American Football atau biasa disebut dengan rugby tergolong olahraga populer selain bola basket di negeri Paman Sam. Untuk beberapa waktu olahraga ini menjadi sebuah kebanggaan para pria saja. Namun label bahwa rugby olahraga pria seketika berubah pada tahun 2009. Pada saat itu lahir Legends Football League (LFL) yang digagas oleh Mitch Mortaza.



Seperti olahraga lain yang masih tergolong baru, diawal perkenalannya LFL belum memiliki tempat untuk bertanding. Lapangan basket, hoki, American Football, dan juga baseball menjadi alternatif arena bertanding para atletnya yang seluruhnya wanita.

Menyaksikan sebuah pertandingan American Football versi wanita memang menarik perhatian. Padahal olahraga ini awalnya hanya untuk menjadi pengisi acara pertandingan American Football. Para atlet wanita LFL memberikan performanya yang tidak kalah seru dan menegangkan layaknya atlet pria. Pertandingan American football LFL memiliki aturan; 7 pemain di setiap timnya. Para atlet wanita dibekali dengan alat proteksi seperti helm, shoulder pads, knee pads, dan elbow pads.



Lalu apa yang menjadi daya tariknya ? Saat atlet pria dibalut pakaian yang tertutup dengan alat proteksinya. Atlet wanita LFL hanya menggunakan sport bra dan hot pants dengan hanya bagian tertentu yang tertutup oleh alat proteksi tubuh.

Sehingga diawal kemunculannya nama LFL, justru memiliki kepanjangan dari ‘Lingerie Football League’ sebelum diganti menjadi Legends Football League. Ditambah lagi dengan bentuk tubuh para atletnya yang indah menjadi sebuah hiburan lebih dari sekadar menonton pertandingan. Walau hadir dengan kemasan yang menggoda, bukan berarti pertandingan LFL terkesan tidak serius. Benturan keras yang dapat mengakibatkan cedera selalu menjadi ancaman para atletnya.



LFL tidak berbeda jauh dengan olahraga lainnya. Apa yang terjadi di lapangan tidak dibuat-buat atau tanpa skenario. Apa yang pemain raih untuk menjadi juara dilakukan dengan kerja keras dan teamwork yang solid.