Feby Novalius , Okezone Rabu 10 Juli 2019 11:33 WIB
Quote:
Foto: Penumpang Pesawat di Bandara (AP II)
Quote:
JAKARTA - Pemberian diskon sebesar 50% untuk penerbangan berbiaya murah dengan hari dan jam tertentu dinilai kurang efektif. Harga tiket pesawat terjangkau tersebut hanya sedikit penumpang yang menikmatinya.
Asal tahu saja, diskon tiket pesawat akan diberikan pada Selasa, Kamis dan Sabtu. Adapun jam diberikannya diskon pada pukul 10.00-14.00.
Pengamat Penerbangan Gatot Raharjo menilai, penerbangan pada pukul 10.00 hingga 14.00 memang jam dengan sepi penumpang. Pada jam tersebut biasa dilakukan untuk penumpang berlibur atau yang tidak dikejar kepentingan tertentu.
Padahal, lanjutnya, prinsip penerbangan itu kecepatan. Penumpang pesawat akan melihat waktu kedatangan di tempat tujuan, bukan waktu keberangkata.
"Jadi yang paling ramai itu ya pagi dan sore. Jam 05.00 atau 06.00 sampai jam 10.00 atau di mana orang berangkat mau ada urusan bisnis atau kerja dan sore di atas jam pulang kerja. Karena mereka lihat pesawat itu cepat, jadi kalau berangkat jam 06.00 bisa sampai jam 08.00 dan bisa langsung kerja," ujarnya kepada Okezone, Rabu (10/7/2019).
"Kalau berangkat jam 10.00 sampai tujuan jam 12.00 mau ngapain? Makan siang?" guraunya.
Di samping itu, penerbangan berbiaya murah biasanya menggunakan waktu terbang sekira 2-3 jam. Kemudian, fasilitas yang didapat pasti tidak ada makanan.
"Di atas (waktu penerbangan) sebenarnya masyarakat sudah jarang yang naik, karena lama dan tidak ada makanan. Kalau yang jauh umpamanya ke Indonesia timur, berangkatnya lebih banyak malam hari, sampai tujuan pagi. Jadi tidak capek," turunya.
Oleh karena itu, penerapan kebijakan yang baru dikeluarkan pemerintah dirasa kurang efektif. Apalagi harga diskon dan kursinya terbatas.
Selain itu, pengawasan pemerintah terhadap pemberian diskon juga masih dipertanyakan. Bagaimana pemerintah tahu bahwa maskapai sudah menjual tiket sebanyak yang disyaratkan?
“Ini kan sifat penjualan tiket itu dinamis. Biasanya yang dijual yang termahal baru turun-turun pakai sub-classes. Lalu bagaimana cara pemerintah mengawasi penjualannya? Jadi intervensi Pemerintah dalam hal ini kurang tepat tepat dan rawan dimanipulasi,” tuturnya.
(fbn)
Sumber
Komen TS
Ditunggu saja besok apakah akan tepat sasaran