- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Jumlah Perokok Remaja Meningkat


TS
sukhoivsf22
Jumlah Perokok Remaja Meningkat
Jumat 12/7/2019 | 06:22
VARIA

Foto : ISTIMEWA
Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek, meminta semua pihak untuk mengatasi peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi merokok penduduk usia kurang dari 18 tahun dari 7,2 persen menadi 9,1 persen.
“Target kami pada tahun 2019 ini adalah menekan jumlah perokok remaja menjadi lima persen,” kata Menkes pada perayaan puncak Hari Tembakau Sedunia, di Jakarta, Kamis (11/7).
Menkes menjelaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meminta beberapa pihak untuk terlibat dalam menurunkan angka perokok remaja. Selain meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk melarang iklan rokok di media sosial, ia menyebut telah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melarang adanya rokok di sekolah.
Ia memaparkan sejauh ini rokok menjadi penyebab penyakit katastropik, seperti penyakit jantung dan stroke yang dapat membebani biaya BPJS Kesehatan. Selama ini, kebiasaan perokok kerap mendahulukan rokok daripada hal-hal yang penting lain, seperti membayar iuran BPJS Kesehatan.
“Para perokok ini mau bayar rokok, tapi tidak mau bayar iuran BPJS. Padahal iuran BPJS paling sedikit 25 ribu rupiah per bulan dan itu lebih penting untuk mencegah terjadinya penyakit,” ujarnya. ruf/E-3
http://www.koran-jakarta.com/jumlah-...maja-meningkat
VARIA

Foto : ISTIMEWA
Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek
JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek, meminta semua pihak untuk mengatasi peningkatan jumlah perokok remaja di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan prevalensi merokok penduduk usia kurang dari 18 tahun dari 7,2 persen menadi 9,1 persen.
“Target kami pada tahun 2019 ini adalah menekan jumlah perokok remaja menjadi lima persen,” kata Menkes pada perayaan puncak Hari Tembakau Sedunia, di Jakarta, Kamis (11/7).
Menkes menjelaskan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meminta beberapa pihak untuk terlibat dalam menurunkan angka perokok remaja. Selain meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk melarang iklan rokok di media sosial, ia menyebut telah meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk melarang adanya rokok di sekolah.
Ia memaparkan sejauh ini rokok menjadi penyebab penyakit katastropik, seperti penyakit jantung dan stroke yang dapat membebani biaya BPJS Kesehatan. Selama ini, kebiasaan perokok kerap mendahulukan rokok daripada hal-hal yang penting lain, seperti membayar iuran BPJS Kesehatan.
“Para perokok ini mau bayar rokok, tapi tidak mau bayar iuran BPJS. Padahal iuran BPJS paling sedikit 25 ribu rupiah per bulan dan itu lebih penting untuk mencegah terjadinya penyakit,” ujarnya. ruf/E-3
http://www.koran-jakarta.com/jumlah-...maja-meningkat


tien212700 memberi reputasi
1
1.2K
10


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan