- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Playboy's Diary ( Based On True Story )


TS
amikurnia
Playboy's Diary ( Based On True Story )

Sepenggal kisah masa lalu berdasarkan pengalaman pribadi si penulis.
Bukan kisah percintaan pada umumnya dan ini hanyalah sebuah kisah cerita.
Saya harap sekiranya para kaskuser sekalian bisa dan dapat menghargai kisah hidup dan karya orang lain
Bukan kisah percintaan pada umumnya dan ini hanyalah sebuah kisah cerita.
Saya harap sekiranya para kaskuser sekalian bisa dan dapat menghargai kisah hidup dan karya orang lain

Quote:
PROLOG
"Hari minggu yang cerah..."
Gumamku sambil menikmati sarapan, mengawali pagi hari dengan menikmati hidangan yang telah disiapkan oleh mamiku sejak pagi tadi.
"Kemarin malam minggu kita nonton bareng di bioskop Golden, namun hari ini ngapain ya enaknya?"
Tak lama kemudian setelah aku sarapan.
"Mi... Aku mau keluar dulu kerumah teman sekalian jalan-jalan, nanti pulangnya mungkin agak sorean.."
"Minta uang jajan donk Mi hehehe..." . Pintaku.
Setelah diberi oleh Mamiku, saya pun langsung berangkat menuju kerumah Shinta.
Memakai celana jeans pendek selutut dan kaos ditutup dengan sweater berwarna abu-abu saya pun cukup bersemangat untuk bermain kerumahnya.
Hari minggu jalanan cukup sepi, hanya memakan waktu 15 menit aku sudah sampai dirumah Shinta. Setelah aku parkirkan motor di halaman rumahnya, aku pun menggedor pintu depan rumahnya.
Tak lama Shinta pun membuka pintu depan.
"Hai.... Ayo masuk Mi." Dia pun tersenyum simpul menyambut kedatanganku.
Dia tampak sangat ayu di pagi hari ini, dengan rambut tergerai lurus sepunggung memakai kemeja berwarna pink dan celana jeans panjang.
Lalu Dia mempersilahkan untuk duduk di kursi ruang tamu depan rumahnya. Lalu Aku pun duduk bersebrangan dengannya.
"Mau minum apa Mi? Aku mau ngobrol sama kamu... nanti setelah kita ngobrol baru kita keluar ya." kata Shinta.
"Okay, emang mau membicarakan apa sih??" Tanyaku pada Shinta.
"Ya nanti juga tahu." jawab Dia
Lalu Dia masuk, jam tanganku menunjukan pukul 09.00. Sekiranya kita nanti mempunyai cukup waktu untuk hangout bareng entah ke Mall ataupun nonton bareng berdua.
10 menit kemudian, Shinta pun membawa baki berisi kopi dan beberapa kue lapis. Bau kopinya pun samar-samar bercampur dengan bau parfum beraroma citrus yang lembut yang Ia pakai.
"Monggo silahkan diminum Mi mumpung masih panas, dinikmati juga kudapannya..."
"Aku mau bercerita sesuatu yang sangat penting sama Kamu, mengingat kita sudah lama berpacaran selama 2 tahun." kata Shinta.
"Mau membicarakan apa Shin? Kelihatannya serius banget dilihat dari wajahmu kok sendu banget pagi ini."
Suasana menjadi sunyi sejenak... Dia hanya diam sambil memainkan dan meremas jari-jemarinya seakan mengkhawatirkan sesuatu.
Suara detak Jam dinding di atas kepalaku sampai terdengar sayup-sayup menunggu suara jawaban darinya.
"Mas... Aku Hamil... Tadi pagi ku testpack, hasilnya positif dan aku sudah nggak Mens selama 2 bulan belakangan ini.... Gimana?!"
Tiba-tiba rasa dingin seperti es menerpa dadaku, tenggorokanku terasa tercekat lalu lambungku mulai serasa diaduk. Mual ingin serasa ingin mengeluarkan kembali makanan yang telah aku makan sejak pagi tadi.
Tak lama kemudian ayahnya Shinta kedepan menemui aku dan Shinta lalu berkata dengan nada tinggi.
"Mas... Sampeyan harus tanggung jawab. Sampeyan membuat saya sekeluarga malu, gimana kalau semua tetangga tahu tentang berita ini?!" Kata si Bapak sambil menuding-nuding ke wajahku.
Aku pun diam, tidak bisa menjawab apa-apa selain rasa bersalah. Penyesalanku mulai muncul, kenapa aku berbuat seperti ini?! Aku harus bilang apa sama orang tuaku dan sanak saudaraku semuanya??
Dalam lamunan tumpukan penyesalanku tiba-tiba seperti ada sayup-sayup suara gedoran dari depan pintu rumah......
...........
"Dok... dok... dok..."
"Le.... Bangun Le, saatnya mandi. Udah jam 6 ini, nanti kamu telat berangkat sekolah Lho."
"Huaaaaaahh..... Iya Mi!!" Aku pun bangun seperti melompat dan terduduk, tak terasa peluh membanjiri badan dan keningku.
"Puji Syukur Tuhan... Ternyata hanya mimpi, ini mimpi yang kedua kalinya menghamili anak orang dalam 1 tahun ini" Gumamku sambil menyeka peluh di keningku dengan tangan.
Aku pun bersyukur, telah dikasih mimpi ini... Memahami bagaimana rasanya dihakimi karena menghamili anak orang...
Setelah muncul mimpi itu tidaknya itulah rambu-rambu yang harus aku patuhi agar tidak terjerat dengan perbuatan Asusila...
Quote:

Youtube.com
Diubah oleh amikurnia 04-08-2019 04:45






meydiariandi dan 17 lainnya memberi reputasi
18
14.6K
Kutip
145
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan