Hallo agan dan sista semua.....!!!!!!!!!!!!!!
Thread kali ini aku ingin berbagi informasi tentang suku budaya adat karo di daerah sumatera utara sepengetahuan saya...........

Di mana saya ingin bercerita tentang :



Bagi agan dan sista yang bersuku karo mungkin sudah tahu dan paham dengan tingkatan dan jenis pesta dan pernikahan adat karo tempo dulu ini. Atau mungkin bagi agan sista yang bukan suku karo maka thread ini sangat cocok sekali untuk menambah wawasan bagi agan sista semua. Dan mungkin bagi agan sista yang bersuku karo ada yang belum tahu sebelumnya tentang "Tingkatan dan Jenis Pesta Pernikahan pada Adat Karo dan Pernikahan Adat Karo Tempo Dulu" ini, maka yuk mari langsung di simak informasinya di bawah ini..............

Pada masyarakat karo, tanggung jawab pihak orang tua begitu besar pada anaknya. Dengan sabar mereka akan membesarkan anaknya, mendidik dengan pendidikan non formal dirumah lalu melanjutkan pendidikan formal disekolah. Setelah selesai pendidikan formal disekolah ataupun kuliah, yang menjadi tanggung jawab orang tua berikutnya yaitu Jodoh Anaknya.

Semua orang tua pada masyarakat karo berharap anaknya bisa menikah. Dalam tutur orang karo, tanggung jawab orang tua pada anaknya belum selesai jika anaknya belum menikah. Itulah sebabnya pernikahan menjadi hal yang penting dan mutlak.

Berikut adalah Tingkatan dan Jenis Pesta Pernikahan pada Adat Karo :

1. Kerja Singuda(Pesta Singuda)
Pesta Singuda biasanya dilaksanakan dirumah orang tua mempelai wanita dan tidak dilaksanakan di jambur atau lpun losd. Maka ini menunjukkan bahwa jumlah undangan relatif kecil, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan makan bagi undangan juga relatif kecil.

2. Kerja Sintengah (Pesta Sintengah)
Kerja Sintengah dilaksanakan di jambur atau losd dan untuk seluruh sanak family.

3. Kerja Sintua (Pesta Sintua)
Dalam Kerja Sintua maka pengantin berpakaian Adat lengkap dan disertai musik dan memotong lembu atau kerbau dan jumlah undangannya pun relatif banyak.

Akan tetapi dalam perkembangan saat ini, maka Kerja Singuda,Kerja Sintengah dan Kerja Sintua tidak lagi berdasarkan pada bentuk besar kecilnya pesta sehingga kadang kala sulit membedakannya pada saat sekarang ini.

Sedangkan Pesta Pernikahan terbagi atas 3 jenis, yaitu sebagi berikut :

1. Kerja Erdemu Bayu(Pesta Erdemu Bayu)
Kerja Erdemu Bayu adalah perkimpoian dengan impal.

2. Kerja Petuturken(Pesta Petuturken)
Kerja Petuturken adalah jumpa keluarga yang baru terlebih dahulu bertutur atau perkimpoian dengan yang bukan impal.

3. Kerja Ngeranaken(Pesta Ngeranaken)
Kerja Ngeranaken adalah jika ada yang harus di musyawarahkan, misal tuturnya turang impal atau tuturnya si pemeren.

Berikut tentang Pernikahan Adat Karo Tempo Dulu (tempoe doeloe)

Kita terlebih dahulu diajak kira-kira 100 tahun yang lalu. Kondisi kehidupan masyarakat karo pada saat itu masih cukup sederhana dalam segala aspek. Populasi penduduk belum ramai dan perkampungan juga masih kecil dimana ada 2 atau 3 rumah adat si waluh jabuditambah beberapa rumah sederhana. Kalau sudah ada 10 rumah adat si waluh jabu baru bisa dikatakan perkampungan tersebut ramai. Sarana dan prasarana jalan belum ada, dimana hanya jalan setapak yang menghubungkan satu kampung dengan kampung yang lainnya. Kegiatan ekonomi dan perputaran uang hanya sebagian kecil saja kala itu. Hanya pedagang yang disebut dengan Perlanja Sira yang sekali datang untuk berdagang dengan sistem barter.

Pekerjaan yang dilakukan hanyalah kesawah dan keladang ditambah menggembalakan ternak bagi pria dan menganyam tikar bagi wanita. Pemerintahan yang ada hanya sebatas pemerintahan Desa. Kepercayaan yang ada adalah aninisme dan dinanisme yang biasa disebut Perbegu. Namun demikian kehidupan berjalan terus menerus, dan generasi orang yang dikatakan sudah dewasa bagi seorang pria adalah ketika dia telah dapat membuat ukat atau membuka ladang dan Bagi wanita telah dapat menganyam tikar dan memasak nasi dan lauk pauk.

Proses ataupun tahapan yang akan dilaksanakan bila ingin berkeluarga pada pria dewasa dinamai anak perana dan wanita dewasa dinamai singuda-nguda.

Ada 5 bentuk tahapan yang harus dijalankan yaitu :

1. Naki Naki
Setelah pemuda menjatuhkan pilihan pada gadis pujaannya, maka tahap selanjutnya adalah Naki Nakiatau Pendekatan alias PDKT. Tetapi harus sesuai dengan adat karo dimana tidak sumbang atau tidak satu marga.

2. Maba Nangkih
Jika sudah saling menyukai diteruskan dengan membawa si wanita Nangkih kerumah anak beru si pria. Sebagai tanda perantara diberikan penading kepada orang tua si wanita. Orang tua si wanita seolah-olah kaget menerimanya dan seakan mereka tidak tahu dan tidak menyetujuinya. Namun 2 atau 3 hari kemudian, beberapa orang ibu-ibu menemani ibu si wanita menghantarkan nasi atau makanan kepada anaknya dan melakukan pembicaraan terhadap pihak pria mengenai kelanjutannya.

3. Ngembah Mbelo Selembar
Setelah dilakukan pembicaraan dengan yang baik antara kedua belah pihak, maka selanjutnya pihak pria mendatangi pihak keluarga si wanita bersama sembuyak,senina dan anak berunya. Demikian pula pihak wanita bersama sembuyak,senina dan anak berunya telah bersiap menyambut kedatangan pihak pria yang datang. Cukup membawa 1 atau 2 ekor ayam untuk digulai dan beras secukupnya. Biasanya malam setelah selesai makan, dilaksanakan pembicaraan ataupun musyawarah atau biasa disebut runggu. Isinya hanya satu yaitu meminta kesediaan dengan senang hati dari orang tua si wanita dalam keinginan anaknya menikah. Tentunya ikut juga dukungan dari anak beru. Bila sudah bersedia dan dengan senang hati orang tua si wanita dan kalimbubu, maka acara tersebut dinyatakan telah selesai. Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Dan Ke-esokan harinya pihak si pria beserta kedua calon pengantin dapat langsung pulang.

4. Nganting Manuk
Biasanya acara ini dilaksanakan pada saat pekerjaan tidak begitu sibuk dan pembicaraan ini harus dihadiri lebih lengkap dan lebih penting. Singalo bere bere harus dipanggil lengkap dengan sangkep geluh. Acara biasanya dilakukan pada malam hari atau pagi menjelang siang hari. Dalam acara ini yang dibicarakan adalah mengenai :
~pelaksanaan pesta adat
~kapan waktunya
~berapa yang harus ditanggung, dan ~berapa utang adat yang harus dibayarkan

5. Kerja Adat Perjabun
Ini adalah tahapan terakhir, dimana semua akan berkumpul pada pesta adat seperti yang telah disepekati bersama. Dahulu tempat pesta dilaksanakan ditempat lapang atau dibawah kayu rindang. Bila pada saat pesta ada panas terik matahari, maka anak beru kedua belah pihak akan mendirikan tempat berteduh yang terbuat dari kayu atau daun rumbia atau daun pelepah kelapa. Tikar tempat duduk dan kayu bakar telah dipersiapkan oleh anak beru dari pihak si wanita. Dikarenakan pada saat itu fasilitas apapun belum ada maka diminta kepada penduduk desa untuk memasak makanan masing-masing 2 atau 3 tumba berikut dengan sumpit atau tempat nasi dan membawanya ke tempat dimana pesta adat dilaksanakan. Pada waktu dulu tidak ada pidato-pidato seperti sekarang ini. Kalimbubu singalo bere bere memberikan hadiah dan doa restunya untuk mensahkan pernikahan menurut adat telah selesai. Selanjutnya akan dijalankan terlebih dahulu siarah raja ditangani oleh penghulu atau pemerintah. Besarnya 15 uang perak dinamakan simecur diberikan kepada seluruh komponen yang berhak menerima seperti ulu emas,bena emas,perkempun,perbibin,perkemberahen dan lainnya. Setelah itu 60 uang perak unjuken untuk pihak si wanita. Selebihnya dinamakan tepet-tepet dijalankan oleh anak beru kedua belah pihak saja.

Demikianlah informasi ini saya rangkum dan bagikan.....
Terimakasih telah berkujung di thread ini.
Sumber gambar : Google
============Mejuah juah===========