Kaskus

Story

ferdy988Avatar border
TS
ferdy988
Kamelia (Bidadari Penyejuk Mataku)
Kamelia, seorang wanita yang ku kenal 5 bulan yang lalu melalui forum taaruf syar'iyah, forum yang menyatukan antara lelaki dan wanita untuk mewujudkan keinginan mereka yaitu pernikahan yang dilandasi sesuai Alquran dan sunnah.

Diforum ini tak sembarang laki laki dan perempuan chat ngalor ngidul tanpa pengawasan sang moderator, peserta yang laki laki dan perempuan yang telah cocok ketika melihat biodata masing masing akan berlanjut ke sesi tanya jawab melalui chatting yang di awasi sang moderator.

Disesi ini pun di batasi hanya sekedar tanya nama, alamat, hobi, visi dan misi pernikahan. Kebetulan saat itu diriku memilih seorang Akhwat atau wanita yang umurnya terpaut lebih tua dari ku 10 tahun, bukan karna suka yang lebih dewasa namun peserta yang dekat dengan kota kelahiran ku hanya wanita itu, selain itu juga karna puluhan kali diriku ditolak mentah mentah oleh Akhwatemoticon-Ngakak (S).

Tak butuh waktu lama akhwat yang ku pilih tersebut menerima ajakan ku bertaaruf, sesi tanya jawab pun dimulai oleh sang moderator yang bertugas mengawasi kami ketika berkenalan melalui via whatsapp.

Akhwat09 : "assalamu'alaikum ya Akhi"

Aku : "wa'alaikum salam warrahmatullah" balasku

Akhwat09: "maaf boleh tau namanya?"

Aku : "panggil aja Ferdy, kalau ukhty siapa namanya?"

Akhwat: "aku Kamelia"

Aku: "oh, tinggalnya dimana?"

Akhwat: "Aku tinggal di desa sukamara, kalau kamu akh?"

Aku : "alhamdulillah ternyata jarak nya cuman 1jam yah ukh?"

Akhwat: "emag akhi tinggal dimana?"

Aku: "aku di sukamaju"

Akhwat:" oh, iya jarak kita cuman satu jam perjalanan akh"

Akhwat: "kalau boleh tau akhi kerja dimana?"

Aku: "cuman kerja jadi OB di rumah sakit milik negara ukh"


Dengan menghela nafas panjang aku pun menaruh hp ku di atas ranjang dan bersiap kemungkinan akan ditolak karna puluhan akhwat rata rata mengundurkan diri saat tau pekerjaan ku, dan menumbuhkan stigma buruk di pikiran ku bahwasanya rata rata Akhwat yang sudah kenal sunnah pun sama saja dengan wanita yang enggak pernah sama sekali ikut pengajian, padahal itu hak mereka dan pernikahan itu bukan cuman makan cinta doang tapi juga uang buat kehidupan sehari hari.

"DERRRTTT..."
Tiba tiba hp ku bergetar dan balasan chat dari akhwat tersebut membuatku tersenyum dan yakin bahwa aku dan dirinya akan menuju ketahap selanjutnya.

Akhwat: "pekerjaan apapun asal halal insya Allah berkah akhemoticon-Smilie"

Aku: "masya Allah bener ukh, oia kalau kamu kerja dimana?"

Akhwat: "aku bidan di desaku akh"


Mendengar kata bidan sekali lagi meruntuh kan keyakinan ku, rata rata bidan itu suaminya kalau enggak TNI yah Polri, sedangkan diriku hanya seorang karyawan tidak tetap.

Aku: "maaf bukan nya bidan itu hanya mencari yang berseragam?"

Akhwat: "yang ku cari bukan yang berseragam akh, tapi yang mau membimbing ku menuju syurgaNya, soal rezeki itu datangnya dari Allah dan insya Allah aku tidak mempermasalahkan itu tapi...?"

Aku: "tapi apa ukh?" (rasa penasaran mulai menghantuiku)

Akhwat: "aku dan kamu umurnya beda 10tahun dan yang harus kamu tahu aku juga janda yang sudah mempunyai anak 3"

Sejenak diriku termenung memikirkan, bukan karna statusnya tapi soal kehidupan sehari hari setelah menikah, apakah gaji ku cukup untuk membiayai dia dan anak anaknya sedangkan gaji ku jauh dari cukup, untuk biaya hidup sendiri aja kurang apalagi membiayai anak anaknya.


Aku: "maaf ukh kalau Allah mentakdirkan kita menikah apakah Kamu mau hidup sederhana dengan penghasilan ku yang jauh dari kata cukup?"

Akhwat: "seperti yang aku bilang tadi kalau kita menikah untuk menyempurnakan separuh agama insya Allah rezeki akan mengalir terus akh"

Aku: "alhamdulillah"

Akhwat: "kalau tidak ada yang ditanyakan lagi aku ingin mengundang kamu kerumah untuk menemui orang tua ku, kapan kamu siap?"

Aku: "secepat itukah ukh?" diriku sedikit terkejut

Akhwat: "suatu kebaikan itu bukan kah harus disegerakan akh?, lagian lama lama kita chat aku takut jadi fitnah"

Aku: "oke deh kapan ketemunya?"

Akhwat: "besok"


Chat terakhir dari akhwat tersebut membuat ku terkejut, secepat itukah?, apa yang harus aku omongin keorang tuanya?, dari segi mental pun aku belum siap karna dari penghasilan pun gaji kamelia lebih besar dariku.
Jawaban ditolak dari orang tuanya pum sudah mulai menghantui pikiran ku walau mendahului takdir tapi realitanya kebanyakan orang tua ingin anak perempuannya bahagia.
v1maskuAvatar border
anasabilaAvatar border
anasabila dan v1masku memberi reputasi
2
558
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan