

TS
titisrahma
Hubungan Yang Penuh Aturan, Sehat Nggak Sih?
Gansis, diantara kalian ada nggak sih yang suka diatur-atur sama pasangan? Semoga tidak ada ya.
Baru-baru ini salah seorang temenku cerita tentang hubungannya dengan pasangan. Berdasarkan ceritanya, ia sering diatur-atur oleh pasangan. Hemm, dengernya kasihan juga sih. Soalnya dia udah terlalu sabar menghadapi pemaksaan kayak gitu.
Berdasarkan ceritanya lagi, kadang si cewek justru seneng diatur-atur kayak gitu. Kalo boleh jujur ya, aku kurang setuju. Kenapa? Ini alasannya :
Sebagai seorang laki-laki yang bertanggungjawab terhadap kebahagiaan si wanita baik di dunia maupun di akhirat, sewajarnya ia membiarkan wanitanya untuk berkembang dong. Baik dari segi tingkah laku, pemikiran, dll. Kalau diatur-atur terus, kemandirian perempuan semakin tergadaikan. Begitu pula dengan kebahagiaannya.
Emansipasi wanita bukan berarti berdiri sendiri tanpa pria loh ya. Sebab pada dasarnya semua manusia itu butuh pasangan. Wanita harus diberdayakan, tidak hanya pasif. Wanita itu harus cerdas, mandiri, punya inisiatif. Tujuannya apa? Ya buat membahagiakan laki-lakinya. Supaya dia juga meringankan beban si laki-laki. Alhasil, bisa menjadi istri sekaligus ibu yang berlualitas.
Kalau sudah memiliki pasangan, tentu saja si perempuan harus manut sama pasangannya. Kalau tidak namanya durhaka dong. Oleh sebab itu, agan-agan harus pengertian dong. Dalam menjalani kewajiban baktinya, ia butuh kebahagiaan. Tidak hanya kebahagiaan akhirat saja, tapi juga di dunia. Sekali-kali permintaan sista-sista itu doturuti lah, supaya lebih bahagia.
Kalian yang berstatus sebagai pasangan adalah subjek. Untuk siapa? Ya untuk pasangan. Kalian sama-sama perlu dicintai, dimengerti, diperhatikan, dll. Kalau sudah begini, peran kalian satu sama lain yang sangat dibutuhkan.
Supaya tidak saling mengatur-atur, ada beberapa tips nih buat kalian :
Gak boleh egois ya kepada pasangan. Harus saling mengerti dong, supaya bisa menciptakan rasa adem di hati.
Supaya nggak terus menyalahkan pasangan, masing-masing harus introspeksi diri dulu. Setiap ada masalah, dilihat dulu siapa yang menjadi penyebab. Kalau sudah begini, kata-kata kasar yang biasanya keluar gitu aja bisa teredam.
Saling percaya dan komitmen sudah jadi satu paket. Kalau komitmen bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, niscaya rasa percaya akan tumbuh dengan sendirinya.
Quality time penting banget lo gansis. Setiap kali ada yang ganjel di hati, bisa disampaikan saat q-time ini. Tapi, dengan bahasa yang baik ya, supaya hatinya tetep adem.
Nah, sekian tips-tips dari saya. Bagi yang punya masalah dengan pasangan, cepet-cepet diselesaikan ya. Biar nggak berlarut-larut. Biar kedepannya tambah romantis. Sekian, terimakasih sudah membaca. See u....💝💝💝
Baru-baru ini salah seorang temenku cerita tentang hubungannya dengan pasangan. Berdasarkan ceritanya, ia sering diatur-atur oleh pasangan. Hemm, dengernya kasihan juga sih. Soalnya dia udah terlalu sabar menghadapi pemaksaan kayak gitu.
Berdasarkan ceritanya lagi, kadang si cewek justru seneng diatur-atur kayak gitu. Kalo boleh jujur ya, aku kurang setuju. Kenapa? Ini alasannya :
Laki-laki itu bukan mengatur, tapi membimbing
Sebagai seorang laki-laki yang bertanggungjawab terhadap kebahagiaan si wanita baik di dunia maupun di akhirat, sewajarnya ia membiarkan wanitanya untuk berkembang dong. Baik dari segi tingkah laku, pemikiran, dll. Kalau diatur-atur terus, kemandirian perempuan semakin tergadaikan. Begitu pula dengan kebahagiaannya.
Emansipasi wanita
Emansipasi wanita bukan berarti berdiri sendiri tanpa pria loh ya. Sebab pada dasarnya semua manusia itu butuh pasangan. Wanita harus diberdayakan, tidak hanya pasif. Wanita itu harus cerdas, mandiri, punya inisiatif. Tujuannya apa? Ya buat membahagiakan laki-lakinya. Supaya dia juga meringankan beban si laki-laki. Alhasil, bisa menjadi istri sekaligus ibu yang berlualitas.
Kebahagiaan perempuan ditentukan oleh laki-laki
Kalau sudah memiliki pasangan, tentu saja si perempuan harus manut sama pasangannya. Kalau tidak namanya durhaka dong. Oleh sebab itu, agan-agan harus pengertian dong. Dalam menjalani kewajiban baktinya, ia butuh kebahagiaan. Tidak hanya kebahagiaan akhirat saja, tapi juga di dunia. Sekali-kali permintaan sista-sista itu doturuti lah, supaya lebih bahagia.
Laki-laki dan perempuan sama-sama menjadi subjek
Kalian yang berstatus sebagai pasangan adalah subjek. Untuk siapa? Ya untuk pasangan. Kalian sama-sama perlu dicintai, dimengerti, diperhatikan, dll. Kalau sudah begini, peran kalian satu sama lain yang sangat dibutuhkan.
Supaya tidak saling mengatur-atur, ada beberapa tips nih buat kalian :
Stop ego
Gak boleh egois ya kepada pasangan. Harus saling mengerti dong, supaya bisa menciptakan rasa adem di hati.
Selalu mawas diri
Supaya nggak terus menyalahkan pasangan, masing-masing harus introspeksi diri dulu. Setiap ada masalah, dilihat dulu siapa yang menjadi penyebab. Kalau sudah begini, kata-kata kasar yang biasanya keluar gitu aja bisa teredam.
Saling percaya dan komitmen
Saling percaya dan komitmen sudah jadi satu paket. Kalau komitmen bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, niscaya rasa percaya akan tumbuh dengan sendirinya.
Agendakan quality time dengan pasangan
Quality time penting banget lo gansis. Setiap kali ada yang ganjel di hati, bisa disampaikan saat q-time ini. Tapi, dengan bahasa yang baik ya, supaya hatinya tetep adem.
Nah, sekian tips-tips dari saya. Bagi yang punya masalah dengan pasangan, cepet-cepet diselesaikan ya. Biar nggak berlarut-larut. Biar kedepannya tambah romantis. Sekian, terimakasih sudah membaca. See u....💝💝💝


tata604 memberi reputasi
1
312
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan