- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
10 Upacara Tradisional Dan 44 Nama Warisan Sub Marga Pada Masyarakat Suku Karo


TS
indriketaren
10 Upacara Tradisional Dan 44 Nama Warisan Sub Marga Pada Masyarakat Suku Karo

Berikut adalah 10 Upacara Tradisional Masyarakat Suku Karo :
1. Perumah Begu
Adalah upacara pemanggilan arwah seseorang yang sudah meninggal dan dapat berkomunikasi dengan roh-roh para leluhur dengan mengijinkan roh-roh itu masuk ke dalam tubuhnya. Upacara perumah begu masih ada di antara penganut aninisme.
2. Ndilo Tendi
Upacara ini di lakukan apabila ada seseorang yang terkejut akan suatu kejadian baik karena penglihatan, pendengaran, jatuh dan lain-lain. Tendi (roh manusia) tersebut akan meninggalkan tubuhnya karena terkejut.
3. Nengget
Adalah upacara yang di tujukan kepada pasangan suami istri yang telah sekian tahun berumah tangga namun belum memiliki keturunan atau anak.
4. Ngarkari
Adalah upacara menghindari suatu kemalangan yang di alami oleh suatu keluarga di mana guru sibaso berperan penting.
5. Perselihi
Adalah upacara pengobatan suatu penyakit atas diri seseorang, dimana untuk menghindari penyakit menjadi lebih berbahaya.
6. Ngulakken
Adalah suatu upacara agar penyakit yang menyerang seseorang karena dibuat sengaja oleh orang lain dapat hilang. Dan kalau bisa penyakit tadi dipantulkan kepada pembuatnya.
7. Erpangir Ku Lau
Adalah upacara untuk membersihkan diri seseorang atau keluarga secara keseluruhan untuk menghilangkan kesulitan, mala petaka dan lainnya.
8. Ngeluncang
Adalah upacara ritual untuk mengusir segala pengganggu seperti roh halus, agar masyarakat disekitar desa tersebut terhindar dari penyakit atau mala petaka.
9. Njujungi Beras Piher
Adalah suatu upacara yang dilakukan bagi seseorang sebagai ucapan syukur dan berkat untuk keselamatan karena seseorang tersebut telah berhasil dalam tugas atau misi tertentu ataupun luput dari kecelakaan atau mara bahaya, sembuh dari penyakit parah, terkabul cita-citanya dan lain sebagainya.
10. Ndilo Wari Udan
Ndilo Wari Udan atau Erlau Lau adalah kegiatan atau upacara untuk memanggil turunnya hujan kepada Tuhan agar musim kemarau di ganti musim hujan.
"Upacara ritual masyarakat karo yang disebutkan di atas pada zaman sekarang ini sudah sangat jarang dilakukan oleh masyarakat karo. Bahkan beberapa diantaranya sudah punah"
Dan berikut adalah nama masyarakat karo berdasarkan sub marganya.
Seperti diketahui marga pada masyarakat karo ada 5 dan masing-masing memiliki sub marganya. Beberapa dari sub margatersebut mempunyai nama warisan atau panggilan atau dalam bahasa karo disebut dengan gelar "Urun-urun". Nama panggilan ini tidak semua masyarakat karo memilikinya. Hanya beberapa nama sub marga saja yang memiliki nama warisan ini.
Kata "Rurun" berasal dari kata "urun-urun" yang berarti nama panggilan atau nama julukan yang ditujukan untuk mengejek. Pemakaian rurun pada awalnya sangat dominan pada masyarakat karo di wilayah singalor lau dan di wilayah berneh.
Namun "rurun" kurung umum di wilayah karo julu, karo langkat dan karo jahe. Namun pada zaman sekarang ini pemakaian "rurun" bisa ditemukan di masyarakat karo berada.
Adapun "rurun"yang sesuai dengan kelompok marga yang ada pada masyarakat karo adalah sebagai berikut :
1. Sinulingga → Bagi Pria dipanggil Mangkok dan Bagi Wanita dipanggil Corah/Rebo.
2. Kacaribu → Bagi Pria dipanggil Puhu/Mitut dan Bagi Wanita dipanggil Ngerbo.
3. Surbakti → Bagi Pria dipanggil Getah/Guntar dan Bagi Wanita dipanggil Megoh.
4. Purba → Bagi Pria dipanggil Lagat/Jambor dan Bagi Wanita dipanggil Nuhar.
5. Ketaren → Bagi Pria dipanggil Kolam dan Bagi Wanita dipanggil Cirum.
6. Kaban → Bagi Pria dipanggil Cinor/Tambor dan Bagi Wanita dipanggil Kacat/Incon.
7. Sinuraya → Bagi Pria dipanggil Tabong/Logos dan Bagi Wanita dipanggil Kicong.
8. Sitepu → Bagi Pria dipanggil Ganding/Makoi dan Bagi Wanita dipanggil Goda/Kertok.
9. Torong → Bagi Pria dipanggil Tokal dan Bagi Wanita dipanggil Ngerbo.
10. Ulunjadi → Bagi Pria dipanggil Kecudan/Ngerik dan Bagi Wanita dipanggil Megoh.
11. Suka → Bagi Pria dipanggil Ciak/Gurah/Mbayak dan Bagi Wanita dipanggil Unjuk/Sungam.
12. Babo → Bagi Pria dipanggil Gajut/Dokan dan Bagi Wanita dipanggil Merih.
13. Sugihen → Bagi Pria dipanggil
Gurah/Raga dan Bagi Wanita dipanggil Sungam.
14. Ajartambun → Bagi Pria dipanggil Lambok dan Bagi Wanita dipanggil Kapor.
15. Jadibata → Bagi Pria dipanggil Canggah/Layuk dan Bagi Wanita dipanggil Nongkah.
16. Munte → Bagi Pria dipanggil Mburak dan Bagi Wanita dipanggil Unjuk.
17. Manik → Bagi Pria dipanggil Mengat dan Bagi Wanita dipanggil Tadi.
18. Tumangger → Bagi Pria dipanggil Lajer dan Bagi Wanita dipanggil Tega.
19. Rumah Berneh → Bagi Pria dipanggil Raga dan Bagi Wanita dipanggil Nggore/Nurih.
20. Sibero → Bagi Pria dipanggil Batu/Kawas/Tarik dan Bagi Wanita dipanggil Pagit/Lumbung/Dombat.
21. Tua → Bagi Pria dipanggil Mondan/Batu dan Bagi Wanita dipanggil Pagit/Ombar.
22. Gersang → Bagi Pria dipanggil Mondan/Gombong/Turah dan Bagi Wanita dipanggil Ombar/Kolu.
23. Silangit → Bagi Pria dipanggil Segar dan Bagi Wanita dipanggil Dombat.
24. Meliala → Bagi Pria dipanggil Sukat/Jambe/Jemut dan Bagi Wanita dipanggil Tekang/Nicar/Gadong.
25. Depari → Bagi Pria dipanggil Gawah/Pola/Togong/Talah dan Bagi Wanita dipanggil Legam/Tajak.
26. Pelawi → Bagi Pria dipanggil Baji/Pola dan Bagi Wanita dipanggil Lawi/Tajak.
27. Maha → Bagi Pria dipanggil Pasir/Jogah/Rambah dan Bagi Wanita dipanggil Daling/Nanit.
28. Kembaren → Bagi Pria dipanggil Rongkam/Baok dan Bagi Wanita dipanggil Rambah/Loko.
29. Sinulaki → Bagi Pria dipanggil Ropo dan Bagi Wanita dipanggil Lencang.
30. Keloko → Bagi Pria dipanggil Ndaram dan Bagi Wanita dipanggil Loko.
31. Pandia → Bagi Pria dipanggil Gobang dan Bagi Wanita -.
32. Brahmana → Bagi Pria dipanggil Kawar/Kuliki dan Bagi Wanita Tawan/Magar.
33. Gurukinayan → Bagi Pria dipanggil Nayan/Pagoh/Bugan dan Bagi Wanita dipanggil Rogat/Mahar.
34. Kutabuluh → Bagi Pria dipanggil Gantang/Tuluk dan Bagi Wanita dipanggil Gomok.
35. Sebayang → Bagi Pria dipanggil Rabun/Balandua dan Bagi Wanita dipanggil Jengok.
36. Pinem → Bagi Pria dipanggil Mbako/ Ramban/Canggah dan Bagi Wanita dipanggil Lompoh.
37. Bangun → Bagi Pria dipanggil Teger/Ratah dan Bagi Wanita dipanggil Girik.
38. Singarimbun → Bagi Pria dipanggil Kerangen dan Bagi Wanita dipanggil Rimbun/Rambah.
39. Sukatendel → Bagi Pria dipanggil Gantang/Ngudong dan Bagi Wanita dipanggil Gomok.
40. Kacinambun → Bagi Pria dipanggil Njorang dan Bagi Wanita dipanggil Ngemban.
41. Pincawan → Bagi Pria dipanggil Njambor dan Bagi Wanita -.
42. Jinabun → Bagi Pria dipanggil Guni/Morah dan Bagi Wanita dipanggil Picet/Tanggam.
43. Laksa → Bagi Pria dipanggil Batonggan dan Bagi Wanita dipanggil Lompoh.
44. Sinurat → Bagi Pria dipanggil Tangko dan Bagi Wanita dipanggil Ngemban/Sengor.
Memang tidak semua sub marga mempunyai nama warisan tersebut. Ada juga beberapa sub marga yang memiliki panggilan yang sama. Bahkan ada panggilan yang berbeda walaupun sub marganya sama. Mengapa demikian? Agak sulit menjelaskannya.
Demikianlah informasi yang dapat saya bagikan kepada agan sista semua tentang Upacara Tradisional masyarakat Suku Karo dan Nama Warisan Marga masyarakat Suku Karo.
Apabila ada yang salah atau belum disebutkan, tambahkan di kolom komentar/qoute post dibawah thread ini. Terimakasih dan sampai jumpa pada thread berikutnya. Mejuah juah......!!!!!!!





User telah dihapus dan 6 lainnya memberi reputasi
7
972
14


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan