Hai GanSis semua!! Masih setia menjadi warganet budiman atau warganet julid? *sengaja pakai istilah warganet supaya lebih terasa ke-Indonesia-annya.



Ada yang bilang omongan warganet emang sadis dan selalu merasa paling benar. Saya barusan yang ngomong gitu.

Terlepas apapun perkataan yang terlontar dari suara warganet. Tindak tanduk "mulut" warganet memang selalu enak di ikuti. Sensasinya ituloh, coba aja rasakan sendiri. Jujur saja aku sedikit menikmatinya.

Tapi sejumlah komentar warganet terkadang *eh seringnya memang telalu kelewatan. Terlebih bisa nyeret urusan agama dengan pemahaman yang minim.

Baru-baru ini media pemberitaan, terutama dari dunia hiburan. Terkait dengan Deddy Corbuzier menjadi Mualaf.

Kalau soal isu terkait Agama. Komentar warganet memang juara. Ada publik figur pindah agama (keluar Islam) dihujat, lepas hijab dihujat, bahkan masuk Islam juga masih dicari kesalahannya.

Seperti dalam kasus Deddy Corbuzier ini. Komentar positifnya banyak. Namun komentar miringnya kok ya jleb banget.

Pake segala ngurusi masalah anu (Sunat), cara sholat yang dianggap salah, karena wanita dan agama anak yang dipersoalkan, bahkan ditakuti-takuti dosa anak yang ditanggung orang tua.

Menurut saya, komentar seperti itu udah kelewatan. Maksudnya, kelen tahu gak kalau beliau Mualaf dan belajar agama butuh proses gak boleh dipaksa. Saya menyarankan agar gak diterusi sifat seperti itu. Saya pikir komentar seperti itu hanya motif PanSos (panjat sosial) doang. Semoga saya salah.

Tapi terlepas apapun komentar warganet. Sepertinya kebanyakan publik figur juga gak begitu peduli. Bahkan turut menikmatinya. Ada juga yang dilaporkan ke pihak berwajib untuk memberi efek jera. Tetap menguntungkan juga, karena disorot media.

Contohnya kembali lagi soal Deddy Corbuzier. Hinaan dan cacian yang Ia dapat pasca dirinya Mualaf. Dijawab lewat Vlog. Kalau GanSis lihat. Bawaan Deddy Corbuzier di video tersebut lebih kalem. Keuntungannya supaya dapat kasih tahu banyak orang, bahwa keputusan untuk pindah Agama membuat dirinya lebih baik.

Bagi warganet julid juga sekalian numpang tenar. Terus disambung lagi banyak yang pansos. Ya lumayanlah, ada bahan untuk populer. Meskipun si publik figurnya yang lebih populer. Dan justru warganet julid yang dibayangi ancaman pidana.

Dan lagi. Bagi beberapa pihak lainnya. Komentar warganet julid yang ditujukan pada publik figur. Terlebih kalau komentar tersebut dibalas sama artisnya. Kalau jeli memanfaatkan, bisa menjadi bahan konten yang potensial. Bisa bikin artikel, video, meme, atau apapun itu. Termasuk yang saya buat sekarang, sedang meng-kapitalisasi isu terhot. Wadaww...

Terlebih bagi media, yang gini-gini tuh makanan empuk banget. Whaooo...

Thread ini sebenarnya bukan hanya fokus bahas Deddy Corbuzier. Tapi hal lain yang bersifat lebih umum.

Ya, inti thread ini cuma mau kasih tahu. Sesuatu yang bila kita hadapi dengan tenang, maka menjadi peluang untuk kita jadi lebih baik.

Ketika komentar julid tidak lagi menakutkan. Justru Dapat mendongkrak popularitas artis, warganet bisa pansos, bahan untuk konten dan bahan berita. Semacam ekosistem yang bagus bukan. Ssbut saja Simbiosis mutualisme.

Karena jamannya bukan lagi soal persaingan melulu. Tapi kolaborasi. Ya kita gak tahu orang-orang yang ribut di dunia maya, apakah benar ribut atau cuma gimik doang?

Tapi ada juga yang benar-benar ada yang sakit hati karena komentar julid warganet.

Apapun itu pastinya kita gak ada yang tahu. Namun satu yang perlu kamu tahu. Sesuatu yang kamu pikirkan, boleh jadi kenyataannya bertolak belakang.

Seperti thread ini, awalnya bahas ini. Ternyata akhirnya bahas yang lain. Gak apa, yang penting sama-sama untung.

Oleh Rianda Prayoga. Binjai, 30 Juni 2019.