Kaskus

Hobby

babygani86Avatar border
TS
babygani86
Cara Tes HIV Sendiri Tanpa Harus ke Laboratorium
HIV (Human Immunodeficiency Virus) menjadi momok yang ditakuti karena merupakan salah satu virus mematikan. Pada dasarnya, HIV merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh dan menyebabkan timbulnya penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome). Pada prosesnya, HIV tidak langsung menampakkan gejala infeksi dan dampaknya pada korban.

Penderita akan mengalami gejala mirip flu dan mirip dengan infeksi saluran cerna atau pernapasan pada fase pertama (infeksi HIV primer/sindrom retroviral akut). Di fase kedua, tahap laten klinis, virus menjadi kurang aktif namun tetap berkembang tanpa menunjukkan gejala apapun. Fase ini bisa bertahan 10 tahun atau lebih. Tahap inilah yang patut diwaspadai karena virus akan terus berkembang tanpa disadari.

Cara Tes HIV Sendiri Tanpa Harus ke Laboratorium

Di fase AIDS, yang merupakan fase terakhir dari HIV, sistem kekebalan tubuh mengalami kerusakan parah dan rentan terhadap infeksi oportunistik. Infeksi oportunistik ialah infeksi yang menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh yang buruk. Ketika HIV sudah berkembang menjadi AIDS, gejala seperti mual, muntah, kelelahan, dan demam baru terlihat. Selain itu, penurunan berat badan, infeksi kuku, sakit kepala, serta sering berkeringat di malam hari juga menandai AIDS pada tahapan awal.

Saat ini, penyebaran HIV ternyata tidak terbatas pada kalangan tuna susila atau gay saja. Ibu rumah tangga dan bayi yang baru lahir pun juga memiliki resiko tertular. Penularan HIV terjadi saat darah, sperma, atau cairan vagina dari seseorang yang terinfeksi masuk ke dalam tubuh orang lain melalui hubungan seks tanpa pengaman, berbagi jarum suntik, dan transfusi darah. Selain itu, HIV juga bisa menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya.

Perlu diketahui bahwa HIV tidak menular melalui penggunaan toilet bersama, gigitan nyamuk/serangga, menggunakan alat makan bersama, bersalaman/berpelukan, ataupun tinggal serumah dengan pengidapnya. Karenanya, berperilaku hidup bersih dan sehat dapat mencegah terjadinya penularan HIV dan tidak perlu menjauhi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Di Indonesia, menurut data dari Kementerian Kesehatan, jumlah kumulatif infeksi HIV yang dilaporkan sampai Juni 2018 sebanyak 301.959 jiwa. Angka ini hanya 47 persen dari estimasi jumlah ODHA pada 2018 sebanyak 640.443 jiwa. Banyaknya penderita yang belum terdeteksi ini disebabkan keengganan untuk melakukan tes HIV. Stigma HIV sebagai aib membuat pengidap HIV lebih tertup dan menutup diri dari masyarakat.

Cara Tes HIV Sendiri Tanpa Harus ke Laboratorium

Karena stigma ini pula, membuat orang-orang yang berpotensi dan punya kemungkinan terjangkit virus enggan untuk melakukan tes HIV. Padahal, semakin cepat terdeteksi dan ditangani, maka akan semakin efektif pula hasil pengobatan HIV. Selain itu resiko terkena AIDS bisa ditekan. HIV sebetulnya bisa dikendalikan sedini mungkin sehingga bisa menekan peluang timbulnya AIDS dengan menjalani pengobatan AntiRetroViral (ARV).

Mereka yang berpotensi besar, penting untuk melakukan tes HIV sejak dini. Tidak hanya berguna bagi penderitanya namun juga bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Dengan mengetahui status HIV, ODHA juga bisa ikut berperan memutus rantai penularan dan menghentikan epidemi AIDS.

Pada umumnya, tes HIV dilakukan di laboratorium. Seiring berkembangnya teknologi, telah beredar alat screening yang bisa dilakukan sendiri. Yang perlu diperhatikan adalah, pastikan alat uji HIV mandiri terdaftar di Kementerian Kesehatan dan memiliki aftersales service yang jelas, seperti misalnya ONESTEP HIV TEST yang dapat membaca status HIV melalui sample darah dalam 10-15 menit.

Untuk akurasi hasil, disarankan melakukan tes pertama minimal setelah tiga bulan melakukan aktivitas seksual berisiko. Hasil negatif tes pertama bukan berarti terbebas dari HIV, tubuh umumnya mulai membentuk antibodi sekitar tiga minggu sampai tiga bulan setelah terjangkit. Periode ini disebut dengan periode jendela yang bisa bertahan hingga 42 hari. Seberapa cepat tubuh membentuk antibodi bisa berbeda antar satu orang dengan yang lainnya.

Cara Tes HIV Sendiri Tanpa Harus ke Laboratorium

Untuk memastikan hasilnya, direkomendasikan menjalani tes lanjutan setiap tiga bulan sebanyak dua kali. Adapun jika terbukti negatif maka bukan berarti bisa terus melakukan perilaku berisiko. Biasakan gaya hidup sehat dan hindari perilaku seksual berisiko. Adapun bila hasil tes mandiri ini positif, perlu dipastikan kembali dengan uji laboratorium untuk kemudian berkonsultasi dengan dokter dan dapat mengakses pengobatan ARV.

ONESTEP HIV TEST yang telah lulus evaluasi reagensia HIV oleh RSCM dan izin edar dari Kemenkes banyak tersedia di penjualan online atau apotekapotek. Di dalam kemasannya juga telah dilengkapi dengan buku panduan yang menjelaskan bagaimana cara pakai dan kontak dengan customer service yang siap membantu.


Spoiler for Referensi:


0
6.2K
0
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan