- Beranda
- Komunitas
- Food & Travel
- Cooking & Resto Guide
Minuman Hitam Penawar Pedas


TS
Mata.Elang084
Minuman Hitam Penawar Pedas
Halo agan dan aganwati semua, jumpa lagi dengan ane di thread bertema cooking and food. Kali ini ane mau menceritakan tentang pengalaman ane berkunjung ke kota Malang. Disini banyak sekali pilihan tempat kuliner yang memberikan harga terjangkau untuk para pembelinya sekaligus rasa yang tidak mengecewakan.
Hari Minggu, saat libur kerja ane iseng - iseng naik kereta dari Surabaya ke Malang bersama teman - teman ane. Tiket kereta hanya Rp.12.000 saja. Tiba di stasiun Malang kota Baru, ane dan kawan - kawan naik angkot warna biru tapi ane lupa namanya. Kita turun di MATOS / Malang Town Square. Jalan - jalan melihat barang - barang fashion, sampai perut kita protes. Dia berbunyi keroncongan. Kita pun melihat ke foodcourtMATOS. Suasananya sangat ramai.
Kita berusaha mencari tempat duduk disana, tapi sayangnya kita mungkin sedang apes. Hanya ada satu bangku kosong yang sudah diserobot orang lain. Kita akhirnya keluar dari MATOS, mencari kudapan yang mungkin bisa mengobati rasa lapar kita. Ketemulah kita dengan gerobak di samping Mall ini. Gerobak ini tidak ada yang menjaga, di kaca gerobak yang tembus pandang itu ane melihat banyak ayam yang sudah diungkep siap untuk diolah. Saat ane melihat - lihat, tiba - tiba si penjual datang.
"Mau pesan apa kak? Lalapan Ayam bakar atau Ayam goreng?"
Kita berunding berempat, dan sepakat memilih ayam bakar. Harganya murah meriah, hanya Rp. 9.000. (Maaf ane tidak sempat mendokumentasikan harga makanan yang terpampang di gerobaknya). Di siang yang panas ini tak lengkap rasanya bila makan ayam bakar tak ditemani minum minuman seger. Teman ane tiba - tiba sudah menenteng empat gelas minuman dingin rasa cokelat. Waaaah pas banget!
Sembari menunggu pesanan kita matang, kita duduk - duduk di kursi yang sudah disediakan oleh penjual lalapan ini. Kursi plastik warna hijau dan merah. Kita ngobrol, melihat barang belanjaan yang kita beli di Mall tadi, serta meneguk seseruput demi seseruput es cokelat klasik ini. Rasa cokelatnya benar - benar pekat, sedikit terasa ada campuran susu di dalamnya. Minuman nikmat ini hanya dibanderol sebesar Rp. 10.000. Di cupnya tertulis brand cokelat klasik.

Pak penjual lalapan ternyata sudah selesai memasak pesanan kami. Lengkap dengan sambal merah yang tampak menggugah selera. Disajikan di piring rotan yang diberi alas kertas cokelat. Di atas nasi hangatnya diberi bumbu yang terasa asin dan gurih, terbuat dari laos dan rempah - rempah lainnya. Rasanya khas. Daging ayamnya sama sekali tidak alot, perpaduan asin dan manis yang pas. Ditambah lagi dengan sambal yang lumayan pedas, membuat ane bercucuran keringat karena merasa kepedasan.

Penawarnya adalah si minuman cokelat ini. Seketika rasa pedas itu hilang saat lelehan cokelat dan air yang manis ini membasuh isi mulutku. Rasa pedas dan panas di permukaan lidah tergantikan oleh manisnya cokelat dan panas cabai pun tergerus oleh dinginnya es batu dalam minuman menyegarkan ini.
Gimana agan dan aganwati? Sudah pernah coba belum merasakan sensasi menghilangkan rasa pedas dengan minuman cokelat seperti ane?
Hari Minggu, saat libur kerja ane iseng - iseng naik kereta dari Surabaya ke Malang bersama teman - teman ane. Tiket kereta hanya Rp.12.000 saja. Tiba di stasiun Malang kota Baru, ane dan kawan - kawan naik angkot warna biru tapi ane lupa namanya. Kita turun di MATOS / Malang Town Square. Jalan - jalan melihat barang - barang fashion, sampai perut kita protes. Dia berbunyi keroncongan. Kita pun melihat ke foodcourtMATOS. Suasananya sangat ramai.
Kita berusaha mencari tempat duduk disana, tapi sayangnya kita mungkin sedang apes. Hanya ada satu bangku kosong yang sudah diserobot orang lain. Kita akhirnya keluar dari MATOS, mencari kudapan yang mungkin bisa mengobati rasa lapar kita. Ketemulah kita dengan gerobak di samping Mall ini. Gerobak ini tidak ada yang menjaga, di kaca gerobak yang tembus pandang itu ane melihat banyak ayam yang sudah diungkep siap untuk diolah. Saat ane melihat - lihat, tiba - tiba si penjual datang.
"Mau pesan apa kak? Lalapan Ayam bakar atau Ayam goreng?"
Kita berunding berempat, dan sepakat memilih ayam bakar. Harganya murah meriah, hanya Rp. 9.000. (Maaf ane tidak sempat mendokumentasikan harga makanan yang terpampang di gerobaknya). Di siang yang panas ini tak lengkap rasanya bila makan ayam bakar tak ditemani minum minuman seger. Teman ane tiba - tiba sudah menenteng empat gelas minuman dingin rasa cokelat. Waaaah pas banget!
Sembari menunggu pesanan kita matang, kita duduk - duduk di kursi yang sudah disediakan oleh penjual lalapan ini. Kursi plastik warna hijau dan merah. Kita ngobrol, melihat barang belanjaan yang kita beli di Mall tadi, serta meneguk seseruput demi seseruput es cokelat klasik ini. Rasa cokelatnya benar - benar pekat, sedikit terasa ada campuran susu di dalamnya. Minuman nikmat ini hanya dibanderol sebesar Rp. 10.000. Di cupnya tertulis brand cokelat klasik.

Pak penjual lalapan ternyata sudah selesai memasak pesanan kami. Lengkap dengan sambal merah yang tampak menggugah selera. Disajikan di piring rotan yang diberi alas kertas cokelat. Di atas nasi hangatnya diberi bumbu yang terasa asin dan gurih, terbuat dari laos dan rempah - rempah lainnya. Rasanya khas. Daging ayamnya sama sekali tidak alot, perpaduan asin dan manis yang pas. Ditambah lagi dengan sambal yang lumayan pedas, membuat ane bercucuran keringat karena merasa kepedasan.

Sumber gambar : dokumen pribadi
Penawarnya adalah si minuman cokelat ini. Seketika rasa pedas itu hilang saat lelehan cokelat dan air yang manis ini membasuh isi mulutku. Rasa pedas dan panas di permukaan lidah tergantikan oleh manisnya cokelat dan panas cabai pun tergerus oleh dinginnya es batu dalam minuman menyegarkan ini.
Gimana agan dan aganwati? Sudah pernah coba belum merasakan sensasi menghilangkan rasa pedas dengan minuman cokelat seperti ane?
Diubah oleh Mata.Elang084 24-11-2019 10:36


tien212700 memberi reputasi
1
356
2


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan