Berita di TV minggu terakhir ini penuh dengan siaran langsung sidang Mahkamah Konstitusi terkait sengketa pemilu yang diajukan Palon 02. Untungnya, tertanggal 27 Juni kemaren MK telah mengumumkan keputusan yakni menolak gugatan Palon 02.

Eits, bukan berarti saya suka akan kekalahan Prabowo dan kroni-kroninya. Saya bersyukur karena bisa nonton drama kesukaan saya yakni Oshin yang tayang di TVRI. Selain itu saya memang tak terlalu antusias menyaksikan drama pemilu tang tajnkunjung usai itu.

Tahukah Agan Sista, saat para pejabat mengeluarkan jurus-jurus andalan untuk menang di MK. Saat begitu banyak mata rakyat fokus pada benda bernama televisi. Beberapa kejadian memilukan telah dan tengah dialami sebagian anak bangsa kita. Berikut sederetan kasus yang menimpa anak bangsa:

1. Tiga Guru Cabuli Murid Sendiri




Berita yang bisa dibilang masih fresh ini menimpa tiga siswa yang menjalin hubungan dengan ketiga guru yang notabene guru honorer tersebut. Mirisnya, ketiga guru tersebut masing-masing telah berkeluarga dan masing-masing memiliki dua anak.

Kejadian asusila ini mencuat setelah salah satu siswa melaporkan kejadian ini ke pihak berwajib. Diketahui bahwa pelapor telah hamil 21 minggu.


Kejadian ini sangat mencoreng wajah pendidikan Indonesia. Kredibilitas seorang guru yang seharusnya menjadi pendidik, pengayom dan pemberi contoh telah rusak oleh perbuatan. Parahnya, lagi-lagi anak bangsa lah yang jadi korban nafsu biadab mereka.

2. Adegan Ranjang Pasutri Bertarif

Picture: kompas.com

Bulan Ramadhan menjadi tercoreng pasca digegerkan dengan pemberitaan kegiatan asusila sepasang suami istri yang mempertontonkan adegan ranjang mereka kepada segerombolan anak SD. Keajdian yang terjadi di Tasikmalaya itu menggegerkan warga sekitar (18 Mei 2019)

Bejatnya, pasutri ini memasang tarif Rp. 5.000,- kepada setiap anak yang menonton. Bener-bener gila nih dua sejoli. Pertanyaan saya: kemana orang tua dan para tetangga hingga aksi semacam ini sampai terjadi? Agh, miris sekali.




3. Seorang remaja SMP berusia 12 tahun dirudapaksa oleh 5 orang.
Kejadian ini terjadi di menimpa remaja. Mirisnya, pelaku masih rwmaja dan lain yang beberapa diantaranya masih dibawah umur.

Saya hanya bisa mengekus dada, mengingat saya juga punya anak perempuan yang masih balita dan kelak akan tumbuh jadi remaja.

4. Video viral asusila remaja usia SMP/SMAmarak bertebaran di dunia maya.

Kasus yang saya ingat dengan baik adalah seorang lelaki asal Blitar (23 tahun) yang menyiarkan secara langsung video asusilanya dengan pacarnya yang masih belia (17 tahun) lewat Facebook. Alhasil video asusila itu langsung dilihat banyak mata.

Alasan ia mempertontonkan video tersebut sangat klise Gan Sis yakni sebagai senjata jika sang pacar memutuskannya.




5. Ratusan bahkan ribuan remaja menjadi pecandu narkoba


Bukan hal biasa jika tak sedikit remaja Indonesia menjadi pecandu narkoba. Beredarnya narkoba banyak merenggut jiwa generasi muda bangsa ini. Kebanyakan korban adalah mereka yang berasal dari keluarga broken home. Dalam hitungan hari sudah berapa nyawa meninggal karena narkoba.

Dilansir dari CNN Indonesia, BNN menjelaskan bhwa setiap harinya korban meninggal karena narkoba sudah mencapai 50 orang.

Quote:

Katakan tidak pada narkoba
Pererat hubungan dengan keluarga
Lakukan kegiatan positif dan terus berkarya
Hingga kita terhindar dari bahaya

Kejadian di atas adalah contoh sebagian kecil dari peristiwa memilukan yang menimpa generasi bangsa. Bayangkan jika hal ini terus berlanjut tanpa ada antisipasi dari masyarakat dan pemerintah. Saat masa depan generasi Indonesia hancur dalam hitungan tahun. Tak ubahnya Amerika Serikat yang begitu bebas hingga sex bebas seolah biasa dan wajar disana.

Apa jadinya jika moral generasi penerus kita? Relakah kita melihat kehancuran anak-anak kita?

Saya harap hal semacam itu tak terjadi Gan Sis. Sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi budaya timur. Kita tak boleh larut dalam kemelut calon pejabat pilihan kita. Jadilah orangtua yang baik untuk anak-anak kita. Seyogyanya, mereka adalah titipan ilahi yang harus dijaga dan dididik sepenuh hati.



Jadi Gan Sis, jika anda punya anak-anak kecil, remaja, bahkan yang beranjak dewasa. Perhatikan mereka. Jangan sibuk mengurusi negara jika anda warga biasa dan bukan pejabat seperti saya.

Kenyataannya: Anakmu lebih butuh dirimu. Bukan uangmu.