13 Juli 2019 di Stasiun MRT Lebak Bulus menuju Senayan adalah hari bersejarah bagi bangsa ini dimana dua elite politik yang bertarung demi meraih singgasana pun bertemu dengan akrab, saling sapa, saling peluk dan saling tertawa. Dua sahabat lama seperti lama tak berjumpa, ketegangan kini sudah berakhir.

Ucapan "Selamat" yang ditunggu pun keluar dari Prabowo setelah bertatap muka dengan Jokowi. Inilah yang ditunggu sejak lama, setidaknya banyak masyarakat yang senang atau kecewa itu biasa namanya dunia politik penuh dengan intrik dan strategi.



Memang keduanya bukanlah lawan abadi, itu hanya ucapan tukang kompor saja yang tak mau menerima hasil yang sudah di dapatkan. 2 tokoh ini sering saling kerjasama bahkan elite partai nya pun sama-sama nasionalis, "Masih ingat tentang Ahok" bohonglah kalau ia bukan elite terbaik dari Gerindra yang dijatuhkan untuk jadi tumbal.





Inilah pertarungan politik yang terkadang membuat saya santai untuk menanggapi mereka yang berasal dari dua kubu yang membela seakan akan mereka bagai air dan minyak, itu semua hanya sandiwara keduanya adalah politikus yang punya tujuan dan kepentingan baik pribadi maupun golongan. Karakter mereka ya sebenarnya biasa saja sama-sama baik dan saling memghormati, tak ada pertikaian dan tak ada ketegangan seperti yang dimuat media. Bahkan kerap kali mereka bertemu dengan suka cita, politik itu tak ada yang abadi jadi untuk apa di bela hingga berdarah darah. Toh dibalik layar rekonsiliasi tercipta dengan deal-deal politik yang sama-sama menguntungkan, lalu bagaimana dengan mereka yang mati ? "Lupakanlah" anggap itu hanya taktik dari strategi yang gagal.



Kekuasaan itu memang perlu tumbal, dimanapun sama kalau kita terjebak dalam permainan para elite ya siap-siap jadi tumbal. Untuk itu mari kita dengungkan pertemuan dua tokoh ini untuk mengubah sejarah yang baru untuk negeri ini. "Ngeri memang" tapi itulah politik harus ada yang tersingkir dan disingkirkan, bila sama kuat maka ambil jalan tengah "Rekonsiliasi" dan keduanya telah menjawab itu.

Maka mulai hari ini lupakanlah Nastak dan Nasbung, begitu juga Cebong dan Kampret karena kini kita kembali di bawah panji Garuda Pancasila. Bila masih ada yang misuh-misuh sepertinya doktrin untuk huru hara telah memasuki alam bawah sadarnya, bisa kita bilang orang yang seperti itu berarti "Gila" tak bisa berfikir dengan akal sehat dan rasional.



Sehat selalu Jokowi -Prabowo namamu menjadi sejarah negeri ini, hilangkan ego dan perbedaan utamakan persatuan untuk Indonesia tercinta.

Nah bagaimana nih pendapat agan dan sista semua, silahkan komentar, beri TS cendol, follow, rate bintang 5, dan tentu juga jangan lupa share and like karena semua itu gratis !! 



c4punk@2019

Gambar google
referensi