Hari demi hari berlarian estafet tanpa menunggu yang punya hobi berlama termangu dalam pemberhentian dan pendamba keajaiban fantasi. Sementara di berbagai belahan teritori tertanam banyak benih, bertumbuh banyak tunas dan berkembang banyak keremajaan yang kian mendewasa.

Namun buah yang dinanti masa panennya ingin seperti apa?

Tiap hari satu per satu teriakan polos tanpa dosa terlahir dengan keterkejutan. Ya, sebuah efek peralihan dari ruang penuh teduh kasih sayang ke ruang hiruk pikuk bertitel dunia. Masing-masing terlahir bebas dan berpayung kemanusiaan tanpa ancaman. Masing-masing menangis dan tersenyum tanpa belenggu materialisme. Masing-masing tertidur lelap dengan kejernihan air susu penuh imun.

Mereka tengkurap, merangkak, berdiri dan menguatkan diri tertatih berlatih berjalan hingga mampu berlarian riang penuh keceriaan. Bergerak meruang dengan merdeka, masih nyaman dalam penjagaan kelembutan orang tua. Namun saat bergerak meraih ruang berpendidikan apakah mendapatkan hak yang sama?



Selain pengembangan diri anak ditentukan oleh pendidikan, dalam bergerak meruang dimana pun keberadaan anak harus lah tetap terjaga keamanan dan keselamatannya tanpa terancam keadaan. Seolah lingkungan sosial penuh keramahan, namun bagaimana para orang tua menjaga dari ancaman pelecehan seksual pada anak.



Ketika merelakan anak bepergian dan Pesatnya dunia digital turut serta membuka peluang pihak tak bertanggung jawab untuk melakukan tindakan kekerasan. Salah satunya ialah kekerasan terhadap perempuan. Ketua Komnas Perempuan, Azriana katakan bahwa pada 2019 sudah terdapat dua kasus kekerasan seksual yang terjadi di transportasi online.

“Kasus ini masuk dalam jumlah kekerasan terhadap perempuan yang diadukan ke Komnas Perempuan. Totalnya hingga 406.178 kasus,” tuturnya saat ditemui di Kantor Komnas Perempuan. (Sumber)

Di sisi lain dalam berinteraksi sosial dan bergaul, anak-anak harus disiapkan dan terkadang dihadapkan dengan situasi eksternal berupa bullying.



Hal ini hanya sebagian kecil dari tantangan para orang tua selaku guru utama dan pondasi awal terbentuknya karakter pada anak, semua itu dibangun dan dididik dari rumah. Masihkan ada kisah pilu lagi seorang anak mengalami kondisi fatherless atau Father Hungry? Betapa pentingnya peran leadership seorang ayah dalam membentuk karakter anak dan terjaganya anak dari berbagai ancaman eksternal.

Begitu juga peran ibu yang dari tangannya lah banyak tokoh terdidik budi pekerti dan empati nya serta gagah dalam memuliakan wanita. Butuh peran penting secara proaktif dari berbagai pihak dan perlunya kesadaran pentingnya pemberdayaan peran anak.

Tanpa disadari hampir semua orang mengabaikan peran aktif anak di negara ini. Hal tersebut disampaikan oleh inisiator Semua Murid Semua Guru, Najelaa Shihab dalam buku SMSG Jilid 2.




Mengenali dan mendayagunakan potensi yang dimiliki anak tidaklah mudah. Namun sebagai bentuk bersyukur terhadap amanah dan karunia pemberian Tuhan adalah dengan mengantarkannya dalam menjaga kemerdekaannya sebagai anak yang kelak menjaga dan memperjuangkan kemerdekaan anak-anak yang lainnya. Semuanya itu membutuhkan ilmu dan komitmen semua lapisan masyarakat yang dimulai dari lingkup keluarga dalam kepemimpinan seorang ayah.

Dari hal-hal di atas maka kiranya kita perlu sama-sama saling mengingatkan dan belajar memahami, bagaimana cara merangkul semua anak dimulai dari lingkungan terkecil dan membawa semangat perubahan yang penuh inspirasi pada sekitar? Sebagaimana halnya memahami peran ayah bagi anak laki-laki adalah contoh tauladan menjadi seorang imam yang benar terhadap istrinya. Bagaimana perilaku ayah terhadap ibunya, begitulah bagaimana anaknya nanti memperlakukan perempuan di mana pun ia berada.

Selamat Hari Anak Nasional, 23 Juli 2019.