Tiket Harga Pesawat "Mahal" yup sepanjang tahun 2019 ini memang kita dikejutkan dengan tiket harga pesawat terbang yang semakin melambung tinggi, banyak orang pada ngedumel tentu saja ingin protest tapi tak bisa apa-apa.

Maklumlah kebijakan pemerintah sudah ketuk palu, sebagai warga negara yang baik diam dan membisu dirasa lebih baik daripada koar-koar banyak bicara hujat sana sini akhirnya bisa masuk bui kan ga lucu.. 🙄

Bukan rahasia lagi penerbangan lokal dari semua maskapai apalagi untuk airline swasta bahkan plat merah yang asli dalam negeri saja mematok harga 2x lipat dari biasanya. Misalkan harga tiket biasanya di range angka 600-700 ribu rupiah kini telah menjadi 1,4 juta rupiah sungguh rekor yang fantastis untuk harga tiket sebuah pesawat terbang.



Secara logika memang harusnya tiket pesawat terbang memang mahal karena kalau murah maka yang akan terjadi banyaknya pesawat terbang yang berguguran seperti kasus "Adam Air" dibentuk oleh PT SkyConnection Airlines yang beroperasi pada 22 November 2002 dibalik itu ada mantan anggota DPR Agung Laksono dan mitranya Sandra Ang bisa dibilang perusahaan ini terbentuk dari kongsi antara politisi dan pengusaha.



Namun pesawat yang terbang yang sempat mendapatkan penghargaan dari Asia Pacific and Middle East Aviation Outlook Summit mereka menobatkan Adam Air sebagai Low Cost Airline of the Year di Singapura pada November 2006. Namun ternyata pesawat mereka banyak mengalami masalah hingga nyawa penumpang menjadi taruhannya, banyak pilot yang bersuara tentang buruknya pesawat yang diterbangkan kini lihat Adam Air hanya tinggal kenangan karena untuk menekan biaya mereka mengurangi keselamatan untuk para penumpangnya. Secara tidak langsung Adam Air tak salah sebagai pihak yang ingin berbisnis tentu saja mengharapkan profit, walau dengan cara kotor untuk menekan harga tiket agar tetap murah, regulasi keselamatan diabaikan bagaimana mendapatkan profit secara signifikan karena beban biaya perawatan untuk keselamatan dan bahan bakar bisa dibilang biayanya tidaklah murah.



Harga Avtur memang menyumbang kenaikan tiket pesawat terbang, karena bahan bakar Avtur domestik lebih mahal 20% dari harga internasional. Serta nilai tukar rupiah yang terpuruk dengan dollar pun menjadi pemicu yang signifikan untuk membeli sebuah pesawat dan bahan bakarnya hanya bisa dibeli dengan menggunakan dollar atau valas.

Namun sisi positifnya tak ada lagi kejadian yang menimpa maskapai seperti Adam Air yang sering jatuh, penumpang yang middle low pun mulai beralih ke transportasi umum lain baik itu Bus yang sempat mati suri dan juga Kapal Laut yang biayanya lebih murah dibandingkan pesawat terbang.



Geliat pertumbuhan ekonomi di transportasi umum lain akhirnya berdampak pada banyaknya perusahaan bus swasta yang memberikan pelayanan terbaik untuk penumpangnya, jadi kebijakan regulasi tarif pesawat terbang yang mahal dinilai positif untuk berjalannya roda perekonomian di sektor lain.



Bus AKAP mulai membangun bisnisnya dengan bus premium layaknya pesawat terbang, kursi dan kenyamanannya pun seakan kelas VIP di angkasa raya.




Referensi Klik, Klik dan Klik