Kaskus

Games

BudigufiAvatar border
TS
Budigufi
Menjadi Anak Bawang di Permainan Tradisional
Menjadi Anak Bawang di Permainan Tradisional

Pengalaman bermain permainan tradisional memang sangat berkesan bagi banyak orang. Selain karena tentu saja permainan tersebut seru tetapi juga karena momen-momen berharga yang didapatkan saat bermain bersama teman-teman masa kecil. Permainan tradisional memang sudah tidak semarak dulu karena tergeser perkembangan teknologi. Di situlah letak paling berharga memori kita saat bermain permainan tradisional. Romantisme nostalgia yang sulit terulang semakin membekas di pikiran kita yang saat ini sudah tumbuh dewasa.

Nostalgia memang tidak selalu manis, terutama ketika kalian menjadi anggota termuda laki-laki dalam lingkungan rumah saat bermain. Menjadi anak bawang di permainan tradisional merupakan hal yang cukup sulit. Terutama ketika permainan tradisional untuk laki-laki mengutamakan kekuatan fisik. Dari mulai diskriminasi,  korban bully, hingga dikucilkan. Tapi, seperti kata Woody Allen "comedy = tragedy + time".  Seiring waktu berlalu, ketika sudah beranjak dewasa dan berkumpul kembali bersama teman masa kecil. Tidak ada dendam dan semuanya hanya menjadi momen nostalgia yang merekatkan hubungan pertemanan.

Di kesempatan ini saya akan berbagi momen nostalgia bersama kalian juragan kaskus. Permainan tradisional yang pernah saya alami dari sudut pandang anak bawang. Mari kita mulai daftar permainan traumatikmasa kecil saya.


Petak Umpet

Menjadi Anak Bawang di Permainan Tradisional


Spoiler for Peraturan Permainan:


Menjadi seorang yang bertugas menjaga dan mencari merupakan hal yang sangat berat. Itulah mengapa diciptakan peraturan khusus bagi anak bawang. Permasalahannya adalah itu menjadi dilemma bagi saya ketika bermain petak umpet. Tingkat keseruan yang ada tentu sangat jauh berbeda dengan pemain yang lain. Bahkan ada saat dimana 'penjaga' sama sekali tidak berniat mencari anak bawang. Padahal letak keseruan petak umpet berada ketika kita berdebar-debar bersembunyi agar tidak ditemukan 'penjaga'. 

Tiba masa dimana saat itu kami sepakat untuk tidak menggunakan peraturan anak bawang dalam petak umpet. Tentu saja dengan peraturan standar menjadi 'penjaga' rasanya seperti menjadi korban. Meskipun awalnya tidak pasti menjadi 'penjaga', namun seiring dengan daya lari saya yang lemah karena perbedaan usia 4-8 tahun dengan pemain lainnya di umur saya yang masih menginjak Sekolah Dasar. Lambat laun tibalah saya menjadi 'penjaga'.

Tidak mengagetkan saya menjadi 'penjaga' hingga berulang-ulang kali. Bahkan pada saat pengulangan tersebut tidak jarang saya merasa kesal karena harus mencari pemain lain. Dan ketika satu orang sudah ditemukan, pemain yang lain dengan mudahnya menembus 'benteng'. Alhasil, saya menangis pulang ke rumah karena merasa diperlakukan tidak adil. Permainan yang seharusnya menyenangkan justru menjadi momok yang menakutkan. Selain itu ketika menangis pulang itu menjadi bahan ledekan bagi teman sepermainan. Well, that's fucked up.

Ketika sudah sedikit lebih dewasa barulah saya menemukan fakta. Selain memang kalah dari segi fisik, tetapi memang permainan tersebut sudah di konsepkan untuk membuat saya menjadi 'penjaga' berulang-ulang kali. Dengan cara menggunakan beberapa trik kecurangan.


Spoiler for Trik Curang Petak Umpet:




Bola Gebok

Menjadi Anak Bawang di Permainan Tradisional


Spoiler for Peraturan Permainan Bola Gebok:



Setelah melakukan browsing saya kira permainan bola gebok yang biasa saya mainkan berbeda dengan beberapa artikel di internet. Jadi mungkin entah kalian menyebutkan permainan dengan peraturan di atas apa. Atau bahkan kalian memainkannya atau tidak tapi seperti itulah permainan bola gebok di memori saya.

Sama seperti permainan sebelumnya, apabila menjadi anak bawang dalam permainan tersebut. Faktor keseruan akan berkurang dan bahkan hampir tidak memiliki eksistensi di pada saat bermain. Hanya berlarian kesana kemari tanpa dikejar ataupun dilempar dengan bola. I mean, wtf I'm doing in here?

Sementara ketika peraturan menjadi anak bawang ditiadakan. Kembali lagi masa dimana saya menjadi 'makanan empuk' bagi para pemain lainnya. Menjadi yang paling mudah untuk dilempar bola dan menjadi yang paling susah untuk mengejar dan melempar bola. Setiap pemain lain yang menjadi pelempar pasti akan mencari saya dan dengan mudah melngenai dalam satu dua lemparan. Tidak jarang dengan sengaja mereka melempar dengan tenaga penuh. Dimana tidak hanya saya harus menjadi pelempar, tapi dampak lemparan yang diterima juga cukup terasa sakit.


Kucing-Kucingan Sepak Bola

Menjadi Anak Bawang di Permainan Tradisional




Spoiler for Peraturan Permainan:




Well, overall same story.

Menjadi anak bawang artinya tidak pernah mendapatkan operan bola. sementara ketika peraturan menjadi anak bawang dihapuskan maka akan menjadi kucing dalam mayoritas permainan. Dan tentu saja, apabila permainan berlangsung sangat lama dan tidak bisa menahan emosi. Terpaksa harus menangis pulang dan menjadi bahan ledekan. Poor me.


Sepak Bola Antar Kampung/Wilayah


Menjadi Anak Bawang di Permainan Tradisional


Tidak perlu menjabarkan peraturan saya rasa para juragan disini sudah mengerti betul sepak bola.
Dan sebagian besar saya yakin pernah memainkan permainan tersebut dengan fasilitas seadanya. Nah, bermain sepak bola dengan fasilitas seadanya dan bertemu dengan tim dari daerah lain juga merupakan momen nostalgia semasa kecil. Biasanya dalam ajang pertemuan tidak resmi (tidak disponsori atau digelar oleh ketua RT) kami sering bermain sepak bola melawan tim dari wilayah lain.Dari mulai untuk menentukan penggunaan lapangan hingga mengadakan taruhan dengan sejumlah uang yang di akhir pertandingan digunakan untuk membeli minuman dingin di warung terdekat dan berbagi meskipun dengan tim lawan.

Sementar yang menjadi ironi dalam permainan kali ini adalah ketika saya menjadi anggota tim tetapi tidak pernah bermain. Namun untuk biaya crowdfunding taruhan selalu diminta. Bisa dibilang saya hanya menjadi penonton yang ikut merasakan kerugian apabila tim kalah. Dan jika tidak ikut partisipasi dalam biaya taruhan munculah ancaman agar dikucilkan dalam setiap kesempatan yang ada.

Singkat cerita, meskipun hampir di setiap permainan menjadi anak bawang menjadi memori yang sedikit aneh dan tidak mengenakkan. Tapi pada akhirnya malah momen tersebut yang menjadi cerita tidak ada habisnya. Dan bahkan ketika diceritakan semua orang yang terlibat termasuk saya akan tertawa terbahak-bahak. 


Spoiler for Source:


Diubah oleh Budigufi 21-07-2019 14:03
agung.falsafahAvatar border
takutlaperAvatar border
tata604Avatar border
tata604 dan 2 lainnya memberi reputasi
3
1K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan