Di dunia ini, umumnya orang berlomba-lomba mencari materi dan mengumpulkannya. Kemudian memamerkannya kepada orang lain untuk bermegah-megah dan mencari prestise.

Seolah dengan kekayaan yang melimpah, harga diri dan harkatnya akan meningkat di mata manusia. Maka tak heran, terkadang orang miskin pun berlagak bak orang kaya.

Tapi hal itu tidak berlaku pada wanita yang satu ini. Ia justru menyembunyikan kekayaannya, dengan hidup sederhana layaknya rakyat biasa. Padahal total kekayaannya mencapai ratusan milyar rupiah. Bahkan jumlah hartanya itu baru diketahui setelah kematiannya.
****
Adalah Sylvia Bloom (SB), putri seorang emigran dari Eropa Timur, yang kemudian menetap seumur hidupnya di Brooklyn, New York, Amerika Serikat.

Sepeninggal orang tuanya, SB bekerja keras untuk mempertahankan hidupnya sendirian. Ia menyadari pentingnya pendidikan.

Karena itu, siang hari ia bekerja, namun malam hari ia belajar pada beberapa tempat untuk menambah wawasan dan keterampilannya.



Akhirnya SB bekerja sebagai Sekretaris di sebuah Kantor Pengacara di Cleary Gottlieb Steen & Hamilton, sebuah firma hukum Wall Street.

Di sana ia banyak bergaul dengan para advokat senior dan para ahli keuangan. Ia belajar dari lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.

Maka mulai saat itu SB mulai mengerti tentang investasi dan saham, sehingga sedikit demi sedikit ia mulai menyisihkan penghasilannya untuk membeli saham atas namanya sendiri.

SB bekerja di kantor itu sejak tahun 1947 hingga 2019, saat ia berusia 96 tahun dan memasuki masa pensiun.



SB menikah dengan seorang pria yang bekerja sebagai petugas Pemadam Kebakaran dan Guru.

Namun sampai sang suami wafat di tahun 2002 lalu, ia tidak dikaruniai keturunan.

Mereka tinggal di apartemen sewaan, dan pergi ke mana-mana dengan transportasi umum.

Bahkan setelah pensiun itu, SB lebih memilih tinggal di Panti Jompo, karena ia merasa tiada yang merawat hidupnya jika tinggal sendirian, meski ia masih punya seorang ponakan yang bernama Jane Lockshin.

Namun tidak lama SB tinggal di panti itu, yakni di tahun 2017, ia wafat. Nah dari surat wasiat yang ditulisnya baru diketahui bahwa ia adalah seorang Milyuner yang punya kekayaan senilai lebih dari 9 juta dolar atau sekitar Rp. 126 milyar, yang terbagi atas investasi, nota kredit, dan uang tunai yang tersimpan di berbagai bank.

Mendiang suami SB sendiri semasa hidupnya juga tidak mengetahui bahwa SB mempunyai tabungan uang sebanyak itu.

Dalam surat wasiat itu, SB memerinci ke mana uang warisannya tersebut harus digunakan. Ia menuliskan bahwa 8 juta dolar untuk kepentingan sosial dan pendidikan. Selebihnya adalah untuk keluarga dan teman-temannya.

Disinyalir, kekayaan SB itu sebagian besar berasal dari keuntungan saham yang dibelinya selama hidupnya.

Begitulah cara SB memperoleh harta, menyimpan dan mempergunakannya. Jauh dari membanggakan apalagi memamerkan kekayaannya.
***
Cerita SB tersebut bertolak belakang dengan cerita seorang hartawan Arab yang dikisahkan oleh Syekh Manna al-Qattan, di mana beliau melihat sendiri saudagar kaya itu menelan semua koin emasnya menjelang kematiannya, agar hartanya itu tak dinikmati orang lain.(*)

Bahwa kekayaan yang hakiki itu adalah ketika mampu memberikan pertolongan kepada orang lain, meski tampaknya dia yang seharusnya ditolong.(**) Ref 1Ref 2