- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Cintaku Berawal di Pramuka


TS
han.novia
Cintaku Berawal di Pramuka
Quote:

Assalamualaikum
Quote:

Saya adalah siswa baru yang baru selesai MOS namun setelah selesai MOS ada kegiatan tambahan lagi yaitu kegiatan ekstrakulikuler pramuka, kemudian pada saat itu saat saya diluar kelas teman saya namanya Pril mengingatkan saya tentang informasi ekstrakulikuler itu, namun sebelumnya saya sudah tahu informasinya.
“Nanda tunggu, pulang sekolah sekarang ngumpul pramuka kata Kak Nida, Ngumpulnya di kelas 8,” ucap seorang perempuan sambil
memegang pundakku.
“Oh iya Pril, Kan katanya jam 2 ngumpulnya, jam 2 harus udah ada di sekolah,” balasku.
“Katanya pulang sekolah,” dengan memasang muka heran.
“Iya tadinya gitu, tapi tadi ada pengumuman lagi. Ya udah dulu ya, nanti sms aku aja kalau mau berangkat ke sekolah,”
ucapku dengan senyum.
“Oh iya iya makasih ya Nan, iya nanti aku sms hati-hati ya,”
“Iya, kamu pun Pril.” melangkah pergi.
Quote:
Haaahh ini hari pertama masuk ekstrakulikuler. Setelah terbebas dari MOS dan kini aku disibukkan dengan ekstrakulikuler
walaaah.. Sesampainya di rumah, aku bergegas sarapan, lalu mandi. Tak terasa jam setengah 2 pun tiba. Aku siap-siap
berangkat lagi ke sekolah.
“Mamah Nanda berangkat sekolah dulu ya, soalnya sekarang ada ekstra pramuka,”
“Oh iyaa, hati-hati yaa sayang,” balas mamahku dengan tersenyum.
walaaah.. Sesampainya di rumah, aku bergegas sarapan, lalu mandi. Tak terasa jam setengah 2 pun tiba. Aku siap-siap
berangkat lagi ke sekolah.
“Mamah Nanda berangkat sekolah dulu ya, soalnya sekarang ada ekstra pramuka,”
“Oh iyaa, hati-hati yaa sayang,” balas mamahku dengan tersenyum.
Quote:
Singkat cerita sesampainya di sekolah, semua anak pramuka udah ngumpul di suatu ruangan.
“Assalamualaikum maaf Kak aku telat, tadi macet di atas,” ucapku di depan pintu.
“Iya gak apa-apa de, ayo duduk,” balas Kak Nida dengan senyum.
Aku pun langsung duduk di sebelah April. “Nan dari mana? Aku smsin gak dibales-bales,” omelan April dengan pelan.
“Ehh hp aku di tas, belum dilihat hehe maaf ya sayang,” balasku dengan pelan. Dia pun hanya membalas jawabanku dengan
tersenyum, entah kakak-kakak pramuka ini sedang merencanakan apa, soalnya mereka membagi 2 tim, yang satu di kelas dan yang
satu lagi di lapangan.
“Assalamualaikum maaf Kak aku telat, tadi macet di atas,” ucapku di depan pintu.
“Iya gak apa-apa de, ayo duduk,” balas Kak Nida dengan senyum.
Aku pun langsung duduk di sebelah April. “Nan dari mana? Aku smsin gak dibales-bales,” omelan April dengan pelan.
“Ehh hp aku di tas, belum dilihat hehe maaf ya sayang,” balasku dengan pelan. Dia pun hanya membalas jawabanku dengan
tersenyum, entah kakak-kakak pramuka ini sedang merencanakan apa, soalnya mereka membagi 2 tim, yang satu di kelas dan yang
satu lagi di lapangan.
Quote:
“Hitungan 15 kalian semua harus udah ada di lapangan,” teriak Kak Sukma sambil menghitung dari 1 sampe 15.
Kami pun terkejut dan langsung berlari ke lapangan, sesampainya di lapangan kami dibagi menjadi beberapa regu, dan April
memegang tanganku.
“Nanda jangan jauh-jauh dari aku,” ucapnya sambil menggenggam tanganku.
“Iya April, kamu juga jangan jauh-jauh ya hehe,” balasku dengan tertawa kecil.
Dan materi hari ini memang di lapang, kami diajarkan PBBAB (Pasukan Baris Berbaris Angkatan Bersenjata).
“Sukma aku pegang regu ini!” teriak seorang pria menunjuk ke reguku.
“Iyaa,” balas Kak Sukma.
Kami pun terkejut dan langsung berlari ke lapangan, sesampainya di lapangan kami dibagi menjadi beberapa regu, dan April
memegang tanganku.
“Nanda jangan jauh-jauh dari aku,” ucapnya sambil menggenggam tanganku.
“Iya April, kamu juga jangan jauh-jauh ya hehe,” balasku dengan tertawa kecil.
Dan materi hari ini memang di lapang, kami diajarkan PBBAB (Pasukan Baris Berbaris Angkatan Bersenjata).
“Sukma aku pegang regu ini!” teriak seorang pria menunjuk ke reguku.
“Iyaa,” balas Kak Sukma.
Quote:
Entah siapa kakak pria ini, tetapi reguku menatapnya dengan aneh. Aku pun hanya melihat teman-temanku yang menatap kakak
pria ini.
“Nanda lihat kita diajarinnya sama Kak Faris,” ucap April sambil tersenyum melihat kakak itu.
“Apa Pril? Siapa siapa namanya?” ucapku sambil menoleh ke samping melihat April.
“Haah kamu gak tahu Kak Faris? Ya ampun Nanda helo kamu ke mana aja sejak di MOS? Dia Osis paling banyak dikenal loh, dan
kamu gak tahu?” Dengan wajah terkejut menatapku.
“Yaelah biasain aja sih mukanya jangan gtu, segitunya ya Kak Faris? Biasa aja,” balasku dengan santai.
“Ganteeng bangeet Nanda lihat,” ucapnya dengan tersipu malu melihat Kak Faris.
“Pegel deh ngomongnya pelan-pelan gini, nanti aja deh kalau udah istirahat. Mana ini lagi berdiri, di tengah lapang lagi.”
Omelanku.
pria ini.
“Nanda lihat kita diajarinnya sama Kak Faris,” ucap April sambil tersenyum melihat kakak itu.
“Apa Pril? Siapa siapa namanya?” ucapku sambil menoleh ke samping melihat April.
“Haah kamu gak tahu Kak Faris? Ya ampun Nanda helo kamu ke mana aja sejak di MOS? Dia Osis paling banyak dikenal loh, dan
kamu gak tahu?” Dengan wajah terkejut menatapku.
“Yaelah biasain aja sih mukanya jangan gtu, segitunya ya Kak Faris? Biasa aja,” balasku dengan santai.
“Ganteeng bangeet Nanda lihat,” ucapnya dengan tersipu malu melihat Kak Faris.
“Pegel deh ngomongnya pelan-pelan gini, nanti aja deh kalau udah istirahat. Mana ini lagi berdiri, di tengah lapang lagi.”
Omelanku.
Quote:
Kami pun diajarkan beberapa hal oleh Kak Faris, Ya menurutku sih biasa saja. Tapi heran apa yang membuat teman-temanku
tertarik terhadapnya? Ya sudahlah.
“Hormaaaat geraak!!” teriak Kak Faris ke regu kami. Serentak regu kami pun hormat.
“Haha loh ko hormat gini sih?” Tertawa melihatku.
“Loh emang gimana Kak?” Jawabku dengan heran.
“Lihat gini kalau hormat, terus kalau hormat bibirnya jangan manyun gitu haha,” meledeku, sambil memegang tanganku
membenarkan cara hormat.
“Ihh si Kakak ini ngeledekin terus, ya udah atuh,” balasku dengan agak kesal.
Kak Faris pun hanya tersenyum terus menerus, entah apa rasanya tapi ngerasa kayak yang aneh gitu si Kak Faris, omelanku
dalam hati.
tertarik terhadapnya? Ya sudahlah.
“Hormaaaat geraak!!” teriak Kak Faris ke regu kami. Serentak regu kami pun hormat.
“Haha loh ko hormat gini sih?” Tertawa melihatku.
“Loh emang gimana Kak?” Jawabku dengan heran.
“Lihat gini kalau hormat, terus kalau hormat bibirnya jangan manyun gitu haha,” meledeku, sambil memegang tanganku
membenarkan cara hormat.
“Ihh si Kakak ini ngeledekin terus, ya udah atuh,” balasku dengan agak kesal.
Kak Faris pun hanya tersenyum terus menerus, entah apa rasanya tapi ngerasa kayak yang aneh gitu si Kak Faris, omelanku
dalam hati.
Quote:
“Iss Nanda,”
“Apa lagi April?”
“Kirain si Kak Faris mau benerin hormat aku,” omelannya.
“Yaelah kamu cemburu? Cuman salah hormat aja. Lagian mana mungkin dia naksir aku, lah kamu ini.”
Waktu istirahat pun tiba, aku sama April langsung pergi ke kantin membeli minum.
“Wihh gila baru pertama ekstra udah cape gini. Panasnya lagi euhh..” omelanku.
“Namanya juga pramuka Nanda, udah yuk kita minum di kelas aja,”
“Iyaaa,” berjalan menuju kelas. Istirahat baru aja 10 menit udah masuk lagi, gilaa banget kan. Dan sedikit ada pengarahan
dari kakak pembina sebelum pulang.
“Apa lagi April?”
“Kirain si Kak Faris mau benerin hormat aku,” omelannya.
“Yaelah kamu cemburu? Cuman salah hormat aja. Lagian mana mungkin dia naksir aku, lah kamu ini.”
Waktu istirahat pun tiba, aku sama April langsung pergi ke kantin membeli minum.
“Wihh gila baru pertama ekstra udah cape gini. Panasnya lagi euhh..” omelanku.
“Namanya juga pramuka Nanda, udah yuk kita minum di kelas aja,”
“Iyaaa,” berjalan menuju kelas. Istirahat baru aja 10 menit udah masuk lagi, gilaa banget kan. Dan sedikit ada pengarahan
dari kakak pembina sebelum pulang.
Quote:
Singkat cerita, jam pulang pun udah tiba. Kami bersiap-siap untuk pulang, temen-temen aku pun berjalan meninggalkan
ruangan, aku sama April pun berjalan meninggalkan ruangan, tetapi pas saat ke luar dari pintu ruangan, ada seorang pria
menyapaku.
“Hai, Nanda ya?” Ucap Kak Faris menatapku.
“Iyaa kak, ada apa ya?” dengan heran.
Saat Kak Faris mencegatku, April begitu saja berjalan meninggalkanku.
“Bentar dulu ya Nanda, ini lihat. Ini nomor hp kamu bukan?” Balasnya sambil melihatkan hp-nya yang menunjukkan sebuah nomor
hp.
“Bukan Kak, aku kan pake IM3 bukan XL.” jawabku dengan heran.
ruangan, aku sama April pun berjalan meninggalkan ruangan, tetapi pas saat ke luar dari pintu ruangan, ada seorang pria
menyapaku.
“Hai, Nanda ya?” Ucap Kak Faris menatapku.
“Iyaa kak, ada apa ya?” dengan heran.
Saat Kak Faris mencegatku, April begitu saja berjalan meninggalkanku.
“Bentar dulu ya Nanda, ini lihat. Ini nomor hp kamu bukan?” Balasnya sambil melihatkan hp-nya yang menunjukkan sebuah nomor
hp.
“Bukan Kak, aku kan pake IM3 bukan XL.” jawabku dengan heran.
Quote:
“Eeuhh Azis, aku kan tadi minta sama Azis, tapi Azis ngasihnya nomor yang ini,” dengan heran.
“Waah? Padahal Azis suka smsan sama aku loh,”
“Ya udah boleh minta nomor hp kamu?” Tanyanya dengan tersenyum melihatku.
“Oh iya boleh kak,” sambil menyebutkan nomor hp-ku, ya di pikiranku mungkin dia minta nomor hp cuman buat pengumuman soal
ekstra.
“Oh iyaa makasih ya Nanda,” balasnya dengan tersenyum.
“Iyaa kak, oh iyaa aku duluan yaa kak udah sore ini.” membalas senyuman, lalu melangkah pergi.
“Waah? Padahal Azis suka smsan sama aku loh,”
“Ya udah boleh minta nomor hp kamu?” Tanyanya dengan tersenyum melihatku.
“Oh iya boleh kak,” sambil menyebutkan nomor hp-ku, ya di pikiranku mungkin dia minta nomor hp cuman buat pengumuman soal
ekstra.
“Oh iyaa makasih ya Nanda,” balasnya dengan tersenyum.
“Iyaa kak, oh iyaa aku duluan yaa kak udah sore ini.” membalas senyuman, lalu melangkah pergi.
Quote:
Aku pun berlari mengejar April yang meninggalkanku.
“April tunggu!” teriakku sambil lari.
“Aaahhh Nandaaa,” ekspresi wajah sedih.
“Lohh ko kamu kayak yang sedih gitu?” Menarik tangan April.
“Aku pikir yang bakalan diminta nomor hp sama Kak Faris itu aku, tapi nyatanya kamu. Padahal yang suka sama Kak Faris itu
aku,” dengan cemberut.
“April tunggu!” teriakku sambil lari.
“Aaahhh Nandaaa,” ekspresi wajah sedih.
“Lohh ko kamu kayak yang sedih gitu?” Menarik tangan April.
“Aku pikir yang bakalan diminta nomor hp sama Kak Faris itu aku, tapi nyatanya kamu. Padahal yang suka sama Kak Faris itu
aku,” dengan cemberut.
Quote:
“Haha aduuhh kamu cemburu gitu sih? Yaelah aku ngasih no hp takutnya ada apa apa, kalau aku gak ngasih gak enak” balasku
dengan tertawa melihatnya.
“Aaah tapi lagian gak papa sih kalau Kak Faris kamu yang dapetin” balasnya mabil menatapku.
“Ahh kamu berpikiran panjang, nanti kalau Kak Faris sms, aku kasih tahu kamu kok, ayo jalan kita ngehalangin jalan tahu,”
berjalan pergi.
“Nandaa nanti add Facebook kakak yaa AlFarisi,” teriak Kak Faris di motor.
Aku pun hanya membalas perkataannya dengan senyuman. “Aahh tuh kan Nanda,” merengek.
“Yaah nih anak kambuh lagi, udah yaa aku pulang duluan daah.” melangkah pergi.
dengan tertawa melihatnya.
“Aaah tapi lagian gak papa sih kalau Kak Faris kamu yang dapetin” balasnya mabil menatapku.
“Ahh kamu berpikiran panjang, nanti kalau Kak Faris sms, aku kasih tahu kamu kok, ayo jalan kita ngehalangin jalan tahu,”
berjalan pergi.
“Nandaa nanti add Facebook kakak yaa AlFarisi,” teriak Kak Faris di motor.
Aku pun hanya membalas perkataannya dengan senyuman. “Aahh tuh kan Nanda,” merengek.
“Yaah nih anak kambuh lagi, udah yaa aku pulang duluan daah.” melangkah pergi.
Quote:
Singakat cerita sesampainya di rumah pukul setengah 5, aku pun langsung masuk kamar dan duduk sebentar di tempat tidur.
Lalu hp-ku bergetar, dan aku buka isi pesannya.
“Haai ini nomor Kak Faris,” isi pesannya ternyata dari Kak Faris, lalu langsung aku balas saja.
“Oh iyaa kak.”
“Ehh Nanda lagi apa? Udah sampe rumah?” Tanyanya.
“Udaah kak, lagi diem kak,” balasku.
“Nanda udah punya pacar belum?”
Mendengar kalimat itu entah apa rasanya ke-PDan duluan haha, masa iya Kak Faris suka sama aku. Orang aku cuek gini masa iya
dia suka.
Aku pun membalas pesannya. “Belum kak,”
“Masa cewek kayak kamu belum punya pacar?”
“Iyaa da belum kak hehe,”
“Oh iya,” balasnya dengan simple.
“Iya.”
Lalu hp-ku bergetar, dan aku buka isi pesannya.
“Haai ini nomor Kak Faris,” isi pesannya ternyata dari Kak Faris, lalu langsung aku balas saja.
“Oh iyaa kak.”
“Ehh Nanda lagi apa? Udah sampe rumah?” Tanyanya.
“Udaah kak, lagi diem kak,” balasku.
“Nanda udah punya pacar belum?”
Mendengar kalimat itu entah apa rasanya ke-PDan duluan haha, masa iya Kak Faris suka sama aku. Orang aku cuek gini masa iya
dia suka.
Aku pun membalas pesannya. “Belum kak,”
“Masa cewek kayak kamu belum punya pacar?”
“Iyaa da belum kak hehe,”
“Oh iya,” balasnya dengan simple.
“Iya.”
Quote:
Tak lama kemudian Kak Faris sms lagi sekitar pukul 5 sore. “Nanda mau gak jadi pacar Kak Faris?” isi pesan darinya. Membaca
pesan itu sungguh aku terkejut, lalu aku sms April dan menceritakan semuanya. April pun mendukungku dengan Kak Faris,
meskipun memang ini hal aneh. Aku baru tahu namanya siang tadi, aku baru tahu orangnya dan secepat itu dia mengucapkan
kalimat itu? Aku pun berpikir sejenak, tapi kan aku mau Move On dari Teguh, sampe kapan aku menutup hati untuk pria lain?
Mungkinkah ini saatnya aku mencintai seseorang lagi? aku pun meyakini diriku dan menerima Kak Faris.
pesan itu sungguh aku terkejut, lalu aku sms April dan menceritakan semuanya. April pun mendukungku dengan Kak Faris,
meskipun memang ini hal aneh. Aku baru tahu namanya siang tadi, aku baru tahu orangnya dan secepat itu dia mengucapkan
kalimat itu? Aku pun berpikir sejenak, tapi kan aku mau Move On dari Teguh, sampe kapan aku menutup hati untuk pria lain?
Mungkinkah ini saatnya aku mencintai seseorang lagi? aku pun meyakini diriku dan menerima Kak Faris.
Quote:
Keesokan harinya. Pagi ini aku bersiap-siap untuk berangkat sekolah, dan hp-ku pun berbunyi. Lalu ku buka isi pesan itu.
“Nanda di mana? Cepet ke sekolah aku tunggu di depan gerbang,” sms dari April.
“Iya ini lagi mau berangkat,” balasku. Sesampainya di sekolah. “Nan tahu gak? Kak Faris tuh kelasnya pinggir kelas kita
cuman kehalang 1 kelas, terus tadi dia ke kelas kita nanyain kamu, terus lihat lihat jadwal piket kamu.” ucapnya dengan
tersenyum menatapku.
“Nanda di mana? Cepet ke sekolah aku tunggu di depan gerbang,” sms dari April.
“Iya ini lagi mau berangkat,” balasku. Sesampainya di sekolah. “Nan tahu gak? Kak Faris tuh kelasnya pinggir kelas kita
cuman kehalang 1 kelas, terus tadi dia ke kelas kita nanyain kamu, terus lihat lihat jadwal piket kamu.” ucapnya dengan
tersenyum menatapku.
Quote:
Aku pun hanya membalas ucapannya dengan tersenyum, aku bingung harus gimana? Aku sama April pun berjalan menuju kelas, pas
saat di tangga aku mau naik terus ada Kak Faris yang mau turun. Aku hanya melihat pria itu seolah aku tak mengenalnya, dia
senyum kepadaku tetapi aku cuek dan meneruskan langkahku. April pun menegurku sambil memegang pundakku. “Nanda itu kan Kak
Faris, kok dicuekin,” menatapku dengan heran.
“Walaah itu Kak Faris? Ohh yang itu Kak Faris kok aku bisa lupa ya,” dengan ekspresi wajah kebingungan.
“Yaelah nih anak pikun banget sama wajah pacarnya sendiri.” omelan April dengan bingung melihatku.
saat di tangga aku mau naik terus ada Kak Faris yang mau turun. Aku hanya melihat pria itu seolah aku tak mengenalnya, dia
senyum kepadaku tetapi aku cuek dan meneruskan langkahku. April pun menegurku sambil memegang pundakku. “Nanda itu kan Kak
Faris, kok dicuekin,” menatapku dengan heran.
“Walaah itu Kak Faris? Ohh yang itu Kak Faris kok aku bisa lupa ya,” dengan ekspresi wajah kebingungan.
“Yaelah nih anak pikun banget sama wajah pacarnya sendiri.” omelan April dengan bingung melihatku.
Quote:
Seiringnya waktu berjalan, membuat coretan demi coretan di kehidupanku, setelah pulang sekolah Kak Faris sering menunggu di
depan kelasku, guru-guru pun tahu aku berpacaran dengannya, bahkan wali kelas aku pun sendiri. Kita sering jalan bareng
setelah pulang sekolah. Hari demi hariku berwarna olehnya. Iya Kak Faris yang mampu membuatku Move On dari teguh. Terima
kasih Tuhan begitu anugerahnya kau pertemukan aku dengannya, Detik demi detik selalu ku lewatkan dengannya. Banyak masalah
yang datang menghampiriku sejak aku berpacaran dengan ketua osis itu. Iya mungkin ini rintangannya, tetapi Faris selalu
menguatkanku, menjagaku, melindungiku, hingga aku pun memberanikan diri mengenalkannya kepada ibuku. Iya aku telah
mengenalkan ibuku kepadanya, begitu pula Faris telah mengenalkan ibunya padaku.
depan kelasku, guru-guru pun tahu aku berpacaran dengannya, bahkan wali kelas aku pun sendiri. Kita sering jalan bareng
setelah pulang sekolah. Hari demi hariku berwarna olehnya. Iya Kak Faris yang mampu membuatku Move On dari teguh. Terima
kasih Tuhan begitu anugerahnya kau pertemukan aku dengannya, Detik demi detik selalu ku lewatkan dengannya. Banyak masalah
yang datang menghampiriku sejak aku berpacaran dengan ketua osis itu. Iya mungkin ini rintangannya, tetapi Faris selalu
menguatkanku, menjagaku, melindungiku, hingga aku pun memberanikan diri mengenalkannya kepada ibuku. Iya aku telah
mengenalkan ibuku kepadanya, begitu pula Faris telah mengenalkan ibunya padaku.
Quote:
“Aduuhhh peseek Happy Anniversary sayang.” ucapnya dengan tersenyum memberikanku setangkai bunga merah. Aku pun tak berkata
sepatah pun, sungguh aku terkejut dan menatapnya sambil membawa bunga itu, Faris iya aku ingin dia seperti ini seutuhnya.
Memang aku tak begitu cantik, aku tak begitu menarik. Tetapi aku telah terbang terlalu jauh ke hatinya, sehingga aku pun
takut terjatuh olehnya. “Makasih cece uuhh so sweet bangeet.” balasku dengan tersipu malu.
sepatah pun, sungguh aku terkejut dan menatapnya sambil membawa bunga itu, Faris iya aku ingin dia seperti ini seutuhnya.
Memang aku tak begitu cantik, aku tak begitu menarik. Tetapi aku telah terbang terlalu jauh ke hatinya, sehingga aku pun
takut terjatuh olehnya. “Makasih cece uuhh so sweet bangeet.” balasku dengan tersipu malu.
Quote:
Kita pun saling bercanda sepulang sekolah, entah berapa orang yang membenciku karena aku berhubungan dengan Faris. Tetapi
Faris selalu menguatkanku agar aku gak takut dengan siapa pun. Setahun sudah hubunganku dengannya, entah sampai kapan
hubunganku seperti ini, tapi Tuhan ku mohon jangan pisahkan kami. Sungguh aku tulus mencintainya, aku lakukan apa pun agar
dia tersenyum. Aku mencintaimu dengan tulus, dan ku harap kau pun begitu. Bulan berganti minggu, minggu berganti hari, hari
berganti jam, jam berganti menit dan menit berganti detik. Dan selama setiap detik hidupku selalu berwarna olehmu, Tuhanku
mohon selalu persatukan kami. Kuatkan kami dalam situasi apa pun, karena setiap senyumannya itu kebahagiaanku, Ucapku dalam
hati sambil menatapnya dan melihat lekukan senyuman manis di bibirnya. AlFarisi sungguh ini anugerah bagiku mampu untuk
mencintaimu.
Faris selalu menguatkanku agar aku gak takut dengan siapa pun. Setahun sudah hubunganku dengannya, entah sampai kapan
hubunganku seperti ini, tapi Tuhan ku mohon jangan pisahkan kami. Sungguh aku tulus mencintainya, aku lakukan apa pun agar
dia tersenyum. Aku mencintaimu dengan tulus, dan ku harap kau pun begitu. Bulan berganti minggu, minggu berganti hari, hari
berganti jam, jam berganti menit dan menit berganti detik. Dan selama setiap detik hidupku selalu berwarna olehmu, Tuhanku
mohon selalu persatukan kami. Kuatkan kami dalam situasi apa pun, karena setiap senyumannya itu kebahagiaanku, Ucapku dalam
hati sambil menatapnya dan melihat lekukan senyuman manis di bibirnya. AlFarisi sungguh ini anugerah bagiku mampu untuk
mencintaimu.
TAMAT
Terimah Kasih
Sumber Berita: Pemikiran Pribadi


anasabila memberi reputasi
1
507
Kutip
1
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan