Setiap kapal asing yang akan berlabuh di dermaga negara lain, wajib lapor minimal 1x24 jam sebelum kedatangan. Di samping itu juga wajib disertai dokumen surat jalan, yang setidaknya berisi keterangan tentang tujuan kedatangan, jumlah awak kapal, serta jumlah dan jenis barang yang dibawa.

Tanpa dokumen tersebut, maka kedatangan kapal tersebut dianggap ilegal, sehingga bisa tidak diizinkan untuk bersandar dan menurunkan penumpang dan atau muatan di pelabuhan tersebut, meski sebelumnya sudah ada kesepakatan antar kedua negara tentang misi kedatangan kapal tersebut.

Hal inilah yang dialami oleh Kapal Angkatan Laut Amerika Serikat, United States, Naval Ship (USNS) Fall River. Kapal ini sempat ditahan di Pelabuhan Tanjung Wangi, Selasa pagi, tanggal 30 Juli 2019, oleh Marinir Angkatan Laut RI.

Alasannya, kapal yang memuat personel United States Marine Corps (USMC) atau pasukan Marinir Amerika, dan berbagai peralatan untuk latihan gabungan itu tidak dilengkapi dokumen resmi. Selain itu juga tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Artinya ne kapal datang nyelonong aje.

Akibatnya, kapal itu tidak diizinkan untuk menurunkan penumpang serta muatannya di pelabuhan tersebut, padahal rencananya para personel Marinir Amerika itu akan mengadakan latihan CARAT 2019 bersama dengan Marinir Indonesia pada hari Rabu ini, 31 Juli 2019., di Kali Selogiri, Desa Ketapang.

Kapal milik US Marine tersebut mengangkut puluhan tentara Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan berbagai peralatan transportasi dan material selama melaksanakan latihan di Perkebunan Selogiri Desa Ketapang Kecamatan Kalipuro Banyuwangi. Rencananya mereka akan mengadakan latihan bersama selama 1 minggu di Banyuwangi, dan dilanjutkan di Surabaya selama 1 bulan.

Harusnya, jangankan kapal perang, kapal barang saja harus melalui prosedur itu. Apalagi jika mengangkut tentara dan peralatan perang.

Kalaupun prosedur itu sudah dipenuhi, tetap tidak boleh langsung menurunkan penumpang dan muatan, sebelum seluruh personel dan isi kapal diperiksa kesesuaiannya dengan isi dokumen. Kalau semua sudah sesuai dan tidak ada hal yang mencurigakan, baru dibolehkan bongkar muatan.

Di Amerika sendiri bahkan lebih ketat prosedurnya. KRI pernah diperiksa di Amerika sampai ke knalpot mesin hingga lubang pembuangan kapal, sebelum diizinkan menurunkan muatan.

Jadi terasa aneh banget, negara yang begitu ketat memeriksa kapal asing, tapi ketika kapal mereka bersandar di pelabuhan negara lain, seenaknya mau menurunkan penumpang tanpa melalui prosedur pengamanan negara tersebut. Karena itu, wajar saja kapal Amerika ini ditahan oleh Marinir RI.

Hanya saja, sampai kini belum ada update berita ini, sehingga tidak diketahui bagaimana kelanjutan keberadaan kapal Amerika tersebut, dan apakah latihan gabungan yang direncanakan hari ini jadi dilaksanakan.(*)

Update:

Latihan bersama tetap dilaksanakan sesuai jadwal, hari Kamis, 1 Agustus 2019.

Adapun materi yang akan dilatihkan, meliputi menembak reaksi, GPMG, Sniper, Serangan, Raid Darat, Patroli Tempur, Jungle Survival dan Serangan, dengan daerah latihan di Puslatpurmar 5 Baluran, dan Hutan Selogiri, Banyuwangi. 

Personel yang terlibat latihan bersama Marinir Indonesia dengan Marinir AS, sebanyak 245 prajurit, dengan rincian 205 prajurit Korps Marinir TNI AL dan 40 prajurit USMC.



Entah bagaimana dengan proses kapal Angkatan Laut AS tersebut.

Selengkapnya baca di sini

****
Update:

Prajurit Marinir TNI AL mengajarkan cara-cara bertahan hidup di dalam hutan atau jungle survival, kepada para prajurit Marinir Amerika Serikat (AS).

Para prajurit marinir kedua negara tersebut, tergabung dalam Marine Exercise, bagian dari Latihan Bersama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2019. Mereka menggelar latihan bersama di Hutan Selogiri, Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi.

Selengkapnya di sini
***
Ref 1Ref 2