeri melihatnya, korban kecelakaan itu kepalanya berdarah dan langsung dilarikan ke rumah sakit, Aku masih bisa melihat cairan merah segar mengalir di atas aspal panas yang terpanggang matahari.

Seketika itu pula pikiranku melayang pada kematian, satu kata yang dipakai untuk menggambarkan ujung fungsi hidung kita, Aku tidak akan menjadi orang munafik disini, Aku akui tentu saja Aku takut mati, begitupun semua orang, tidak bisa dibayangkan kalau seandainya Tuhan mengambil nyawaku dalam perjalanan untuk nongkrong dan bersenda gurau bersama kawan-kawan sangat sia-sia dan tidak keren bukan? Terlebih bekal yang kusiapkan untuk mengarungi hidup setelah hidup masih jauh dari kata memadai, bulu kudukku merinding sembari membayangkannya. Sempat membuatku mengurungkan niat untuk melanjutkan perjalanan, dan lebih memilih untuk pulang ke rumah tapi karena teman-teman sudah menunggu sedari tadi dan janjiannya juga sudah terlanjur janji, Aku pun meneruskan, puji Tuhan Aku masih hidup sampai sekarang

Pemikiran itu terus menghantuiku hingga malamnya, saat mengendarai motor untuk mengisi sebuah jadwal imam di salah satu masjid, tapi anehnya Aku sama sekali tidak merasa takut untuk mati saat itu, bahkan sangat mengharapkannya, mati dalam perjalanan untuk mengisi jadwal imam itu sangat keren kan? Husnul khatimah, siapa yang tidak ingin mengalaminya? Lalu pada saat sampai dirumah sedari mengisi jadwal, Aku mulai berpikir? Pada hakikatnya, mati bukanlah hal yang harus dikhawatirkan, yang lebih tepat untuk menjadi alasan was-was perihal akhir hidup adalah bagaimana cara kita nanti mengakhirinya?

Mati adalah hal yang pasti, takut padanya hanya buang-buang waktu, tapi cara kita mati? Tidak ada yang menjaminnya, itulah yang harus dikhawatirkan.

Tidak ada dari kita yang ingin mengakhiri hidup dalam maksiat entah itu tukang maksiat paling akut sedunia sekalipun, saat ditanya apakah ia mau dipanggil Tuhan saat sujud? Tentu saja ia sangat ingin, nah sekarang kalau kata-kataku masih diragukan, izinkan Aku bertanya, ada yang tidak mau mati saat sujud disini? Hayo, coba jawab tidak? Maka akan Aku aminkan hehe.

Setiap dari kita pasti ingin Husnul khatimah, tapi katanya itu adalah permainan peruntungan, hanya dialami oleh orang-orang tertentu, yang dipilih oleh Tuhan, tapi itu katanya, kataku? Husnul khatimah bisa dibuat.

Caranya? Penuhilah hidupmu dengan perbuatan baik, terus-menerus, berulang-ulang, dan berdoalah, semoga kita mati disalah satunya. Mudah kan? Dengan cara ini setiap dari kita, entah itu seorang bajingan atau bejat sekalipun bisa mendapat kehormatan mati dalam kebaikan.

Jangan putus asa, teruslah berbuat baik, tebarkan kebaikan dimuka bumi ini, tersenyumlah lalu buatlah orang lain tersenyum. Dan jika seandainya setelah semua kebaikan itu kita tetap dipanggil dalam keadaan biasa saja, jangan berkecil hati, setidaknya kita sudah punya cukup banyak stok kebaikan untuk dibawa menghadap-Nya

Jadi, selamat berbuat baik😊





0
14
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan