Oleh media, Anies diposisikan suka menyalahkan pihak lain. Sebenarnya Jakarta kaya akan masalah, siapa pun gubernurnya.
BEBAN | Saat ini Gubernur DKI Jakarta Anies menghadapi dua isu besar lingkungan selain reklamasi. Pertama, polusi udara Ibu Kota. Kedua, penanganan sampah Jakarta: opini publik terarahkan untuk membenturkan Anies dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Dalam aneka masalah, Anies sering terkabarkan "menyalahkan" ini dan itu. Secara tersurat Anies tak menyalahkan, namun simpulan media dan kemudian khalayak menjadi demikian. Anies suka lempar masalah — atau membelokkan masalah — untuk menghindar.
Jurus populis
Pembelokan masalah itu misalnya dalam pembongkaran instalasi bambu Getah Getih Juli lalu. Anies yang kadung bercitrakan suka memainkan jurus populis malah bilang, lebih baik bambu daripada impor baja dari Tiongkok. Sebagian warganet menyimpulkan Anies mengembuskan sentimen rasial.

Masalahnya adalah cara Anies berkomunikasi. Kadang terlalu defensif. Dengan menyenggol kanan-kiri. Padahal Jakarta memang padat masalah.

Soal polusi udara sudah ada dari era gubernur pendahulu. Tahun 2010 sudah tampak kualitas udara kian buruk. Lalu soal sampah juga sudah lama. Tapi tak berarti soal para pendahulu boleh jadi kartu membela diri.
Citra diri
Karena persoalan komunikasi, dan citra suka menyalahkan pihak lain, maka kemarin (31/7/2019) ada tajuk berita "Masalah Sampah di Jakarta, Anies Salahkan Gubernur Sebelumnya".

Bagaimana dengan balon teks kartun ini? Itu bukan kutipan langsung dari ucapan Anies. Lalu sekarang carilah di Google "anies menyalahkan" dan "anies salahkan". Anda akan menuai hasil.

Apakah itu kenyataan yang sebenarnya?

Sejarah belum selesai dicatat. Tapi semua orang tahu, Anies menggantikan gubernur yang punya gaya khas dalam memimpin dan mengelola Ibu Kota. Di mata banyak orang, Anies dianggap belum mampu menyamai apalagi melebihi pendahulunya: Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...usutan-jakarta

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kenaikan gaji PNS bisa bikin APBN makin defisit

- Jutaan peserta BPJS Kesehatan bakal dinonaktifkan

- Kebebasan sipil masih jadi masalah dalam indeks demokrasi