- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Dunia Hiburan
Movie Review: The Lion King, Hilangnya Magis Disney


TS
nadaramadhan20
Movie Review: The Lion King, Hilangnya Magis Disney
Ady Prawira Riandi , Okezone Rabu 17 Juli 2019 12:03 WIB

The Lion King (Foto: Disney)
Komen TS
Wah sekarang nih
Quote:

The Lion King (Foto: Disney)
Quote:
JAKARTA - The Lion King, satu dari sekian banyak film paling dinantikan di tahun 2019, akhirnya dirilis ke pasaran. Film produksi Disney ini merupakan remake dari animasi berjudul sama yang merebut hati dunia pada 1994 silam.
Jon Favreau kembali dipercaya Disney untuk menangani film remake dari animasi mereka karena sebelumnya dinilai sukses dengan film The Jungle Book. Sayangnya, The Lion King tidak bisa mengulang kesuksesan serupa. The Lion King masih terasa megah ketika adegan pembuka di mana lagi Circle of Life diputar dengan adegan nyaris sama seperti versi animasinya. Favreau membuat bulu kuduk berdiri karena bisa meniru adegan yang sama tanpa menghilangkan efek mengagumkan seperti tahun 1994.

Pada dasarnya, tidak ada banyak perubahan drastis yang terjadi di dalam The Lion King. Cerita secara keseluruhan masih sama dan Favreau hanya menambahkan beberapa adegan, mengganti beberapa dialog, serta menghilangkan sebagian adegan dan dialog yang dirasa kurang efektif di film sebelumnya. Hal ini anehnya justru membuat film terasa biasa-biasa saja.
Alih-alih mendapatkan pujian, film The Lion King versi live action ini justru menjadi sebuah bumerang. Melihat Simba, Mufasa, Sarabi, Scar, Zazu, Timon, atau bahkan Pumbaa dalam versi mungkin terlihat aneh. Menonton film The Lion King rasanya seperti menonton Planet Earth dengan versi dubbing. Semua binatang yang ada memang terasa lebih hidup dengan bantuan CGI, namun melihat mereka berbicara, berjoget, dan bernyanyi rasanya sangat tidak asyik. Penonton juga tidak bisa merasakan ekspresi wajah yang sebenarnya menjadi sebuah kekuatan utama di dalam cerita. Kita tidak bisa membedakan kapan Simba tertawa bahagia, bersedih, dan menangis. Alhasil, beberapa adegan penting terasa hambar karena hilangnya ekspresi karakter di dalam film tersebut.
Hilangnya magis Disney

Sentuhan magis Disney benar-benar menghilang dalam film The Lion King. Favreau murni bergantung dengan kuatnya cerita asli, formula komedi dari Zazu, Timon, dan Pumbaa, serta lagu-lagu soundtrack yang memang sudah bagus dari awal.
Nama-nama besar pengisi suara seperti Donald Glover, Beyonce, Chiwetel Ejiofor, atau Seth Rogen pun gagal bersinar karena tidak begitu menyatu dengan karakter ketika sedang berbicara. Mereka hanya seperti sedang melakukan dubbing dalam pesona keindahan panorama Afrika dan aneka hewan yang ada di dalamnya.
Disney seharusnya mulai memikirkan ulang konsep mengadaptasi karya-karya lamanya ke versi live action. Beberapa film terakhir mereka bisa dikatakan gagal karena minimnya kreativitas di dalam penggarapannya. Meski demikian, The Lion King merupakan film live action dengan visual menakjubkan. Semua tokoh animasi dibuat nyata dengan detail-detail yang mengagumkan.
Okezone memberikan nilai 6 untuk keseluruhan The Lion King. Jangan lupa saksikan The Lion King yang mulai tayang di bioskop pada hari ini, Rabu (17/7/2019).
(aln)
Sumber

Jon Favreau kembali dipercaya Disney untuk menangani film remake dari animasi mereka karena sebelumnya dinilai sukses dengan film The Jungle Book. Sayangnya, The Lion King tidak bisa mengulang kesuksesan serupa. The Lion King masih terasa megah ketika adegan pembuka di mana lagi Circle of Life diputar dengan adegan nyaris sama seperti versi animasinya. Favreau membuat bulu kuduk berdiri karena bisa meniru adegan yang sama tanpa menghilangkan efek mengagumkan seperti tahun 1994.

Pada dasarnya, tidak ada banyak perubahan drastis yang terjadi di dalam The Lion King. Cerita secara keseluruhan masih sama dan Favreau hanya menambahkan beberapa adegan, mengganti beberapa dialog, serta menghilangkan sebagian adegan dan dialog yang dirasa kurang efektif di film sebelumnya. Hal ini anehnya justru membuat film terasa biasa-biasa saja.
Alih-alih mendapatkan pujian, film The Lion King versi live action ini justru menjadi sebuah bumerang. Melihat Simba, Mufasa, Sarabi, Scar, Zazu, Timon, atau bahkan Pumbaa dalam versi mungkin terlihat aneh. Menonton film The Lion King rasanya seperti menonton Planet Earth dengan versi dubbing. Semua binatang yang ada memang terasa lebih hidup dengan bantuan CGI, namun melihat mereka berbicara, berjoget, dan bernyanyi rasanya sangat tidak asyik. Penonton juga tidak bisa merasakan ekspresi wajah yang sebenarnya menjadi sebuah kekuatan utama di dalam cerita. Kita tidak bisa membedakan kapan Simba tertawa bahagia, bersedih, dan menangis. Alhasil, beberapa adegan penting terasa hambar karena hilangnya ekspresi karakter di dalam film tersebut.
Hilangnya magis Disney

Sentuhan magis Disney benar-benar menghilang dalam film The Lion King. Favreau murni bergantung dengan kuatnya cerita asli, formula komedi dari Zazu, Timon, dan Pumbaa, serta lagu-lagu soundtrack yang memang sudah bagus dari awal.
Nama-nama besar pengisi suara seperti Donald Glover, Beyonce, Chiwetel Ejiofor, atau Seth Rogen pun gagal bersinar karena tidak begitu menyatu dengan karakter ketika sedang berbicara. Mereka hanya seperti sedang melakukan dubbing dalam pesona keindahan panorama Afrika dan aneka hewan yang ada di dalamnya.
Disney seharusnya mulai memikirkan ulang konsep mengadaptasi karya-karya lamanya ke versi live action. Beberapa film terakhir mereka bisa dikatakan gagal karena minimnya kreativitas di dalam penggarapannya. Meski demikian, The Lion King merupakan film live action dengan visual menakjubkan. Semua tokoh animasi dibuat nyata dengan detail-detail yang mengagumkan.
Okezone memberikan nilai 6 untuk keseluruhan The Lion King. Jangan lupa saksikan The Lion King yang mulai tayang di bioskop pada hari ini, Rabu (17/7/2019).
(aln)
Sumber
Komen TS
Wah sekarang nih


anasabila memberi reputasi
1
2K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan