Hai semua, apa kabar? Semoga kabar baik yang selalu menyertai kalian. Aamiin.

Saya habis pulang kampung halaman nih, liburan sekolah lalu. Bisa ketemu teman sepermainan waktu kecil. Kebetulan waktu itu di kampung ada acara rasulan. Oh iya, mungkin rasulan asing buat kalian. Rasulan merupakan tradisi masyarakat Gunungkidul yang diselenggarakan oleh para petani setelah masa panen tiba.

Saat rasulan, kami memanfaatkan untuk mengenang kembali masa kecil kami yang selalu gembira-ria dengan permainan jadul. Mau tahu permainan jadul kami waktu kecil? Cekidot Gan...


1. Benthik



Sumber Gambar : klik di sini


Benthik merupakan permainan khas daerah Gunungkidul yang sudah hampir punah. Tetapi, permainan ini sangat menyenangkan.

Cara bermainnya cukup mudah dan sederhana, yaitu menggunakan alat dari dua bilah kayu atau bambu yang dibuat serupa seperti tongkat. Satu tongkat pendek dan satu tongkat lebih panjang. Tongkat pendek dipotong 5 -10 cm sebagai tongkat yang akan menjadi obyek lontaran. Tongkat yang lebih panjang dipotong sekitar 30 - 40 cm fungsinya untuk melontarkan tongkat pendek.

Selanjutnya, taruh tongkat pendek diantara dua batu bata atau bisa juga dengan membuat lubang di tanah.

Kemudian cara pertama adalah dengan melontarkan tongkat pendek ke arah lawan (mereka berjaga berhadapan dengan pelontar) dengan sekuat tenaga sampai lawan tidak dapat menangkap tongkat pendek tersebut. Jika lawan mampu menangkap langsung maka lawan akan mendapatkan nilai, dan terkadang nilai akan bertambah jika lawan dapat menangkapnya dengan tangan kiri.

Kemudian setelah tongkat pendek dilontarkan, maka lawan akan mencoba melepaskan lemparan dengan tangan menuju tongkat panjang, yang kini di letakkan di antara batu bata. Jika lawan bisa mengenai tongkat panjang maka pelontar akan dinyatakan kalah dan digantikan pihak lawan menjadi pelontar.

Permainan benthik biasanya dilakukan secara kelompok sehingga cara diatas akan dilakukan terus menerus sampai mencapai nilai tertinggi.


2. Egrang Batok



Sumber Gambar : klik di sini


Permainan jadul kami yang kedua adalah egrang batok. Permainan tradisional yang masih digunakan sedikit anak zaman sekarang. Tetapi sekarang ini banyak juga penjual online egrang batok, loh!

Egrang batok dibuat dari bahan dasar tempurung
kelapa (batok) yang dipadu dengan tali plastik atau dadung. Permainannya sangat mudah dan sederhana, yaitu kaki diletakkan di atas masing-masing tempurung (batok) kemudian kaki satu diangkat. Sementara kaki lainnya tetap bertumpu pada tempurung (batok) lain di tanah seperti layaknya berjalan.

Permainan egrang batok dapat dimainkan
sendiri atau bersama-sama. Jika bersama-sama, biasanya akan dibuat garis start dan finish untuk menentukan pemenangnya.

Zamam kami kecil, egrang batok kami buat sendiri. Zaman sekarang lebih praktis karena bisa membelinya di toko online.

Tetapi jika mau membuat egrang batok sendiri, caranya cukup mudah dan murah.

Alat dan bahan :

1. 2 buah batok/tempurung kelapa.
2. Tali plastik atau dadung.
3. Pisau, amplas, paku, cat dan kuas.

Cara membuat :

1. Bersihkan batok kelapa dari serabutnya dengan menggunakan pisau dan amplas sampai halus.

2. Lubangi bagian atas batok yang tidak terlalau keras dengan paku, tepat ditengah atas batok.

3. Supaya lebih cantik, warnai batok sesuai keinginan. Jika cat/pewarnanya sudah kering, pasangkan tali/dadung dari batok yang satu ke batok yang lain. Ikat tali/dadung di bawah kedua tempurung batok.

Engrang batok sekarang sudah siap untuk digunakan. Selamat mencoba dan selamat memperkenalkan egrang batok untuk anak-anak kalian.


3. Plintengan atau Ketapel




Sumber Gambar : klik di sini


Sewaktu kecil, kami menggunakan plintengan atau ketapel untuk menembak buah-buahan atau belalang. Anumisinya kami buat dari tanah liat atau kerikil. Saya masih punya plintengan atau ketspel loh saat ini. Sekedar buat hiasan saja dan sesekali mengajari anak untuk bermain.

Sepertinya plintengan atau ketapel sudah go internasional deh! Kartun Angry Birds saja sudah menggunakan plintengan atau ketapel dalam bermainnya.

Cara membuat plintengan atau ketapel sangat mudah, cukup menyediakan batang dahan kayu kecil yang memiliki cabang sama besar (menyerupai huruf Y). Kemudian beberapa buah pentil, dan selembar kulit kecil bekas tas atau sepatu. Pentil kemudian diikatkan pada ujung percabangan batang dahan pohon dan selembar kulit kecil. Setelah itu plintengan atau ketapel siap beraksi.

Hati-hati ya, jangan menggunakan obyek orang lain sebagai sasarannya, karena efek sakit akan terasa.


3. Dakon atau Congklak




Sumber Gambar : klik di sini


Dakon atau congklak merupakan permainan tradisional yang jarang dilakukan oleh anak-anak sekarang ini. Padahal masih ada tukang mainan keliling di Jakarta yang menjual dakon atau congklak dengan harga relatif murah dibandingkan mainan modern anak zaman sekarang.

Aturan permainan dakon atau congklak tidak terlalu susah. Area permainan dakon atau congklak berupa tempat lonjong yang terbuat dari plastik atau kayu yang dibuat lubang dengan jumlah 12 lubang. Lubang-lubang tersebut diisi dengan kecik atau kerikil.

Pemain akan mengambil kecik dari satu lubang dan membagikannya satu persatu selain lubang tabungan/lumbung milik lawan secara berurutan. Kecik terakhir yang jatuh di lubang yang ada isinya harus dipungut lagi dan disebar lagi.

Permainan ini hanya dapat dilakukan oleh dua pemain saja. Biasanya, pemain yang suka bermain dakon adalah perempuan.

Manfaat dari permainan ini, antara lain untuk melatih kecerdasan karena untuk memenangkan permainan dibutuhkan strategi yang tepat. Bisa juga untuk mengusir kejenuhan atas rutinitas ibu rumah tangga seperti saya.

Itulah beberapa permainan tradisional jadul saat saya masih kecil. Sangat murah dan menyenangkan.

Terima kasih Agan/Sista yang sudah mampir di thread saya, semoga kalian sukses dan sehat selalu.