

TS
softwareseni
Bukan Lagi Tentang Bisnis

Website murah.
Software murah.
Mobile apps murah.
Siapa yang tidak tergiur? Rich-kids saja mungkin.
Apalagi bagi para pelaku bisnis. Ketika berpikir untuk melakukan transformasi digital, seperti membuat website company profile mungkin akan tercetus “cari saja yang gratisan” atau “yang murah saja”.
Padahal, justru hal tersebut merupakan salah satu contoh kegagalan proses transformasi digital.
Nih, tanamkan hal ini baik-baik “apakah dengan website, software, atau mobile apps murah itu bisa meningkatkan daya saing bisnis kamu di pasar?”. Padahal, sudah banyak studi yang mengatakan bahwa tujuan bisnis bertransformasi secara digital adalah untuk meningkatkan daya saing pasar.
Apa jadinya jika design website bertolak belakang dari identitas perusahaan atau bisnis kamu? User / pengguna akan bingung. Dan yang paling parah adalah misleading information. Yang jadi taruhannya adalah integritas perusahaan. Apalagi sekarang, website sudah bukan ajang “yang penting punya”. Lebih dari itu. Kini website berfungsi sebagai perwakilan bisnis / representative bisnis pada platform online. Hal ini menjadi salah satu tren baik website reguler maupun e-commerce. Website bisa diibaratkan sebagai sales person bagi perusahaan. Lebih dari sekadar distribution channel.
“Kok harga membuat website semahal itu sih? Bisa untuk DP rumah!” “Apaan, mau buat aplikasi apa mau buat rumah? Mahal amat” You named it.
Persepsi seperti itu banyak sekali dijumpai. Padahal, produk digital seperti website, software, dan mobile apps itu bak sebuah bangunan. Jika kaki-kaki, kerangka, serta besi dan baja pada bangunan tidak kokoh, itu akan menjadi bom waktu. Bisa roboh kapanpun. Selain itu, sekalipun bangunan sudah jadi, bangunan juga butuh perawatan. Sama seperti website, yang membedakan website yang sering dikata “mahal”, dengan website yang “seadanya” bisa kamu nilai dari performa website.
Bukan cuma design cantik. Ya, design memang akan mempengaruhi pengalaman user (UX) dalam menggunakan website. Tetapi, itu hanya 1 faktor dari ratusan faktor yang akan mempengaruhi user dalam menentukan keputusan.
Apakah kamu tahu jika website yang terlihat “sama”, nyatanya dibangun dengan cara yang “berbeda”?
“Ah, website gitu doang. Aku juga bisa”. Jika yang mengatakan adalah seorang profesional, mungkin kamu boleh percaya. Namun, jika orang yang mengatakan belum memiliki portfolio apa-apa dan hanya sekedar mengandalkan “skill” membuat website. Hmmmmmm. Tarik napas, buang napas.
Pengembang website atau yang sering disebut developer, memiliki keunikan mereka sendiri dalam menyusun kode-kode untuk membuat website. Meskipun pada akhirnya hasilnya akan sama. Nah itu lah “nilai” dari sebuah website.
Pada suatu halaman website yang sama, developer A dan B akan memiliki cara pendekatan yang berbeda, meskipun hasil websitenya sama. Developer A menciptakan website dengan kode-kode panjang. Sedangkan developer B mampu membangun website dengan halaman yang sama tetapi hanya membutuhkan ¾ hingga ½ dari banyaknya kode yang diciptakan developer A. Pertanyaannya, apakah harga layanan jasa pembuatan website developer A & B akan sama hanya karena output nya sama?
Tentu tidak!
Kenapa demikian? Ketika kamu punya website, apa mau punya website yang berjalan lambat? Apa mau punya website yang memiliki desain ciamik tapi tidak banyak berfungsi?
Nah itu perbedaannya. Penciptaan kode-kode efektif dan efisien itu mahal. Butuh jam terbang tinggi.
Jika website, software, atau mobile app dibangun dengan kode yang berbelit-belit, ada beberapa hal yang mungkin terjadi:
1. SEO buruk
Sudah tahu apa itu Search Engine Optimization? Belum tahu? Jangan khawatir, ada artikel tentang SEO dan konten marketing yang bisa kamu baca.
Jika website dibangun atas kerangka kode-kode yang tidak efisien & efektif (kalau kata orang jawa itu “ngalor ngidul ngetan ngulon”, Google akan lama dalam melakukan proses Crawl. Apa itu crawl? Singkatnya, proses analisis Google pada website kamu. Topic apa, tema apa, segmen apa, dan lainnya yang berkenaan dengan website. Jika Google berlama-lama melakukan crawl suatu halaman, Google akan menilai halaman tersebut memiliki loading page yang buruk. Sehingga, akan mengurangi nilai website kamu. Akhirnya, Google tidak bisa menampilkan website kamu di halaman depan pencarian.
2. Lambat
Percaya deh kata mbah Google, kode yang berbelit-belit dan tidak efisien akan menurunkan performa website, software, ataupun mobile app.
3. Bug disana-sini
Siapkan budget lebih ya untuk melakukan maintenance website murah, software murah ataupun mobile apps murah. Kok Bisa? Ada kemungkinan penyedia layanan memotong ongkos QA (Quality Assurance). Padahal, fungsi QA ini krusial. Dengan adanya QA (Quality Assurance), produk digital macam website, software maupun mobile apps akan menjalani serangkaian testing, dan kasus-kasus untuk mengetahui apakah fungsi website, software, dan mobile app sudah berjalan dengan baik.
Mungkin buat kamu para pelaku bisnis, hal-hal tadi terlalu teknis. Singkatnya gini, pembuatan website, software, ataupun mobile apps dengan embel-embel murah, akan merugikan bisnismu. Orang akan kesulitan untuk menemukan website kamu di google, sekalipun ketemu, website lola (loading lama). Jangan sampai deh! Makannya, kamu harus pintar-pintar dalam memilih software house yang tepat. Jangan sampai proyek IT kamu gagal.
Serius deh, pihak-pihak yang memasang tarif pembuatan website yang konon “mahal” itu bukan lagi tentang bisnis saja. Ada intellectual property didalamnya. Belum lagi jika produk digital yang kamu buat bisa diduplikasi dan kamu jual ke “pasar”. Pikirkan potensi keuntungan yang bisa kamu dapatkan jika memiliki produk digital berkualitas.
Bukan yang penting punya.
Bukan juga yang penting ada.
0
545
0


Komentar yang asik ya


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan