Semakin meningkatnya jumlah sampah di muka bumi ini membuat banyak orang melakukan cara-cara kreatif untuk bisa membantu mengurangi sampah. Ada yang mulai menggunakan alternatif plastik, ada yang mengolah sampah menjadi karya seni ataupun barang praktis dengan nilai jual tinggi, ada yang mengubahnya menjadi energi listrik, dan yang membuat ts tak habis pikir yakni menjadikan sampah sebagai mata uang untuk membiayai spp sekolah perbulannya. Yups keren sekali bukan melihat sampah mudah ditemukan dan bisa dengan segera dikumpulkan membuat terobosan ini sangat bermanfaat untuk melestarikan bumi kita ini.

Nah ada salah satu sekolah publik di India yang menetapkan cara kreatif ini untuk bisa membantu mengurangi sampah sekaligus memberikan kesempatan berpendidikan untuk golongan yang kurang mampu. Sebut saja Akshar Foundation School. Sekolah ini bukan hanya memberikan kesempatan bagi anak-anak yang putus sekolah karena tidak mampu membiayai spp tetapi memberikan kelestarian bagi bumi kedepannya.

Akhsar Foundation School ini didirikan oleh Parmita Sarma dan Mazin Mukhtar. Mazin Mukhtar sendiri meninggalkan karirnya sebagai insiyur penerbangan di Amerika untuk membantu Parmita Sarma yang kala itu merupakan fresh graduate dari jurusan pekerja sosial yang mempunyai tujuan ingin membangun sekolah. Mereka akhirnya berpikir kalau jalan terbaik yaitu mendirikan sekolah publik yang dikhususkan untuk golongan tidak mampu.

Setelah berpikir panjang akhirnya mereka punya ide yang cemerlang yakni mendirikan sekolah dimana para siswanya cukup membayar SPP perbulannya dengan membawakan sampah minimal 25 buah perminggu. Sampah yang musti dikumpulkan tersebut jenisnya boleh bebas tetapi harus dibersihkan terlebih dahulu agar mudah di-recycle.

Akshar Foundation School ini mengajarkan siswa layaknya sekolah SD dengan mata pelajaran umum dan juga praktik lapang. Metode belajarnya sungguh interaktif dengan memanfaatkan penggunaan tablet agar para muridnya memiliki literasi digital. Setelah siswa-siswa di sana lulus mereka diperbolehkan menjadi pengajar untuk murid yang lebih muda karena bila mereka lulus, diluar sana hanya ada pekerjaan tambang yang diupah dengan biaya $2.50 perhari jadi lebih baik mereka menjadi guru di foundation school ini dengan gaji yang jauh lebih tinggi. Mereka yang sudah lulus bukan hanya mendapatkan bantuan finansial tetapi mereka mendapatkan pelatihan menjadi pengajar sehingga mereka bisa menjadi guru kedepannya.

Sekolah ini pun akhirnya sukses dan sudah menghasilkan 100 lulusan yang membantu menjadi pengajar di foundation school ini. Masing-masing dari mereka bukan hanya menjadi pengajar tetapi masing-masing dari mereka dibagi-bagi pekerjaannya. Ada yang menjadi pengajar mata pelajaran umum, pengajar mata pelajaran praktek, dan pengajar kewirausahaan untuk membuat kreatifitas dari sampah. Selain itu beberapa dari mereka juga menjadi pemilah sampah yang akan bertanggung jawab untuk menyatukan sampah untuk kemudian dikirim ke tempat recycle plastik.

Sekarang sekolah ini makin sukses dan telah dibantu pemerintah setempat untuk mendirikan 5 sekolah publik lagi yang rencananya akan rampung tahun depan, metode pembayarannya pun akan sama yakni siswa membayar dengan 25 sampah plastik perminggunya. Sungguh menginspirasi sekali sekolah ini!.

—oOo—

Duh lagi enak-enak bikin thread tiba-tiba ada gempa lewat, jadi bingung nih mau nutup pake kata-kata apa. Pokoknya metode sekolah kayak begini bener-bener top dah! Bener-bener bisa membantu anak-anak yang kurang mampu sekaligus mengurangi jumlah sampah di Bumi. Bila semua sekolah di dunia ini menerapkan pengumpulan sampah menjadi potongan biaya SPP, bisa-bisa sampah di dunia bakal menurun signifikan jumlahnya.