Kala itu aku sungguh-sungguh ingin berjuang..
Namun justru ia yang memaksaku untuk pulang..
Bukan aku tak kuat lagi untuk berjuang..
Tapi memang ia sudah tak mau lagi menjadi alasanku berjuang..

Aku menyusuri tiap jejak perjuangan hingga kau hadir di sebuah persimpangan..
Menyapa dengan seberkas senyuman membawa kisah yang tak jauh menyesakkan..
Kau juga sedang berjuang dan waktu memaksamu untuk mengakhirinya secara perlahan..

Akupun tau hujan dipelataran hatimu sangat lebat, badaimu jauh lebih bergemuruh, rasamu runtuh laksana daun luruh dan kita mungkin belum sepenuhnya sembuh..
Hingga perihal semua luka yang ada semua masih saja tentang dia..

Semilir angin malam perlahan berbisik pada kita
"Tak apa kau hanya butuh sedikit waktu untuk berhenti. Hingga kau siap untuk melangkah lagi"
Hingga pagi tiba kita terbangun dengan secerca cahaya..

Aku tak ingin menunggu badaimu reda..
Tak ingi  juga lesungmu berhias air mata..
Juga tak ingin diri ini terpuruk dalam lara..
Maka, bolehkah aku menjadi orangnya?
Seseorang yang menemanimu berdiri lagi..

Mengubah air matamu menjadi tawa..
Menghabiskan waktu bersama hingga kita tua..
Mendampingimu hingga akhir menutup mata..

Aku ingin menjadi orangnya..
Bersama denganmu melewatinya..
Menemanimu untuk memperbaharui kisah..



#PujanggaSemesta