Kaskus

News

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Persaingan yang Kian Tajam antara Para Produsen Semen Lokal
Di tengah pembangunan infrastruktur di dalam negeri yang masif, ternyata ada fakta mencengangkan yang berlangsung selama beberapa tahun terakhir. Apa? Indonesia mengalami kelebihan pasokan semen domestik hingga mencapai 30 juta ton. Kondisi ini jelas berdampak pada persaingan yang kian tajam antara para produsen semen lokal. Ujung-ujungnya perang harga pun pecah. Manis buat konsumen, pahit buat produsen semen.

Celakanya, kondisi pasokan semen di dalam negeri dengan angka yang sama, 30 juta ton per tahun, berpotensi berlanjut di tahun ini. Bagaimana tidak? Penjualan di dua bulan pertama 2019 tidak jauh beda dengan periode sama pada 2018. Padahal, ekspansi jalan terus. Sebut saja, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ingin memecah konsentrasi pasar di Jawa. Produsen semen merek Tiga Roda tersebut memperkuat fasilitas produksi di Sumatra dalam bentuk pengadaan terminal semen dan pabrik pengantongan semen di Lampung.

Persaingan yang Kian Tajam antara Para Produsen Semen Lokal

Kenapa pasar domestik bisa kelebihan pasokan semen 30 juta ton per tahun sebenarnya bukan hal yang baru. Kondisi terkini, kapasitas terpasang pabrik semen di dalam negeri meningkat dua juta ton pada akhir 2018 lalu, sehingga kapasitas per tahun naik menjadi 119 juta ton. itu berarti, hampir sekitar 10 juta ton kemampuan giling semen per bulan.

Sementara kebutuhan semen domestik rata-rata sebulan masih sekitar 5,5 juta ton pada semester pertama 2018 dan sekitar 6,8 juta ton per bulan di semester dua. Penyebabnya, murni karena memang pertumbuhan konsumsi dalam negeri tidak sesuai prediksi investor yang bangun pabrik baru.

Produsen sudah melakukan perhitungan dengan matang sehingga menyebabkan kelebihan pasokan domestik yang besar, namun memang, kondisi di lapangan tidak sesuai prediksi. Mungkin salah satunya pertumbuhan ekonomi kita yang masih tumbuh rata-rata 5%. Tapi sebenarnya, ini membuat konsumsi semen nasional masih bisa digenjot.

Dampak kelebihan pasokan yang sampai 30 juta ke industri membuat persaingan di lapangan kian menajam. Ini membuat harga semen relatif turun. Kondisi ini jelas menyulitkan bagi produsen terutama investor baru yang mengandalkan dana pinjaman dari bank

Persaingan yang Kian Tajam antara Para Produsen Semen Lokal

Permintaan dan konsumsi semen domestik sebetulnya dari tahun ke tahun meningkat. Misalnya, konsumsi tahun 2010 hanya 40,78 juta ton, lalu tahun 2017 tumbuh menjach 66,35 juta ton. Terakhir, tahun 2018 konsumsi berada di angka 69,5 juta ton. Artinya, dalam delapan tahun terakhir sudah tumbuh hingga 70,4%.

Namun, permintaan yang meningkat juga diikuti peningkatan kapasitas terpasang pabrik dan produksi semen dalam negeri yang angkanya lebih tinggi dari permintaan. Utilitas pabrik saat ini sekitar 70%. Sehingga, terjadilah oversupply alias kelebihan pasokan.

Ada dugaan, salah satu penyebab kelebihan pasokan semen karena ada penerapan strategi predatory pricing yang ditakukan PT Conch Cement Indonesia. Menggunakan strategi ini, perusahaan yang dimiliki perusahaan semen terbesar di China bernama Anhui Conch Cement Company Ltd itu rela menjual rugi produknya guna mendapatkan pangsa pasar di negara kita. Namun Anggapan itu tentu harus disertai bukti di Iapangan, tidak bisa dilihat hanya dari keberhasilan mereka yang masuk ke posisi empat besar penjual semen di Indonesia. Kenyataannya, dominasi produsen semen lokal masih mencapai 80%.

Langkah langkah yang kemudian dilakukan asosiasi dengan kondisi kelebihan pasokan yang masih akan terjadi di tahun-tahun mendatang, Pertama adalah meminta pemerintah untuk menghentikan dulu pemberian izin pembangunan pabrik baru hingga kondisi pasokan dan kapasitas seimbang. Kedua, menggenjot ekspor. Ketiga, meningkatkan permintaan semen. Ada juga pendapat lain, yakni dengan mengurangi kapasitas produksi semen di pabrik. Namun jelas ini opsi yang buruk, mengingat akan tambah memukul produsen semen karena tingkat utilitas rendah.

Bagaimana cara menggenjot ekspor? Data ASI menyebutkan, ekspor terus meningkat drastis. Jika tahun 2017 hanya 2,9 juta ton, maka tahun 2018 sudah mencapai 5,7 juta ton. Tahun ini, ditargetkan angka tembus 7 juta ton. Bahkan, sangat mungkin ekspor semen akan tumbuh lebih tinggi dari target awal yang asosiasi tetapkan pada awal tahun. Pasalnya, para produsen semen dalam negeri juga agresif untuk mencari pasar di luar negeri guna menyerap produksi mereka.

Persaingan yang Kian Tajam antara Para Produsen Semen Lokal

Negara tujuan ekspor semen produksi Indonesia selama ini adalah Australia, Bangladesh, Sri Lanka, Papua Nugini, Filipina, Mauritius, Timor Leste, serta beberapa negara di Benua Afrika. Mudah-mudahan, dengan adanya sejumlah perjanjian dagang dan ekonomi komprehensif yang pemerintah kita lakukan, ekspor semen pun bisa dipacu lebih tinggi lagi. Apalagi, pasar ekspor di negara-negara kawasan Asia Selatan dan Afrika sangat menjanjikan.

Sedangkan untuk pasar baru yang sedang dikembangkan untuk tujuan ekspor adalah China. Karena di sana, permintaan untuk proyek properti dan infrastruktur tinggi. Tapi, sebesar-besarnya ekspor, tetap saja kemampuan pasar luar negeri menyerap ada batasnya. Oleh karena itu, upaya ini harus ditopang dengan pemanfaatan penyerapan konsumsi di dalam negeri.

Pemerintah masih terus menggeber pembangunan infrastruktur di dalam negeri. Salah satu andalan penyerapan produksi dalam negeri adalah proyek infrastruktur. Tapi, semen curah yang biasa digunakan untuk bahan baku proyek infrastraktur kenyataannya hanya berkontribusi sekitar 25% dari total konsumsi nasional. Sektor lain yang jauh lebih berdampak sebenarnya adalah properti. Karena, penjualan semen kemasan atau sak yang biasa digunakan untuk membangun proyek hunian memberikan kontribusi sekitar 75% dari total penjualan semen.

Yang jadi masalah, industri properti di tanah air belakangan masih lesu. Ini yang menyebabkan pertumbuhan permintaan semen dalam negeri tidak tinggi. Sebenarnya properti di Indonesia tetap tumbuh, namun memang belum sesuai harapan. Seandainya properti bisa tumbuh lebih baik lagi, maka diyakini serapan semen domestik juga bisa ikut terkerek.

Persaingan yang Kian Tajam antara Para Produsen Semen Lokal

Dari Januari hingga Februari lalu, serapan semen domestik tercatat sebanyak 10,51 juta ton atau bisa dikatakan hampir sama dengan periode yang sama pada tahun Ialu. Hujan yang intens turun selama Februari yang menyebabkan banjir di sejumlah daerah sangat memengaruhi pekerjaan konstruksi proyek infrastruktur dan perumahan. Keiihatannya, kondisi berlanjut sampai akhir Maret

Selarna dua bulan terakhir, ada kenaikan permintaan yang ditunjang oleh peningkatan permintaan semen di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, kemudian Kalimantan serta di Jawa terutama Jawa Barat, Banten, dan Yogyakarta. Untuk proyeknya antara Iain jalan tol yang pembangunannya multiyears (tahun jamak), bandar udara, power plant (pembangkit listrik), smelter (pabrik pengolahan mineral mentah), dan pelabuhan laut.


Spoiler for Referensi:


0
548
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan