Kaskus

Games

edohaAvatar border
TS
edoha
Tempat Permainan Masa Kecil Ane yang Pernah Menyimpan Kenangan Buruk
Tempat Permainan Masa Kecil Ane yang Pernah Menyimpan Kenangan Buruk

Tempat Permainan Masa Kecil Ane yang Pernah Menyimpan Kenangan Buruk

Bermain adalah kegiatan yang sangat menyenangkan tapi apa jadinya jika suatu kejadian hampir membuat permainan berubah menjadi malapetaka? Kejadian buruk dalam permainan di bawah ini bukan hanya dialami TS tapi juga keluarga dan teman TS.


Tempat Permainan Masa Kecil Ane yang Pernah Menyimpan Kenangan Buruk


Tempat Permainan Masa Kecil Ane yang Pernah Menyimpan Kenangan Buruk



1. Kejadian saat Bermain di Sungai

Ada 2 sungai di dekat rumah masa kecil TS, yaitu satu sungai besar dan satu lagi sungai kecil (anak sungai). Tentu saja, TS dan teman-teman TS hampir setiap hari bermain di sungai ataupun di pinggirannya. Sekedar duduk mengobrol, melihat bapak kami memancing atau berenang menjadi kegiatan kami di sungai.

Di suatu sore, saat itu sungai sedang pasang tinggi, TS dan teman-teman TS memutuskan untuk bermain dan berenang di sungai besar saja karena di sana lebih ramai anak-anak dan orang dewasa yang berenang.

Semua berjalan normal. Kami bermain dan bercanda di sungai. Lalu, datang seorang teman kami yang lain (sebut saja "Susi") dengan membawa teman sekolahnya yang saat itu sedang bermain ke rumahnya (sebut saja "Tuti"). Mereka berdua pun ikut bergabung bersama kami.

Spoiler for bermain di sungai:

Tak terasa, TS dan beberapa teman TS berenang agak jauh dari jembatan pinggir sungai. Tidak masalah karena kami semua sudah biasa berenang. Lalu, Susi yang belum lama ikut bergabung, ikut berenang menjauhi jembatan untuk menyusul kami.

Melihat temannya berenang ke arah kami, si Tuti pun langsung ikut menyusul Susi. Di sini lah malapetaka hampir terjadi. TS yang saat itu sedang berenang hendak kembali ke pinggir sungai, berpapasan dengan Tuti yang baru saja hendak ke sisi lain.

Tiba-tiba, Tuti meraih badan TS dan mendorong kepala TS ke dalam air. TS yang saat itu tidak siap sangat kaget. TS terbatuk-batuk dan merasakan sakit yang amat sangat dihidung dan tenggorokan TS karena air masuk melalui keduanya.

TS berusaha berteriak meminta pertolongan dan melambaikan tangan tapi sulit karena TS sulit mengambil nafas. Teman-teman TS yang lain tak menyadari bahwa nyawa TS saat itu sedang dalam bahaya.

Spoiler for ilustrasi:

Sekilas, TS merasa akan mati saat itu juga. Akan tetapi, TS tak menyerah, TS berusaha berenang kembali ke tepian sambil membawa orang itu karena ia terus menggelayut di badan TS.

Alhamdulillah, TS lolos dari maut. Badan TS sakit semua karena Tuti mencengkeram badan TS di dalam air. TS memarahinya habis-habisan tapi ia bersikap seolah tak ada apa-apa. TS heran, kenapa saat itu Tuti melakukan hal tersebut?

Jika ia ingin membunuh? Tidak mungkin, kami masih kecil dan lagi pula baru bertemu hari itu. Mungkin saja, saat itu ia ketakutan karena sungai sangat dalam sementara tidak ada pijakan saat ia berenang menjauhi tepian sehingga ia melakukan hal tersebut.


2. Kejadian saat Bermain Sepeda di Lapangan yang Baru di Buka

Di tempat tinggal TS dulunya ada lahan kosong yang cukup luas dan ditumbuhi oleh rerumputan yang sangat tinggi. Lalu, oleh bapak-bapak, sebagian rumput tersebut disiangi sehingga menjadi lapangan bermain anak-anak.

Hari itu, seperti biasa anak-anak bermain sepeda. Akan tetapi, TS tidak ikut hanya sepupu TS saja yang ikut. Mereka pun bermain di lapangan yang baru dibuka itu.

Spoiler for Main Sepeda:

Tiba-tiba, warga dikejutkan dengan teriakan histeris anak-anak. Semua orang berhamburan menuju asal suara. Saat dilihat, betapa terkejutnya para orang tua karena darah mengalir deras di seluruh wajah seorang anak, yaitu sepupu TS.

Ia digotong ke rumahnya. Ibunya yang melihat kondisi anaknya terkejut dan menangis. Darah dibersihkan dari seluruh wajahnya. Setelah bersih, barulah terlihat dari mana darah itu keluar.

Ternyata, darah keluar dari dahinya. Menurut sepupu TS, saat itu ia sedang bermain sepeda bersama anak lainnya. Lalu, mereka melewati gundukan tanah besar yang cukup tinggi.

Spoiler for ilustrasi:

Sayangnya, sepedanya tiba-tiba oleng dan entah kepalanya mengenai stang sepeda atau batu yang banyak terdapat di sekitar TKP tapi yang jelas, dahinya jadi luka dan mengeluarkan banyak darah hingga memenuhi wajahnya.

Pemandangan tersebut cukup seram bagi anak-anak yang terlanjur melihatnya. Baik sepupu TS dan kami anak-anak yang melihatnya mengalami trauma untuk bermain sepeda. Kami jadi offbeberapa waktu untuk bermain sepeda.


3. Bermain di Hutan Kecil

Kejadian ini, terjadi di dekat rumah uwak TS. Di sana, ada sebuah lahan tidur yang disebut hutan kecil oleh warga. Banyak pepohonan, semak belukar dan rerumputan panjang.

Kami sering bermain di bawah pohonnya yang rindang. Orang tua tidak melarang asal kami tak masuk ke dalam hutan dan hanya bermain di bawah pohon yang tumbuh di bagian luarnya saja.

Permainan yang kami lakukan, seperti memanjat pohon, main masak-masakan dengan menggunakan tanaman liar yang tumbuh di sana, petak umpet, dll.

Suatu hari, saat sedang bermain, kakak sepupu TS (anak uwak TS) membawa korek api milik ayahnya. Dia bermain-main dengan korek tersebut. Saat anak-anak lain sudah pulang ke rumah masing-masing, ia masih tetap di bawah pohon.

Spoiler for anak-anak bermain:

Sepulang bermain, kakak sepupu TS ini pulang dan masuk rumah dengan tergesa-gesa. Orang rumah jadi bingung dibuatnya. Selang beberapa menit kemudian, terdengar teriakan warga, "Kebakaraaann ... Kebakaraaannnn!".

Begitu uwak ke luar rumah, terlihat api membakar semak belukar di bagian luar hutan kecil. Warga bergotong-royong berusaha memadamkan kobaran api. Sementara itu, uwak mulai paham dengan sikap kakak sepupu TS.

Spoiler for ilustrasi:

Ternyata, dia lah yang telah menyebabkan kebakaran saat bermain-main dengan korek api. Uwak TS meminta maaf kepada warga sekitar. Alhamdulillah, kebakaran tak meluas dan tak ada korban jiwa atau kerugian atas kejadian tersebut. Akan tetapi, beberapa bagian hutan kecil terbakar.

Uwak TS adalah orang yang cukup terpandang sehingga warga segan dan menghormatinya. Jika tidak, entah apa yang terjadi pada keluarga uwak TS. Sementara itu, kakak sepupu TS ternyata bersembunyi di bawah ranjang tempat tidur karena ketakutan bahkan ia ketiduran.

Meski hal tersebut juga sempat membuatnya trauma atas perbuatannya sendiri hingga ia malu bertemu warga dan tak mau sekolah tapi saat mengingatnya, kami tertawa terbahak-bahak, haha.

Wah, kalau sampai mengalami sendiri dan di posisi kakak sepupu TS, TS juga pasti ketakutan setengah mati melihat api berkorbar akibat perbuatan TS.


4. Bermain di Depan Rumah Kosong


TS sering menginap di rumah bibi ane saat masih kecil. Tak jauh dari rumahnya, ada beberapa rumah kosong berjajar. Entah, berapa lama rumah-rumah itu tak dihuni.

Sebelum-sebelumnya, meskipun ada mitos tentang hantu di sana, TS dan teman-teman TS tetap sering melewati rumah tersebut untuk sekedar mengintip dari luar atau uji nyali lalu lari tunggang langgang saat ada salah satu yang berteriak, "Hantuuuuuu!!!!".

Padahal, tak satu pun dari kami yang pernah melihat hantu, setan atau sejenisnya di sana, haha. Sampai suatu hari, kami berlari-larian di depan sebuah kantor pos yang pegawainya sedang libur karena hari minggu. Letaknya tepat di samping rumah-rumah kosong itu.

Spoiler for anak-anak bermain:

Di depan pintu depan kantor pos, TS melihat dengan mata kepala TS sendiri, ada 2 atau mungkin 3 ekor ular yang di atas permukaan lantai keramik yang putih.

Warnanya, kalau tak salah hitam totol kuning dan hitam totol oranye. TS kaget dan menoleh ke arah kanan untuk memanggil teman-teman TS agar ikut melihat ular-ular itu.

Namun, baru berapa detik saja TS berpaling, ular-ular itu menghilang tanpa bekas dari permukaan keramik putih. Padahal, mustahil untuk berlari secepat itu, pasti butuh waktu bagi ular-ular itu untuk berjalan meskipun dengan cepat.

Tak sampai di situ, saat melewati rumah kosong, kami melihat sosok pria di dalam salah satu rumah kosong. Hanya sekilas saja kami melihat penampilannya yang menggunakan celana tanpa baju dan ikat kepala.

Spoiler for ilustrasi:

Ia bersuara dari dalam rumah tapi tak jelas ia bilang apa. Kami langsung lari tunggang langgang menuju para orang tua yang saat itu sedang duduk-duduk mengobrol. Mereka pun mengecek TKP untuk melihat siapa pria yang kami maksud.

Ternyata, pria tersebut adalah orang gila. Menurut warga lainnya, mereka sudah tahu pria tersebut sudah beberapa waktu tinggal di sana. Hanya saja, kami anak-anak baru melihatnya.

Sejak itu, jika harus melewati jalan di depan rumah kosong, anak-anak minta ditemani orang dewasa karena takut. Maklum, jalan di sana sangat sepi. Belum lagi, si pria gila kadang mengganggu orang yang lewat dengan cara bersuara ataupun berkata-kata yang kami tak paham apa yang dia ucapkan.


Quote:



Sumber : Pengalaman Ane
Foto : Telah Tercantum di Foto
tata604Avatar border
tata604 memberi reputasi
1
286
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan